Wednesday, September 15, 2021

14/9/21

Ada keluarga jauh datang hanya untuk silahturahmi.
Mereka jual barang atau pinjam uang untuk membeli bensi, hanya untuk datang silahturahmi.
Mereka menggorbankan agenda pribadinya, hanya untuk datang silaturahmu.
Mereka meninggalkan anaknya yang sedang sakit untuk menemui keluarganya.

Namun apa yang di dapat?
Tak ada jamuan, tak ada tempat tinggal, tak ada tanya kabar, tak ada suka cita.
Hanya diisi gosip, ngomongin orang lain, nyinyir, info-info tak penting, bahkan omongan basa basi yang ternyata menyakitkan atau malah memperburuk keadaan orang yang sedang tidak baik-baik saja.

Seberapa sering, diri menyadari saat ada yang silahturahmi, malah di rusak oleh sikap dan perkataan yang dapat menyinggung dan menyakiti? Dikala yang datang silahturahmi sudah sangat berusaha semaksimal mungkin penuh perjuangan hanya untuk datang ke suatu acara tersebut?

Tuesday, September 7, 2021

7/9/21

"kalo di Indonesia, om tante suka ngomongin, tapi kalo kita ada masalah, mereka bantu".
"kalo di amerika, gak ada yang ngusik, tapi kalo susah ya gak ada yang bantu"

Realitanya:
Ngomongin iya, ikut campur iya, pas lagi susah pada kabur pura-pura gak tau apa2.
Mungkin di lingkungan ini, orang merasa tau apa yang terbaik untuk orang lain, tau apa yang dibutuhkan orang lain, tau ngurusin orang lain, tau semuanya. Selah-olah cara pandang, cara hidupnya adalah yang terbaik. Seolah-olah anak muda pasti selalu membutuhkan nasihat dimana orang tua merasa paling berpengalaman, bijaksana, dan tau semuanya. Lagi-lagi tentang hirarki.

Anak gak nurut di cap sebagai anak nakal. Lalu diperlakukan kasar, penuh labeling negatif, bahkan cacian. Bahkan mereka pun tak bisa membedakan mana anak melawan karena tidak sopan, nakal, gak suka otoritas, kebutuhannya tidak terpenuhi alias bentuk komunikasi, lagi struggle sama emosinya sendiri butuh bantuan, neurotic nya bermasalah, ada inherited emotion yang nempel, kurang kasih sayang, lagi cari perhatian, atau sedang overwhelmed karena saking sensitifinya. Apa orang tua atau orang pada umumnya bisa membedakan dan notice anak berlaku yang dianggap nakal itu karena apa?

Lagi-lagi kegoblokan, ignorant, dan stupidity mendominasi. Orang malas untuk melihat the real motivasi, observasi, bellajar, dan mencari tau kenapanya, apanya, dan bagaimana. Pada akhirnya semua dinilai dan diperlakukan sama. Berakhir misstreatment. Alih-alih mendidik agar lebih baik malah merusak jiwa raga anak jangka panjang. 

Apa bedanya manusia dan binatang kalau tidak mau berfikir lebih, belajar, dan mencari tau?

Monday, September 6, 2021

Peduli

Orang tua yang sayang sama anak dan melakukan hal terbaik untuk anaknya pun masih bisa menyakiti dengan sengaja. Apalagi orang lain.

Hal itu menjadi salah satu alasan, kenapa kita perlu baik sama diri sendiri.

Saat semua orang hanya peduli dengan dirinya sendiri, dengan circle intinya masing-masing, dan saat diri terbuang dari kumpulan, menjadi single fighter, tak ada yang peduli, maka hanya diri sendiri yang mampu peduli terhadap diri sendiri.