Tuesday, November 26, 2019

26/11/2019

Apa itu namanya keluarga, jika peduli dan baik pilih-pilih?
Pilih -pilih berdasarkan kedekatan, kesamaan nasib, dan kenyamanan?

Apa itu namanya keluarga, jika interaksi jika dirinya sedang butuh bantuan?
dan mendekat jika diri ini sedang berada di puncak?

Apa itunamanya keluarga, jika banyak menghakimi dan mengatur seolah-olah paling tahu yang terbaik?

Apa itu namanya keluarga, jika tak ada support di kala sulit dan penerimaan terhadap diri?

Apa itu namanya keluarga, jika hadir di acara keluarga lain atas dasar tidak enak?

Apa itu namanya keluarga, jika baik atas dasar timbal balik atau karena ada tujuan tertentu?

Apa itu namanya keluarga, jika memberi angpao di hari raya kepada keponakan berdasarkan keadaan finansial orang tuanya seperti santunan fakir miskin? bukan atas dasar sayang dan kasih terhadap keponakannya.

Apa itu namanya keluarga, jika cari aman dengan jaga jarak saat sodaranya sedang bermasalah?

Apa itu namanya keluarga, jika senang membicarakan kekurangan saudaranya lain secara massal dengan keluarga lainnya?

Apa itu namanya keluarga, jika tak ada apresiasi terhadap pencapaian saudara lainnya?

Apa itu namanya keluarga, jika sakit hati terhadap saudaranya yang lain, langsung membuat kubu dan menarik masa untuk ikutan memusuhi?

Apa itu namanya keluarga?
Apakah darah selalu lebih kental daripada air, membuat semua pembenaran terhadap hal-hal yang sudah tidak sehat dan merusak?
Apakah hubungan darah, membuat ikatan untuk terus bersama meski mengerorogoti jiwa diri?

--------------------------

Monday, November 25, 2019

25/11/19

Sebentar lagi 2019 mau selesai.
Terimakasih untuk waktu yang masih bisa dirasakan,
Terimakasih untuk segala ujian yang masih dipercayakan,
Terimakasih untuk segala pembelajaran yang hadir,
Terimakasih untuk segala pertemuan yang terjadi,
Terimakasih untuk segala pertolongan yang datang,
Terimakasih untuk bisa berterimakasih.

Saturday, November 16, 2019

16/11/19

Ku cuma manusia biasa yang punya kekurangan dan berdosa juga. Hanya ingin mengutarakan apa yg ada di pikiran.


Jaman sekarang banyaaak banget yang berhubungan badan (zina) tanpa ikatan pernikahan. Yang penting suka sama suka, selesai. Dan pernikahan hanya sebatas kertas. Bahkan banyak yg bilang “lebih bermoral hidup bersama secara damai tanpa pernikahan daripada hidup bersama dlm pernikahan lalu berpisah”. 



Bahkan salah satu dokter gw pernah bilang “sexual intercourse itu gak perlu nikah. Yg penting suka sama suka. Nikah hanya untuk tertib administrasi”. 



Ya gak salah. Kalau diliat dr sudut pandang mereka ya benar. 



Karena ada pola pikir seperti itu, maka banyak jg orang yg nikah krn ngebet pengen sex. Atau krn banyak orang nikah untuk halal secara sex makanya pola pikir sex tanpa pernikahan itu muncul ya?



In my opinion,
Gatau kenapa di dasar hati terdalam, gw sangat menjauhi zina. Ketemu orang pernah zina aja suka mual (pdhl awalnya blm tau dia suka zina), ada perasaan jijik gt meski cm mild.  Zina memang gak ada urusannya sama moral. Zina haram, sesuatu yg di larang oleh Allah, berarti dampaknya besar. Yang analisa efeknya mungkin gak terjangkau oleh akal manusia. Buat saya, agama diciptakan untuk “mengatur”, dan memberi “petunjuk”. 



Gw lepas jilbab, dosa? Iya. Dosa gak ngikutin aturan agama. Tp gak ada yg berubah sama diri gw selain penutup kepala. Orang ttp respect, gak ada yg macem2. Sampe mikir, respect itu di dapet dr menjaga kesucian bukan sebatas penampilan (in my opinion). Nanti ada aura yg bikin orang respect aja. Sama kaya orang yg blm pernah zina merasa mual di sekitar penzina. Kayaknya secara natural ada reaksi2 seperti itu, gatau kenapa. Coba perhatiin dan rasain sendiri deh...



Tp kalau masturbasi gw setuju. Selama GAK MEMBAYANGKAN/ BERFANTASI APAPUN alias fokus sama badan sendiri semacam garuk tangan krn digigit nyamuk. Masturbasi yg bener2 self love dan explorasi untuk mengenal badan sendiri. Dan dilakukan secara sadar krn diri butuh tp terbatas fisik (gak bs olahraga berat misalnya), jgn krn terstimuli film2 porno (big2 no bgt ini gak bagus buat otak). Gmn ya jelasinnya, intinya masturbasi jg butuh awareness yg baik biar sampe ke titik bukan sekedar carnal desire doang. 


Tuesday, November 12, 2019

12/11/19

Kalau semua orang berbuat baik atas dasar
- tuntutan profesi
- aturan sosial
- tata krama
- takut dosa
- biar dapet pahala
- biar gak dibenci
- biar gak keliatan buruk
- biar image dan reputasinya terjaga
- biar orang balik baik
- biar urusan jd mudah
- dsb

Ku jadi bertanya2, 
Apakah orang baik murni karena hatinya sayang sama makhluk hidup lainnya itu beneran ada?

