Saturday, November 26, 2011

Mental Instan

" Ingin miliki penghasilan 50 jt/perbulan tanpa harus kerja full? Bergabunglah dengan JRENG, bisnis MLM yang akan menguntungkan anda, blabla.... "
" Ingin diterima di PTN bla bla, bergabunglah dengan bimbingan belajar kami yang memiliki metode cepat untuk blabla...."
" Dijual berbagai ijazah pendidikan formal, khusus dan toefl hanya sekian rupiah tanpa perlu test, memiliki no regitrasi yang terdaftar dan blabla..."

Hal diatas merupakan contoh sebagian fasilitas dan peluang yang ditawarkan seiring banyaknya orang bermental instant, saya tidak akan membahas ke-3 hal tersebut. Mental instant adalah orang-orang yang memiliki keinginan dengan pola pikir yang "praktis" dan sikap ingin cepat mendapatkannya, malas akan sebuah proses dan tahapan yang jelas-jelas bisa memberikan banyak pengalaman dan terjauh dari mental instant. Hal-hal tersebut yang dibaca para pembisnis (bahkan dimanfaatkan orang-orang oportunis) berbagai bidang, jasa dan produk untuk mencari uang dengan memanfaatkan sifat-sifat orang bermental instant.

Ada seseorang yang sudah berumur dewasa bercerita tentang pandangan hidupnya, dia beranggapan bahwa jika ia kaya maka orang akan baik dan sayang, ia pun berpikiran bahwa uang itu sangat penting (memang hidup butuh uang, tapi menurut saya, uang bukanlah tujuan/orientasi), sehingga tanpa disadari ia melupakan yang namanya proses dan waktu, ia menjadi pribadi bermental instant yang ingin cepat mendapatkan uang dengan menghalalkan segala cara yang mengakibatkan dia harus menanggung "beban" untuk seumur hidup, kejadian itu terus berulang lagi dan lagi tanpa rasa penyesalan, dia bukannya kaya tapi malah memiskinkan dan menurunkan harkat martabat keluarganya.
Kedua, ada seseorang yang biasa mendapat kehidupan dengan mudah, saat dia mulai berdiri sendiri, ia tidak mau lama-lama susah, banyak yang ia lakukan untuk memenuhi keinginannya, yang berakhir pada segala masalah. Masalah karena ulahnya sendiri yang merembet kepada orang-orang sekitarnya, dan anehnya terus dan terus berlanjut tanpa ada rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan dan memulai sesuatu dari awal, tahap demi tahap dengan kerja keras dan kesabaran.

Hati-hati dengan mental instant ingin cepat kaya, bisa-bisa malah bikin miskin orang-orang disekitar, menghalalkan segala cara bahkan menjadi pribadi yang serakah.

Ada lagi tentang seorang mahasiswa, ia terbiasa mendapatkan hal-hal mudah dalam setiap tahapan hidupnya, pada saat dihadapkan pada permasalahn yang menuntut tanggung jawab penuh, ia santai dan dengan entengnya menyadur karya orang demi cepat selesai, bisa lulus dan tidak mau susah. Maka ia pun di DO, lalu ia membeli ijazah demi untuk pengakuan akan kelulusan bukan sebuah proses dan serapan ilmunya (herannya orang tuanya membolehkannya). Demi bisa cepat bekerja, dan sudah dipastikan mental instant ini akan terulang lagi pada dunia kerjanya, entah apa yang dilakukannya (kkn/menjual diri/suap/korupsi/memalsukan data/"menyingkirkan" rekan/memfitnah/lari dari tanggung jawab). Lagi-lagi bermental instant. Padahal jika ia menyesal, belajar dari kesalahan dan memulai kembali dengan sungguh-sungguh, pasti banyak sekali ilmu dan pengalaman yang bisa didapat dan jauh dari mental instant, menjadi pribadi yang tangguh, kuat, berkomitmen dan jujur.

Mental instant dapat membuat seseorang menjadi mudah tergiur, kurang bertanggung jawab, kurang konsisten, kurang komitmen, terlalu tergesa-gesa, bahkan dampak paling besarnya adalah merugikan orang. Setiap manusia pasti ingin hasil terbaik dan cepat. Semua hal butuh proses, bahkan diri kita sendiri pun berproses, mulai dari makanan dimakan, dikunyah, di hancurkan, diserap hingga dibuang ampasnya. Alam semesta pun mengajarkan tentang proses, binatang - binatang pun berproses dalam setiap fase hidupnya, bahkan mie instant pun perlu proses hingga bisa disantap. 

