Friday, December 19, 2014

Jiwa

Air jatuh berirama membasahi setiap pohon, tanah, dan bus yang saya tumpangi. Bus yang entah akan membawa saya kemana, bertemu dengan siapa, belajar apa, dan apa- apa lainnya. 2 jam menerawang kegelapan bias cahaya lewat jendela dengan segudang pertanyaan. Bus pun berhenti di sebuah tempat, tempat training 4 hari, training yang saya pun tak tahu ngapain dan tak tahu kenapa bisa ikut. Seseorang berbicara dengan suara memecah gemericik air hujan deras, memberitakan tentang pembagian kamar. saya pun dengan spontan ikut saja rombongan entah siapa, masuk ke kamar paling pojok, sebuah ruangan dengan 10 kasur, 5 kasur diatas, 5 kasur dibawah dengan 10 orang yang asing. Saya memilih kasur di bawah tanpa memilih-milih sebelah siapa.

Kami bersepuluh meski sekamar, dalam kesehariannya hanya berinteraksi saat malam, selepas acara selesai, dari jam 10 malam hingga jam 1-2 pagi, kemudian tidur lalu bangun jam 5 subuh bersiap-siap untuk kegiatan yang diawali dengan mandi air dingin di lembang musim hujan. Ada teman sekamar yang posisi kasurnya disebelah kasur saya, dia menjadi orang pertama yang saya liat saat bangun dan saya liat menjelang tidur, selama 3 malam, ada momen dimana kita bertatapan lalu ketawa, ketawa untuk hal yang belum kita komunikasikan namun sama-sama dipahami. Ya mungkin itu namanya chemistry dan satu frekuensi. 

Seiring berjalannya waktu, di malam terakhir, saya menyadari kalau orang-orang yang ada dikamar ini, 9 orang ini cerminan diri saya sendiri. si A yang rusuh, si B yang hahahihi, si C yang kritis dan mempertanyakan eksistensi Tuhan, si D yg sedikit seombong, si E yang pemalu, si F yang berantakan, dan yang lainnya. Malam terakhir itu menjadi puncak perbincangan diskusi, bukan diskusi tentang training hari itu, melainkan diskusi tentang apa yang dirasakan, dipikirkan, beban masa lalu, harapan masa depan, dan saya mengungkapkan apa yang saya rasakan pada penghuni kamar ini, tentang kesamaan frekuensi, satu pemikiran. Teman sebelah kasur saya tiba-tiba ngomong "Tuhan mempertemukan orang sesuai kelompok roh nya, jadi kita ini diciptakan dalam kelompok-kelompok, yang sejenis akan dipertemukan". Definisi satu frekuensi versi dia. Cuma 3 malem, gatau kenapa sayang sama 9 orang ini, meski interaksi kita hanya dikala malam. 

Sebulan berlalu, komunikasi tidak se-intens sebelumnya dikarenakan kesibukan masing masing di kota masing-masing. Saya pun iseng stalking dan bacain tumblr dan blog satu satu hahaha... lalu terkejut. Ternyata bukan satu frekuensi saat itu saja, bahkan si ini si itu ternyata satu pola pikir, satu visi, cita-cita yang serupa, selain perilaku yang seperti cermin, pola pikir, perspektifnya pun setipe Meski dengan background yang berbeda (ada psikolog, guru, ekonom, entertainer, anak informatika, manajemen, dari jawa, sumatera dan makssar).  Teringat perkataan Tan Malaka bahwa air berkumpul dengan air, minyak berkumpul dengan minyak, setiap orang berkumpul dengan jenis dan wataknya. sama seperti salah satu hadist yang saya temukan tentang jiwa, "Jiwa-Jiwa itu ibarat prajurit-prajurit yang dibariskan. yang saling mengenal diantara mereka akan saling melembut dan menyatu. Yang saling tidak mengenal diantara mereka akan saling berbeda dan berpisah" (H.R.Bukhari). Dari situ saya menyadari dan berfikir tentang orang-orang yang datang dan pergi, tentang orang-orang yang bisa ditoleransi dan tidak, tentang pertemuan-pertemuan yang bikin bersyukur, tentang baiknya Tuhan yang selalu memberi teman disetiap perjalanan hidup, tentang ketentraman, kasih sayang, tentang kekuatan,  tentang kesendirian, tentang banyak hal.

Tuesday, December 2, 2014

Gentong

Tadi pagi sebelum memulai aktivitas, saya lari di sabuga sendirian, ternyata pagi itu banyak opah-opah, dan ada sekelompok opah-opah yang jadi lari bersebelahan dengan saya. Terus mereka ngobrol (bukan nguping cm kedengeran hehe) ada satu obrolan yang bikin saya mikir:

"maneh teh dikasih berkat ku Tuhan aya takaranna, ibaratna gentong maneh geus penuh, lamun teu aya nu dikaluarkeun, nya teu aya deui anu bisa katampi masuk ka gentong...."
translate:
"kamu itu dikasih berkat/ anugrah dari Tuhan ada takarannya, ibaratnya gentong kamu udah penuh, kalo gak ada yang dikeluarin, ya gak ada lagi yg bisa keterima/masuk ke gentong itu...."

