Saturday, October 29, 2016

The Latest Project (End of October)


2. Procces. Built in


1. Designing, Planning.
3. Finnaly. 80%

*All posts and photos in this blog are courtesy of Utie - unless stated otherwise. Please don't use them without permission or without noting its origins on your post.

JFW 2017


Hallo

Ceritanya dateng ke Senayan city dari Bandung dalam rangka mendukung teman yang masuk finalis lomba yang karyanya dipamerkan di catwalk di acara Jakarta Fashion Week 2017. 

ini dia karyanya Metia Ramadhani





Duh, kurus-kurus ya model, gak ngerti mereka makan apa. Sempet merhatiin sesuatu sih, di share di postingan berbeda aja deh hehe. So far So cool.



Pemenangnya cowok dari surabaya. Ini cowok dari lobby (sebelum tau dia siapa) udah kersa banget deh aura-aura "seseorangnya". Jadi pengen kenal, menjalin relasi dan circle mungkin? 


Random ketemu citra ckckc. Awalnya bareng winta, udah keburu pulang duluan.
Ini lupa lagi ngapain ya pas difoto, gesture sama expresinya berasa aneh hahaha


Catatan Kecil #3

Kemarin, pas datang ke acara teman, tiba-tiba ada spirit yang muncul. Oh meeeen... Ini dia rasa yang sempet hilang bertahun-tahun. Sebuah spirit menggebu-gebu nan ambisius yang hadir kembali. 

Rasanya senang sekali melihat teman-teman berjuang pada bidangnya masing-masing, perlahan namun dalam grafik yang terus meningkat. Berjuang menggapai mimpi dan tetap menjaga pertemanan yang saya rasakan semakin dewasa. Entah memang kami yang mulai tenang dan stabil karena menjelang akhir usia 20an. Atau, memang diri kami dan pola pertemanannya yang tumbuh dewasa bersama.

Kalau ditanya,  punya kenalan/ acquanintance berapa? banyak banget.
Kalau ditanya, punya teman berapa? tidak lebih dari dari 5, bahkan hanya 1-2 mungkin. Ada yang sudah teruji 12 tahun dari mulai seragam sekolah, sama-sama berjuang ngejar ambisi masuk PTN terbaik, berjuang untuk lulus, sibuk cari kerja, menemukan jalur masing-masing, hingga akhirnya ia sudah beristri dan memiliki anak. Tak ada yang berbeda, semua terasa sama. Ada pula teman yang dekat tak dekat dahulunya, namun tetap bertahan selama 10 tahun lebih dan menjadi salah satu teman terbaik. Kami memiliki value yang sama, salah satunya karena sama-sama loyal, jujur, dan mandiri. Ada pula beberapa teman yang bertemu tak sengaja beberapa tahun terakhir. Anehnya, seperti ketiban durian runtuh. Menemukan orang-orang yang bisa terkoneksi soul to soul, bisa menerima diri, deep thinking, deep conversation, deep feeling. 

Bagi saya, pertemanan ya seperti ini. Tak harus sering berjumpa, tak harus sering berkomunikasi, namun saling mendukung, saling memahami, saling menerima, saling menularkan ambisi, saling menjaga, saling berjuang mewujudkan mimpinya masing-masing, peduli namun tak ikut campur. Bisa ada dikala down dan senang. Sedikit cerita, pernah mengalami berhasil meraih suatu pencapaian, tapi sendirian, gak ada keluarga dan teman. Itu rasa yang harusnya senang berubah menjadi sedih sekali. Rasa sedihnya sama dengan saat lagi down sendirian. 

I really love my life today. Family, friends, spirit and ambition. 
Api dalam menjalani hidup. 

Sekian catatan kecil di penghujung Oktober tahun 2016 ini. Cheers! :D

Thursday, October 27, 2016

Siang di Kampus

Setiap masuk ke kelas lebih awal dari jam istirahat berakhir, saya sering menemukan banyak mahasiswa tingkat awal yang diam di kelas. Mereka masih mengerjakan tugas dengan mulut mengunyah, ada beberapa yang sedang makan bekalnya. Kadang, hati terenyuh.

Mereka memiliki latar belakang berbeda. Ada yang dari keluarga kaya raya, ada yang menengah. Terlepas dari itu semua, ada spirit orang tuanya, sebuah harapan menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Tak semata-mata untuk dapat bekerja dan berkehidupan jauh lebih baik, namun untuk meningkatkan harga diri anaknya sendiri dengan menjadi orang yang berilmu dan belajar mandiri.