Just sharing, cmiiw
wuallahualam bishawab

Thursday, November 10, 2011

Brand Lokal

Suatu malam saya terbangun dan iseng browsing-browsing random. Karena kmrn ibu baru saja membeli masker bengkoang, saya pun menjadi penasaran dengan  brand-brand kecantikan lokal. Maka saya googling mustika ratu, tampilan pertama dari web nya menurut saya cukup baik, bahkan tidak norak sama sekali lihat produknya satu persatu, ternyata variantnya product nya banyak, ada beberapa cabang merek seperti untuk puteri untuk remaja, bioskos untuk ibu-ibu, taman sari untuk spa, Traditional Herbal dan lain sebagainya. Salah satu product body care dan decorative nya.

mustika ratu, pict form web

Lalu saya jadi penasaran dengan yang namanya sari ayu, ternyata tidak kalah bagusnya dengan variant product yang banyak pula. Bahkan warna-warna untuk kategory decorativ nya cenderung berani, terang, dan memang itu sebagian "warna" indonesia.

sariayu, pict from web

Saya pribadi lebih suka website dan warna-warna product decorativenya mustika ratu lebih soft. Setelah melihat sekilas, sedikit memperhatikan, brand-brand lokal ini bagus loh, bahkan dia memecah merk produknya ke dalam beberapa segment usia dan kelas. Packaging nya pun bagus, hanya saja ada bberapa produk yang mengunakan material plastik dan kesan plastik nya sangat ketara serta warnanya yang gold yang plastik banget sehingga hal tersebut yang mengesankan "murahan".

Sempat terpikir, 2 produsen ini menambah kualitas dan variannya dalam balutan teknologi yang lebih canggih dengan tetap mengunakan bahan dasar alami yang terkandung di dalam bumi Indonesia dan tetap menampilkan citra warna dan "nyawa" Indonesia, mungkin akan menjadi produk yang justru diminati di Negeri tropis lainnya ketimbang di negeri sendiri. Sayang sekali, banyak wanita Indonesia yang terpikat merk dan produk luar yang secara hasil memberikan yang lebih baik dengan tingkat teknologi dan kuatnya brand image. Justru itulah tantangan untuk pengusaha kosmetik Indonesia, Secara image 2 produsen ini sama-sama kuat. Kalau ditelaah lebih lagi, 2 produsen ini tetap dalam jalurnya mengangkat kekayaan indonesia, menciptakan produk yang sesuai untuk Indonesia (negara tropis).

Beruntunglah kita menjadi orang Indonesia dengan banyaknya perbedaan, sebagai contoh, bnyaknya suku memberikan keanekaragaman dalam budaya dan warna, karena itulah sampai detik ini Indonesia tidak memiliki 'warna' indonesia. Hal tersebut bisa dijadikan jutaan bahkan triliyunan komposisi dan kemungkinan-kemungkinan perpaduan warna lainnya, seru juga kalau suatu saat nanti tiap tahun Indonesia kompak mengangkat trend dr setiap sukunya (1 suku; kebudayaan dan "warnanya"/ tahun) mulai dari make up, fashion, aksesoris dan desain lainnya. Pasti negara-negara lain bakal sirik, haha. 

Wednesday, November 2, 2011

Hallo november, i love u

Hidup ini jalanin aja, yg penting setiap harinya bermanfaat, punya tujuan, target dan batas waktu. Kalau ragu ya tinggalin, kalau yakin ya ambil/terusin, kalau belum dapat ya usaha lebih keras, kalau udah dapet bikin planning dan target baru, kalau udah usaha keras berkali2 gagal anggap aja belum rejekinya/bakal dapet hal yg lebih baik dan tetep bangkit, abaikan kegalauan, kecemasan, ketakutan, keirian, kebencian, karena hal2 tsb cuma ngabisin waktu tanpa arti.

Selama ini saya terlalu serius dan ambisius, bukan berarti kita tak perlu serius dan berambisi, kadang suatu masa disaat saya gagal/tekanan yg sangat besar serta kompleks akan jauh lbh stress, padahal susah senang silih berganti, tdk mungkin susah terus, bahagia terus, kalau begitu mah hidup ga rame bgt, terlalu konstan. Serta saya terlalu berfikir apa kata orang, pdhl apapun yg terjadi sama kita, nobody care ya kecuali ibu kita sendiri.

Disaat saya mulai tenang, berfikir akan hikmah/ilmu dr setiap kejadian yg sy alami maupun org lain, disaat semakin melepaskan rasa ambisius, dan semakin saya berusaha untuk santai (atau ini yg namanya pasrah?), Semakin damai hidup ini, walaupun masalah masih bertengger, kesulitan masih datang tiap waktunya, kesabaran tetap diuji, apa ini ilmu yang ingin Tuhan berikan kepada saya melalui segala macam 2 tahun belakangan ini? benar ternyata selalu ada hikmah untuk yang berfikir. Just calm, stay cool, live it, doing the best for everything. Everything has their own time. Sometimes we have to do is wait, waiting time is not wasting time, u will learn everything if u can get the lesson from everything. what a lovely life.

wuallahualam bishawab