Showing posts with label feeling. Show all posts
Showing posts with label feeling. Show all posts

Thursday, August 15, 2019

15/8/19

Lahir dari lingkungan beragama tp judgmental penuh dogma. Benar salah, dosa pahala, semuanya jadi hitam putih. Sibuk beribadah untuk bekal di akhirat tp males explorasi ilmu, nambah wawasan, dan mengembangkan diri. Hasilnya? 

Ya banyak yg sakit jiwa tp pada gak sadar.
Pola asuh yg ngaco,
Lingkungan yg toxic,
Awareness yg rendah,
Ilmu yg minim,
Wawasan yg sempit.

Ujung2nya malah bikin keadaan makin parah dan orang sekitar makin rusak.

Buat apalah jilbab diributin tp masih suka gosip ngomongin orang sampe orangnya depresi.

Buat apalah tiap shalat ke mesjid, kalau tiap hari abis banyak rokok yg asapnya ngerusak paru2 manusia sekitarnya.

Buat apalah silahturahmi kalau hanya formalitas tanpa kehadiran hati yg utuh.

Buat apalah doa doa kalau hanya sebagai pelarian dari kemalasan menyelesaikan masalah. 

Buat apalah mengaji tiap hari, kalau tak ada ilmu yang membuat diri semakin bijaksana.

Buat apalah nasehat jika empati melihat keadaan orang pun tidak ada, jika melihat masalah pun tidak bisa. 

Buat apa agama, jika hanya membuat diri semakin egois? 

Buat apa agama, jika membuat diri semakin menutup mata dari segala ilmu pengetahuan dan informasi lain?

Buat apa agama, jika hati tidak terbuka dan sayang terhadap sesama?

Buat apa agama, jika hubungan sesama manusia tak baik? 

Bukankah agama itu aturan yg mempermudah manusia hidup di dunia dan petunjuk untuk mendapati pahala sebagai bekal di akhirat? 

Tapi kok banyak orang beragama di sekitar yang tidak mencerminkan kebaikan agamanya. Baik hanya pada orang yg baik thdp dirinya. Baik jika ada perlu. Baik krn mengharap pahala bukan krn sayang thdp makhluk. Ditambah kebodohan yang tak pernah dihilangkan, menghasilkan anak keturunan penuh gangguan jiwa atas pola asuh dan lingkungan. Lalu saat kambuh, pelariannya ke agama. Gak ada usaha untuk merenung, menganalisa, belajar, lalu berubah. Hmmm.

Dan saat bisa ngeliat semua bullshit itu, malah bikin frustasi. 

Orang mati, gatau dirinya mati, yg ngerasain sedih ya orang yg masih hidup. Sama kaya orang bodoh, gak sadar dirinya bodoh, yg kena dampak kebodohannya banyak. 



Saturday, July 6, 2019

Rumah

Rumah, tempat berlindung.
Rumah, tempat rasa aman ada.
Rumah, tempat merasa nyaman.
Rumah, tempat diri merasa diterima.
Rumah, tempat kembali saat diri hancur.
Rumah, tempat cinta ada dan hadir.

Sayangnya, tidak semua orang memiliki rumah.
Tak merasa dipahami, disalahpahami, bahkan disalahkan.
Tak mendapati keamanan, bahkan kecemasan dan tekanan.
Tak diterima sebagaimaan diri aslinya, bahkan penuh penilaian dan tuntutan.
Tak dicintai tulus, semua cinta datang bersyarat.

Sayangnya, setiap manusia membutuhkan rumah dalam dunia ini.
Sayangnya, rumah yang dicari tak pernah ditemukan.
Sayangnya, kita terus hidup berumur panjang.

Pada akhirnya, kita perlu menyadari realita hidup di dunia yang penuh ilusi.
Pada akhirnya, kita perlu menguatkan diri untuk terus mampu bertahan.
Pada akhirnya, hanya diri sendiri yang mampu memenuhi itu semua.

Membuat rumah untuk diri sendiri.
self love, self compassion.
i love you dear myself.
kamu aman, kamu dicintai, kamu diterima sebagaimana dirimu, kamu adalah tempat ternyaman dan aman untuk dirimu.
terimakasih telah berjuang selama ini, terimakasih untuk bertahan selama ini, terimakasih untuk terus merawat diri.