Bagi saya, menjadi pengajar, bukan sebuah pekerjaan untuk menyambung hidup. Dimana saya bekerja secara profesional lalu digaji, dan berulang seperti itu. Di dasar hati terdalam, i really really care about the next generation, about our future (yes, i say our because we are all human who live in the same of universe, aren't we?). Bukan sebatas misi mengajarkan hal teknis dan menyampaikan ilmu, ada misi lain dibalik itu. Misi menciptakan generasi yang jujur (jujur menjadi diri sendiri, jujur dengan passion diri, jujur dengan menjadi baik), disiplin, dan punya kepekaan dan hasrat membangun yg besar terhadap sekitar.

Secara realistis, sulit untuk mengubah sistem pendidikan (jika para pembuat keputusan bukan orang2 peka, cerdas, dan holistik), apalagi goar-goar menghargai seorang pendidik. Kalau mau cari uang, ya jangan jadikan dosen/ pendidik sebagai profesi. Sampai detik ini, gaji sebagai pengajar hanya cukup untuk makan (perumpamaannya). Selebihnya tetap menjadi desainer interior sebagai profesi untuk menafkahi segala kebutuhan diri sendiri. Masalah waktu, ya pintar-pintarnya saja mengatur waktu. Asal tujuannya jelas dan efisien. Jangan sampai ada aturan ke kampus cuma untuk absen tanpa urgensi yang jelas, buang-buang waktu, tenaga, biaya, PP nya (incase aja, di tempat saya ngajar sih gak kaya gitu). Jangan pula sibuk proyekan tapi ninggalin mahasiswa. Ini sih yang harus diperhatikan bagi para pembuat kebijakan. Jika mengikat seseorang, harus diimbangi dengan kesejahteraan sebanding dengan waktu dan dedikasi yang orang tersebut berikan.

Semoga setiap bulir keringat para orang tua untuk anaknya tak sia-sia. Semoga kita, para pendidik tetap memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap penerus bangsa bukan hanya sekedar bekerja. 

Kadang, suka pengen deh membentuk mahasiswa sampai titik dia gak punya pilihan lain selain harus disiplin, bekerja keras, dan independent. Membentuk karakternya. Cuma ya apalah daya terbentur sistem. Sejauh ini dalam pengamatan saya (tidak semuanya sih, hanya pengamatan dari beberapa sample. Sebuah hipotesa), Pendidikan sudah masuk ranah bisnis, income dan outcome diperhitungkan dengan detail. Kalau disekolah swasta tak bisa sekeras seperti di sekolahan negeri. Sekolah negeri favorit sih bisa begitu karena orang yang masuknya sudah sangat tersaring dan digaji oleh pemerintah. Kalau swasta? Keras begitu, mahasiswa bisa pada kabur, parahnya mungkin dituntut.


Saturday, October 15, 2016

Arah Kompas

Kompas, diri sendiri yg pegang
Arahnya, diri sendiri yg atur
Menjaganya untuk selalu positif, kadang butuh bantuan orang/ lingkungan.

Kalau ada istilah "surround yourself with people who have same mission", maka lingkungan dan orang2 disekitar bisa mempengaruhi diri. Sekalipun semua hal yg berhubungan dengan diri berada pada kendali sendiri.

Salah satunya adalah dengan berada di lingkungan positif dengan orang2 yg bisa saling mengarahkan kompas satu sama lain untuk terus positif. Bukan orang-orang yang selalu mematahkan hingga mengalirkan energi negatif. 

Anehnya, gak semua orang mampu dan mau memberikan energi baik dengan mengarahkan kompas orang untuk selalu positif. Ada bahkan banyak yang merusak kompas seseorang. 

Contohnya:
A: gw mau apply beasiswa ke rusia
X: keren bgt. Yuk2 mulai persiapkan. Bisa pasti. Goodluck
Y: ketinggian mimpi lo.

