Friday, October 17, 2025

Kebutuhan dan kepentingan (1)

Kebutuhan dan kepentingan.
Semua orang memiliki kebutuhan dan kepentingannya masing-masing.
Kebutuhan dasar seperti makan, tidur, bergerak, aktifitas rekreasi, social connection, sense of belonging, intimacy, feeling loved, loving others, being respected, recognition, money, self actualization, meaningful relationship, purpose, goal, space for growth, freedom. Dimana saat ada yang tak terpenuhi apalagi jika banyak, maka akan muncul berbagai masalah. Dari masalah emosi, psikologis, mental, perilaku, kesehatan, keuangan, dll.

Menariknya, mungkin tidak semua orang diberi ruang atau diajarkan untuk mengenal dirinya sendiri, mengenal kebutuhannya, dan dibiasakan untuk meet their needs. Terutama jika individu tumbuh di lingkungan yang tidak pernah memenuhi kebutuhannya dan di tuntut untuk memenuhi kebutuhan orang-orang di sekitarnya. Maka akan tertanam dalam alam bawah sadarnya jika dirinya tak penting, kebutuhannya tidak penting, kebutuhan orang lain paling penting dan harus diutamakan. Dan saat dirinya lack of di berbagai area dan tidak ada satupun yang mau memenuhinya (seperti sense of belonging, hal2 yang butuh orang lain) ya akan muncul gangguan emosi, lalu ke pikiran, ke fisik, ke pekerjaan, keuangan, dan ke kehidupan lainnya ikut berantakan. karena love dan sense of belonging kebutuhan dasar manusia sekalipun terhubung dengan Tuhan, ya tetap butuh dari manusia jg. 

Dari setiap kebutuhan yang tak terpenuhi, menghasilakn penderitaan, ketidakbahagian, pengkhianatan, kesulitan hidup, kemiskinan, Hingga akhirnya sadar akan kebutuhannya, belajar untuk memenuhinnya, jikapun dunia luar tak memberikan kebutuhannya, ia belajar untuk memberikan dari dirinya sendiri. Sayangnya, bagaimana diri bisa memberikan sesuatu yang diripun tak pernah merasakan dan tak kenal energy nya? 

Pada akhirnya berserah diri jadi usaha terakhir. Hingga Tuhan membuka jalan, memepertemukan dengan orang-orang yang memenuhi kebutuhannya sata itu. Entah lewat insight, action, maupun support material lainnya dna menghasilkan pengalaman bagaimana kebutuhan terpenuhi. Lambat laun, ia membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan dirinya hingga badannya merekam itu semua dan attract hal-hal yang dibutuhkannya effortlss. Dan itu bukan perjalanan singkat 1-2 tahun, butuh puluhan tahun bahkan lebih. Dan disini power diri muncul. Power untuk percaya dengan dirinya, menghargai dirinya, menciptakan boundaries anatara memberi dan menerima, memperjuangkan diri, mengejar apa yang dibutuhkan, termasuk menyembuhkan self worth - perasaan layak. Self power untuk merubah keadaannya sendiri. Dari yang awalnya tak berdaya, tersisihkan, terabaikan oleh dunia luar, mengabaikan diri sendiri, taken for granted, fokus pad adunia luar, menjadi fokus kedalam diri, bersinar dari gelas yang penuh.