Sad

Dari kemarin rasanya sedih banget.
Sedih dan Kecewa.

Berasa anak kecil yang udah ngebayangin disneyland, nunggu berbulan-bulan penuh excitement, tiba2 batal.
Berasa seorang kasih yang menunggu kekasihnya bertahun-tahun taunya ditinggal pergi begitu saja.
Berasa seseorang naif yang dengan mudah percaya dan memberikan sepenuh jiwanya kepada orang yang peduli dengan dirinya pun tidak.

Kadang percaya sama orang yang cuma manfaatin.
Kadang mengorbankan diri, mendahulukan orang yang hanya menjadikan diri keset.
Kadang berjuang untuk orang yang peduli pun tidak.
Kadang mengangap orang sebagai keluarga, dikala ia hanya melihat diri sebagai kenalan.
Kadang mempertahankan dan memperjuangkan sesuatu hanya satu arah.

Dan sampe sekarang masih sedih.
i feel so deep sadness inside.

Friday, May 20, 2016

Pernah ngeh nggak?

Pernah ngeh ngak? saat cerita achievement, mungkin lawan bicara sedang berada dlm fase terendahnya tp dia menutup rapat-rapat dirinya dan tetap merespon dengan antusias.

Pernah ngeh ngak? saat cerita kemajuan finansial, mungkin lawan bicara sedang dalam keadaan pas-pasan gak tau besok makan apa atau bahkan sedang terlilit hutang, tp dia simpan dalam-dalam kekhawatiran dirinya dan terus mendengarkan sambil merespon bahagia.

Pernah ngeh ngak? saat cerita masalah cinta sepele, mungkin lawan bicara sedang patah hati hancur karena gagal nikah di h-3 nya tp dia menutup kesedihannya dgn sabar mendengarkan sambil berempati.

Pernah ngeh ngak? saat cerita masalah hidup, mungkin lawan bicara punya masalah yang jauh luar biasa ratusan kali lipat tp dia menahan diri membandingkan masalahnya dan tetap sabar mendengarkan dengan respon supportif.

Pernah ngeh ngak? saat cerita panjang lebar untuk hal remeh, sebenarnya lawan bicara sedang berada dalam deadline penting, hanya saja ia meluangkan waktunya untuk mengisi kesepianmu.
Pernah ngeh ngak?

Mungkin lawan bicara hanya sebatas pengisi kebutuhanmu yang tak pernah kamu pedulikan secara tulus waktu, perasaan, pengorbanannya. Ia pun sama memiliki masalah bahkan jauh lebih besar, hanya saja hatinya lebih lapang untuk mendahulukan kebahagian orang lain, memendam masalahnya sendiri, dan memendam egonya untuk acuh sambil berkata "masalah lo cuma gt doang, masalah gw lbh gede".


Pernah ngeh ngak?

Wednesday, May 11, 2016

Aku

Aku berjalan tak tentu arah
berjuang sesuai hasrat diri
mengikuti hati yang bias oleh nafsu

Aku diam tak bergeming
menatap dalam diri bercermin
bertanya tentang semua hal

Aku berfikir dalam tawa
bergelut dalam pikiran kelut
memendam semua rasa

Aku berlari berlinang tangis
mengurai linu hati
berdoa dalam hening


Sleman, 11 Mei 2016

Kalian

Mungkin aku bukan orang yang akan selalu mendukung dan mengiyakan semua perkataan dan perbuatan kalian.

Mungkin aku bukan orang yang akan selalu tunduk dalam aturan kalian. Aku seorang pembangkang yang tak terhalang untuk terus mencari kebenaran. bukan karena sok benar, justru karena merasa banyak yang salah. salah dengan diri, salah dengan kalian, salah dengan society rule.

Mungkin aku tak bermanis sopan didepan kalian, tapi aku tak pernah menipu sedikitpun dibelakang kalian.

Mungkin aku bertengkar dengan segala situasi dan manusia, termasuk kalian.