A: mo bikin project blabla
X: menarik. Pasti bs meledak kalo bagus.
Y: gak bakal ada pasarnya itu

A: lg ngurusin ini
X: pasti kelar. Masih ada waktu 2 hari lg.
Y: paling jg gagal udh mepet

Possibility si A ini masih 50:50, tp cara melihat si x dan y berbeda. X melihat dari possibility dan sisi positif yang tetap realistis disesuaikan dengan kenyataan dan kemampuan si A. Y melihat sama besarnya dengan X namun dari arah negatif dan pesimis. X bisa mengarahkan kompas si A untuk selalu positif hingga angka 50 menjadi 100. Y tanpa sadar mematahkan merusak dan membawa kompas si A dari angka 50 menuju nol. 

Ini tergantung orangnya sih... Ada yg butuh support orang, ada yg bodo amat tetep jalan sendiri sesuai diri. Ada kalanya ini bisa berlaku pada banyak orang. Bayangin deh, kalau orang tua, keluarga, pasangan, teman, selalu menarik kompas diri kearah nol dan negatif, lama2 bisa mempengaruhi mu ga? Bisa bikin kamu merasa berguna atau malah rendah diri karena tak pernah diapresiasi dan sering direndahlan dipatahkan sebelum semua halnya dimulai sudah di bom energi negatif. Kalau sebaliknya, ada keluarga, teman, dan pasangan yg senang mengarahkan kompas terus positif, apa yg kamu rasakan? Senang? Percaya diri? Bersemangat? Semakin bekerja keras? Menyelesaikan dengan baik dan terus naik dan nakk grafik hidupnya.

Jd lingkungan mempengaruhi? Its depends on you. Kalau mempengaruhi, jadilah selektif siapa saja yg bs mendukung arah kompas untuk selalu positif. Kalau lingkungan tak dapat mempengaruhi mu, ya woles2 aja gak perlu selektif milih circle dan tempat dll nya. 

Thursday, October 13, 2016

What are you doing?

haiii apa kabar semua? lama bingits deh gak update blog~

sering banget dapet pertanyaan, 
"lo ngapain sekarang?"
"kerjakah?"
"lo dmn skrg?"

yang kalo secara logika, apa pentingnya orang bertanya hal yang tak menambah kebermanfaatan apapun. mereka ga tiba2 ngasih proyek, gak tiba2 jalin silahturahmi, gak tiba2 mendoakan (mungkin), intinya aneh aja pertanyaan kepo yang gak jelas tujuannya. hahaha. Sebenernya paling gak suka kegiatan, aktivitas, kerjaan, purpose, goal diketahui orang lain. Lebih seneng diem-diem dan ngerjain sendiri tanpa sorotan. Ya sekarang mau update deh. ini yg dilakukan tahun ini dan bbrp foto kemarin hingga barusan. Jadi, lo ngapain aja selama ini?

1. Belajar. i really love learn to learn. mulai dari belajar jahit, belajar piano (iya, belajar piano diumur segini hehe, kapan2 deh nanti di share video nya), belajar tentang human behaviour melalu observasi, memahami semesta melalui observasi dan perenungan, belajar untuk belajar, semua hal dipelajari. gatau karena haus pemahaman atau punya tingkat curiousity yang tinggi alias banyak kepo tentang ini itu. ini nih yang akhirnya gak ada detik terlewat tanpa mengobservasi dan berfikir.

2. Ngajar jadi dosen luar biasa (bukan asdos dan bukan dosen tetap). Ngajar di universitas swasta (sbenernya udah dari jaman kuliah s2 sih, bahkan awal2 kuliah s2 sempet jd asdos di almamater sendiri setahun).

hasil mahasiswa. foto kemarin. seneng banget deh saat anak didik bisa menyelesaikan dengan baik dan mencerna setiap proses asistensi yeay. ini matakuliah nirmana dwimatra, salah satu matkul yang diajar semester ini.

3. Proyekan interior, freelance. ya, sendiri. tahun ini ngerjain beberapa dan masih dalam ranah residensial dan commercial place. sekarang ada satu proyek kafe yang lagi di bangun di bandung dan satu proyek residential di jakarta timur masih dalam tahap perancangan.

foto diambil hari ini tadi sore menjelang magrib pulang ngajar dari kampus. on going project.

4. Nulis buku. jadi ada beberapa yang lagi ditulis dan gak selesei. ujung2nya yang mau diterbitin malah yg iseng gak sengaja gitu, draftnya udah selesei, tinggal urusan teknis ini itu, inshaallah desember (kalau gak ada hambatan) launching. doakan lancar ya

beberapa tulisan yang gak selesei-selesei, alhasil ada satu folder yang udah jadi draft naskah mulai masuk ke editor. doakan ya. ini folder pribadi yang di screenshoot barusan.