Giliran ada yg murni baik karena hatinya sayang thdp semua makhluk, hidupnya abis dimanfaatin dan dijadiin keset orang. 

Sunday, November 10, 2019

6/10/19

What Is.

Melihat realita merah sebagai merah, biru sebagai biru, kotak sebagai kotak.

Tidak semua orang baik ingin berteman. Ada yang karena sopan santun, tata krama, basa basi sosial, menjaga hubungan (agar tak punya musuh), adapula karena kepentingan. 

Tidak semua orang cuek jahat. Ada yang karena bertoleransi, ada yang karena sibuk dengan dirinya, ada yang karena sedang punya issue, ada yang memang tak peduli.

Pergi ke sebuah pulau, mengajak teman bertemu, ia menolak. Tak bertanya, tak mau diajak bertemu, menolak kontak, dan tak berusaha bertemu. Ya berarti memang begitu. Tidak ingin bertemu dan mungkin tidak menganggap diri sebagai temannya juga.

Ada yang tau di pula, langsung bertanya lokasi diri dimana, mengunjungi, bersilahturahmi, bahkan menawarkan diri untuk menemani jika masih di sana. Ya berarti menganggap teman, karena usahanya mutual. Sama-sama bertemu, berusaha, dan mengapresiasi.

Untuk sebagian orang, melihat dan menerima realita adalah hal mudah. Untuk sebagian lainnya, mungkin sulit. Terbayang-bayang "what if" dan terjebak ilusi positif pikiran sendiri meski jelas-jelas sudah beracun atau hubungan hanya satu arah (pertemanan/ pekerjaan/romatisme), hanya satu pihak yang berjuang.

Perlu belajar melihat kenyataan sebagaimana nyatanya sesuai fakta. Setelah itu butuh kemampuan menerima realita tersebut dengan netral (mindfulness).

Semenjak yoga dan meditasi, kemampuan melihat dan menerima realita meningkat.
Thank you diri sudah belajar.

16/10/19

Bulan ini, ada yang dipelajari.
Menjadi dewasa adalah ketika diri tak perlu menjelaskan sesuatu, menjustifikasi, berusaha mengontrol orang dan keadaan, dan menerima saat diri disalahpahami.

Orang akan menangkap sesuai kemampuan dan pemahamannya masing-masing. Hal itu bukan tanggung jawab diri untuk membuat orang mengerti sesuai dari apa yang dimaksud dan dari perspektif diri.

Membiarkan orang memiliki ruang berfikirnya sendiri. "Nanti juga ngerti sendiri". Dan saat kebaika ataupun kebenaran disalahpahami, hal yang perlu diingat: kebenaran tetaplah kebenaran sekalipun tak diungkapkan. Kebaikan tetaplah kebaikan yang akan dibalas adil oleh semesta, tak perlu menjelaskan maksud diri.

10/11/19

Banyak masa sulit datang silih berganti, 
Orang yang dianggap dekat, dianggap keluarga, dianggap teman, hilang.
Sulit dalam keadaan sendiri, orang-orang itu hanya ada dikala diri mereka sedang sulit dna butuh orang sebagai pendengar dan tempat sampahnya. Giliran diri lagi super susah melebihi kesulitan-kesulitannya, mereka byebye.

Bukan hidup namanya jika tidak adil, karena semesta adil, Tuhan maha baik.
Ia datangkan orang-orang tak di duga dari arah yang tak disangka-sangka untuk memberikan oencerahana, membantu, bahkan ada yang menemai dalam setiap (sejauh ini) masa sulit. Dan dikala kesulitan itu telah terlewati, orang-orang ini hilang dengan sendirinya, namu tetap ku ingat dalam hati dan mendoakan diam-diam semoga kehidupan mereka selalu diberkati dan dipermudah.


Wednesday, November 6, 2019

6/11/19

20:20
I am so Happy.

Semalem tidur malem jam 11an, terus jam 4 pagi pas subuh bangun, tidur lagi. Bangun jam 8an masih super ngantuk, lemes, tiduran di kasur sampe perut bunyi-bunyi. Akahirnya jam 10 paksain diri keluar kamar dan beli makan (gak go food), biar badan gerak dan kena matahari. Pulang dari makan bubur, minum arcalion (vitamin otak dan biar gak lemes), tetep aja lemes. Tidur seharian, males banget keluar. Banyak yang pengen dikerjain tapi fisik gak mendukung. 

Sore. tiba-tiba tante kosan ketok kamar, ingetin bayar kosan. Sebenernya bayar besok gak apa-apa. Akhirnya abis maghrib maksain diri keluar rumah, belanja buat stock makanan dan ke atm. Udah pilih go car, tiba-tibe feeling gak enak, akhirnya ganti gojeg. Gojeg datang, baru keluar jalan gede langsung macet gak gerak, gataua da apa, macet dari segala arah gak gerak sama sekali tuh mobil-mobil. Disitu aku happy, happy ngikutin insting yang ternyata membawa pada kebaikan (naik gojeg dan gak kena macet lama-lama), happy percaya sama insting sendiri, happy bikin keputusan yang tepat. Terimakasih diri telah belajar untuk kembali percaya pada insting diri sendiri. I am so happy. 

Terus pulang, langsung seger badan, ON gw malem kayaknya nih otak dan fisik. Langsung food preparation dengan bersihin, potong2, masukin wadah dan taro kulkas. Terus beres-beres kamar, makan cemilan lumpia semarang (akhirnya kesampan) yang di beli di supermarket tadi, asin sih ya yaudahlah hehe. Terus sekarang lagi nulis blog. 

Udah mau cerita itu aja. intinya happy percaya sama insting sendiri dan bikin keputusan yang tepat.