Mungkin kalian hampir gila dengan perjuangan kebebasanku yang tak bisa diikat maupun dikontrol.
Aku tak akan lantang bilang sayang, tapi aku akan selalu menjadi benteng pertama saat kalian kenapa-napa.

Salam hangat untuk keluarga dari sini.

Friday, April 15, 2016

Last Day #Eurotrip


suasanan pemandangan dari dalam pesawat.
dokumen pribadi. photo taken by me.




setelah 16jam duduk di pesawat + 4 jam transit, menuju timur. (udh gajelas waktu terang gelapnya).
--------------------------------------------

Hal paling sulit adalah saat perpisahan. rasanya susah banget nahan air mata jatoh. sambil nunggu bagasi, sengaja nyari dan datengin mereka satu persatu untuk salim say goodbye "salim salim dulu skrg ah tante", "ih nanti aja, abis dpt koper, kita kumpul dlu ya". daaaaaan saat semua dapet koper bersiap pulang, salaman rasanya berat, apalagi kalo ada yg ngajak peluk cipika cipiki, duuuh langsung sedih nangis, udh ditahan2 buat gak liat mata mrk biar ga sedih, eh gagal jg. bareng orang2 seumuran orang tua bahkan lbh tua, emang beda rasanya. ada kedewasaan dan kedamaian tersendiri yg blm pernah sy rasakan saat bareng ma org2 hampir seumuran. Ada ibu2 yg slama trip nyebelin krn teknis bgt berubah jd tante2 penuh sayang; ada bapak2 yg super jeli merhatiin semua hal dan becanda mulu, nepuk2 pundak pas saya salim, rasanya sedih; ada ibu2 yg super sosialita dan entertainment bgt dan bbrp kali nge bully sy tp supercare, duh pas pelukan ga sengaja liat matanya ternyata berkaca2 jg.

Eurotrip menjadi traveling pertama lintas benua 4 musim, dan menjadi pengalaman pertama pula melakukan perjalana journey bareng dengan orang2 berumur 55-60 tahun suami istri, ada byk pasangan (berasa terjebak dalam kelompok yg berisi orang2 sedang bulan madu diusia senja). saya satu2nya bocah diantara mereka. pengalaman belasan hari bersama mereka tampak biasa awalnya. saya hanya diam, kalem, dan diam2 mengamati. mengamati cara perilaku, cara bersikap, cara berkomunikasi, interaksi mrk, kebijaksanaan mrk, cara mrk membuat suatu jarak, cara mereka bertata krama, cara mereka care, cara mrk mengontrol diri, cara mereka berbaur, perspektif mrk, proses berfikir mrk, cara berpakaian, cara makan, cara manajemen keuangan selama trip, interest mrk, sampe hal sesepele makanan yg diambil pertamakali oleh masing2 mrk. 

Mereka sudah banyak yg pensiun dgn kekayaan intelektual yg terus aktif berfikir, harta berlimpah yg digunakan untuk menikmati masa tua dengan traveling keliling dunia, anak2nya sudah mandiri dan menikah, dan mrk ttp stylish. sempet merhatiin diluar per personal, yaitu per pasangan. ini agak kocak. ada yg istrinya gesit lincah, suaminya lelet. ada yg istrinya cerewet ketawa2 mulu, suaminya pendiem tp sekalinya ngomong lawak bgt haha. ada yg istrinya introvert bgt, suaminya super extrovert. ada yg istrinya cuek, suaminya super taking care. macem2 jenisnya, dan semuanya bener2 sweet deh~ cara interaksi mereka thdp pasangan pun menarik, ada yg cuek aja masing2, suaminya dmn, istrinya dmn. ada yg posesif hrs bareng2 sampe ga bs pisah tempat duduk ckckck, ada yg biasa aja jalan berdampingan.