5. Self improvement (baca buku, perbaiki ini itu, bertransformasi), dan hura-hura. hahaha. kalau dari luar terlihat pendiam dan pemalu, kalau ngomong terlihat serius, aslinya seneng main, hura-hura, hidup nomaden, pergi kesana sini, ketemu orang-orang, ngobrol. traveling terakhir ke eropa bulan april lalu. eh ke jogja deng 3 bulan (sampe dikira pindah kesana).

foto kemarin malam. hura-hura sepulang kerjadan berganti baju. mereka anak couchsurfing bandung, saya bukan haha.
 kalau temen deket dan teman diskusi, jarang ketemu tapi tetap dihati hahaha.

6. ngurusin kawinan adek. dua bersoadara, saya anak pertama perempuan, adik laki2 tapi dia duluan nikah. bukan perkara dilangkahinnya, tapi sedih aja bakal super kesepian soalnya cuma dua bersodara, kebayang ga sih pas nanti nikahan, ayah ibu adik di pelaminan, gw sendirian celingak celinguk dari akad sampe selesei resepsi. ada sodara tp mereka kan gak stay seharian, paling cuma bentar, mana dari sd sampe kuliah (selain sma) gw satu sekolahan ma adek, makin ngenes aja dah "kasian ya kakanya". sedih banget bayanginnya aja suka sedih sendiri. meski dari luar keliatan fine, but in deep my heart, i feel so deep emotionally. sapa sih orang tua yang rela anak perempuan satu2nya dilangkahin adik laki2 satu2nya? yang ada, malah gw yg disuruh cepet2 nikah dan dikasihani orang2. yaelah. kalau ada yang mau nemenin gw selama adek nikah, 7 januari di jakarta timur. boleh loh. 

Gallery photo hp, isinya persiapan pernikahan adek. Seneng aja sih ngurus2 ginian.

Jadi sehari-hari, lo ngapain?
jam 7 malem - 3 subuh adalah jam kerja gw. karena hanya bisa produktif malem. ngerjain tulisan, ngerjain kerjaan interior.
jam 5 pagi - 10 pagi tidur.
jam 10 pagi - 12 siang leyeh-leyeh.
siang - sore ketemu orang, urus2 kerjaan yang haru keluar rumah dan ketemu orang.
dan berlanjut terus. kecuali kalo ngajar, pasti malemnya tidur, karena paginya ahrus udah ke kampus sampe sore. weekend ngapain? sama aja kerja kalo lagi ada kerjaan, main/ leyeh2/ baca buku/ belajar ini itu kalo lagi luang.

Kenapa sering dirumah?
karena kerja sendiri, kantornya adalah kamar. kecuali pas ngajar ya harus ke kampus atau ngecek proyek dan ketemu klien. sisanya ngerjain di kamar, mulai dr nulis sampe kerjaan interior. keluar kalo ada urusan sama orang aja. 

Kenapa sih gak kerja kantoran?
karena gw bisa mati sekejap kalo kerja kantoran. Kalau mau bunuh gw, gampang bgt. Jebak aja di rutinitas dengan kerjaan detail. sehari udah bisa berhasil bikin gw gilak dan die. thats why, lebih suka pola kerja dinamis. jadi dosen, tetep bisa ngerjain proyek interior dan personal project. yang penting mah produktif. berutinitas belum tentu produktif loh. bahkan sampe tenaga udah abis seharian pun, tiap malem jam ngantuk, otak masih tetep produktif mikir ini itu dan beberapa di share di fb deh jadinya biar otak rada kosong dan bisa tidur.

Yang dikerjain banyak banget. emang kelar? bisa multitasking?
nah ini gw jg gak paham sama hasrat banyak mau. cuma hidup emang adil kali ya. dibalik sifat banyak mau dengan ide ini itu, diseimbangkan dengan kemampuan menjaga semua hal tetep on fire dalam waktu bersamaan. gw juga heran kenapa bisa gt. berasa mengebu-gebu kaya gak ada tenang dan jedanya. kalau masalah kelar sih kelar. planning itu wajib bagi gw,  meski makan waktu bertahun. dan meralisasikan hukumnya fardhu ain alias super wajib. inshaallah semua kelar pada waktunya.
Doakan :D

Bandung, 13 Okt 2016, 22:07