Nyatanya, bareng mereka sungguh pengalaman luar biasa excited dgn segala kebijaksanaan, kekayaan pengalaman, dan down to earth nya. Baik-baik semua orang2 ini, feeling blessed met them in the mysterious destiny through traveling. bikin belajar, membuka, merasakan, dan berfikir ttg byk hal. thanks. 

ya semua hal punya siklus. kita bertemu dalam keterasingan, tanpa rencana, tanpa ruang untuk memilih, tanpa kenal, tanpa tau. bersama dalam suatu waktu, menghasilkan sebuah moment yang baru disadari saat perpisahan, euforia bahagia dan sedih menjadi satu, haru. perlahan akan kembali ke dlm rutinitas masing2, dalam hati diam2 berdecak "semoga bs bertemu kembali dengan semuanya, entah kapan dmn". gak nge save kontak siapapun, tp yakin kalo jodoh ga kmn, biarkan semesta bekerja dalam ruangnya. Dan agak nyesel, knp siklus saya diem merhatiin terlalu lama, jd GA sempet berekspresi bebas.

 

Friday, March 18, 2016

Mata

ada yang bilang, mata adalah jendela hati. semua terpancar dari mata. 

berkomunikasi dua arah dengan eye contact sangat menyenangkan, mereduksi kesalahan tujuan/maksud informasi yg disampaikan dalam komunikasi; merasakan koneksi komunikasi yang sama-sama berada dalam level pemahaman yang sama; membangun trusting.

Hanya saja, melihat mata orang kadang menyakitkan. dikala saat melihat mata, langsung kerasa semua yang dirasakan pemilik mata itu. kesedihannya, kesakitannya, keterpurukannya, masalahnya, hingga aib nya pun terbaca. "enak dong bs baca org dr sekali liat mata?", enaknya ga gampang ditipu (meski tau ditipu, tp ada lah toleransi sejauh apa mau ditipunya), bs liat potensi orang tp honestly, jawabannya adalah "nggak". being hyper sensitive and too deep empathy bikin nyiksa diri sendiri sebenernya. karena sakitnya org, kerasa bgt dan bisa bikin sakit diri se diri jg cm dr liat mata. strangers sekalipun.

Dalam urusan kerjaan dengan orang-orang baru, selain bahas proyek, secara spontan otomatis dialam bawah sadar menganalisa semua hal yg ada dlm diri lawan bicara (maafkan aku gak maksud menelanjangi/ ikut mencampuri orang lain. tp biasanya sih diem aja dan diem2 mendata yg bs dikeluarin tiba2 kalo udh meledak). ada yg emang fokus sebatas kerjaan (ga jahat, ga baik), ada yg org nya sangat positif, ada yg meremehkan, ada yg menyepelekan, ada yg berniat licik, ada yg ga enakan, dll semuanya kerasa bgt. dan gak enak. kadang, jd susah untuk memutuskan sesuatu jadinya. disisi lain kadang ga dpt untung tp kasian ma org; ada partner molor, trs kasian krn dia lg ada sesuatu, alhasil smua kerjaannya jd ditanggung diri sendiri semua krn ttp hrs sesuai jadwal. sampe ada tmn bilang "semua orang juga kasian tie, tp gak perlu semua lo kasihani, yg ada malah diri lo sendiri yg abis. krn ga semua org jg mengasihani". - Bi

Mata gak pernah bohong ataupun membohongi. sifat, karakter, masa lalu, potensi, maksud tujuan, perasaan, keadaan saat ini, harapan, ketakutan, masalah seseorang sangat bisa terlihat dari mata. Pernah nangis sejam dimobil gara2 di pertigaan gak sengaja liat mata pak ogah, cm sekian detik trs sedih, semua dlm dirinya kerasa meski dr luar tampak tough. lama2 agak males ketemu dan eye contact ma orang kalo ga penting2 amat. krn energy dirinya jd ke absorb dgn sendirinya. masalahnya pertemuan dgn orang-orang itu ga bs dikontrol, bakal ktemu org penuh energy chi apa negatif, ketemu orang penuh cinta apa perhitungan, ketemy orang spiritual apa duniawi, dll. jd cara satu2nya adalah membentengi diri sendiri dengan pura2 cuek, "memanipulasi" perasaan.

inti kesimpulan sementara ttg mata ini adalah: You can "lie" yourself, manipulating people sometimes, but you never lie your eye how to act, because it connected with your truly soul (mind, heart).

*wuallahualambishawab