Saya jadi mikir dan punya pemahaman: ya segala berkah yg udah dikasih Tuhan emang harus ada yang dikeluarin, dalam bentuk waktu untuk berbagi, kasih sayang, kepedulian, ilmu yg disalurkan, rejeki yg di-infaq-kan, dll. Biar "gentong" kita ini selalu punya ruang untuk terisi dan gak luber tanpa manfaat. Karena isinya selalu kita bagikan ke orang lain jadi gentongnya gak penuh-penuh dan bisa diisi  lagi bahkan terisi dengan yang baru pula.

02/12/2014
00:25

Saturday, November 29, 2014

Serpihan Takdir

Telepon berdering memberi kabar sesuatu yang tak pernah kubayangkan, kupikirkan, kusiapkan, apalagi kuperjuangkan. Aku hanya diam menolak hal itu. Namun takdir berkata lain, 2 minggu kemudian aku sudah berada di sebuah pesawat besar dalam perjalanan belasan jam, diam sepanjang jalan ingin pulang dengan hati yang entahlah aku pun tak tahu. Sampai di sebuah bandara penuh dengan segala ras manusia dari seluruh penjuru dunia. Aku masih terdiam, mempersiapkan apa yang harus dilakukan, mengambil niat, lalu masuk bus terisak nangis sepanjang jalan mengingat dosa-dosa dengan segala ketakutan. Bus sampai di tempat yang dirindukan banyak orang. sebuah tempat dengan kotak hitam di tengahnya yang tak henti-henti nya dikelilingi ribuan bahkan jutaan sambil memanjatkan doa. aku berada diantara mereka, memanjatkan doa terdalam dan air mata pun menetes entah bagaimana. 

Doa, ya sebuah harapan, sesuatu terdalam dalam diri tentang banyak hal untuk dunia, akhirat, untuk diri sendiri, keluarga, dan banyak orang. 2,5 tahun berlalu tak terasa, menengok ke belakang untuk menambah syukur atas semua yang telah terjadi, di lalui, dan di dapat saat ini. Aku menyadari sesuatu, bahwa satu persatu doa terkabul, salah satu nya ini, ya ini, tentang pertemuan dengan orang-orang sefrekuensi yang mengampar untuk maju, yang menyangi, yang peduli, dengan segala banyak bonus lainnya yang Maha-Segalanya berikan. 

29/11/2014
23:06

Thursday, November 20, 2014

Sejajar

Hujan turun membasahi setiap pucuk daun yang berderet rapi sepanjang jalan ditopang oleh batang masing-masing, diliputi langit gelap seiring naiknya bulan. Sebuah atap ber-dinding transparant dengan kursi kayu tanpa sandaran menjadi tempat saya dan dia bertukar rasa dan pikiran. ada sebuah dialog yang muncul, tentang nilai, diri, sejajar.

u: lo tuh kuat tau sebenernya, keren banget malahan.
p: tapi gw anaknya gak suka show off
u: iya gw juga, lebih baik dibilang bodoh/buruk tp tau segala hal/baik, daripada dibilang pintar/baik tapi biasa aja.
p: nah itu dia, kita gak boleh kaya gitu. gimana caranya orang bisa ngasih kesempatan untuk kita membuktikan diri kalau mereka pun menilai kita rendah? gimana caranya kita bisa membuktikan diri kita kuat/pinter/keren/baik kalau kita gak punya kesempatan untuk menampilkan?
u: iya ya... gw jadi belajar deh, ibarat sebuah angka 0-10. gw selalu menampilkan diri dengan nilai 4 padahal nilai asli gw 9, misalnya. gw lebih seneng orang menilai rendah padahal aslinya gw keren. Berarti harusnya kalau nilai kita 8 ya kita harusnya bisa ngebuktiin kita itu 8 dan orang tau kita 8 ya?
p: iya. kita harus belajar menghargai diri sendiri dan membuktikan nilai asli kita ke orang lain, biar yg dilihat dan aslinya punya nilai yang sejajar.

-------------------------------------------------------------
Setiap orang punya masa lalu yang membentuk dirinya, bagaimana ia menghargai diri sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain. Entah itu terbentuk dari banyaknya cacian terhadap dirinya, cap buruk yang menempel didirinya dari orang lain, menjadi kambing hitam untuk segala hal, pencapaian yang tak pernah di apresiasi apalagi di hargai, yang menjadikannya rendah diri dan tak percaya diri, ataupun, pujian yang terlalu berlebih yang menjadikannya terlalu angkuh dan percaya diri.

Kadang menenggok ke atas, memandang tinggi orang lain dan memandang rendah diri sendiri sungguh sangat menyesakan diri. Begitupun sebaliknya memandang kebawah, memandang bahwa diri lebih baik dan lebih tinggi dari orang lain sunguh bikin pegal. Apapun yang terjadi dulu biarlah ia menjadi miliknya masa lalu. Sekarang, berdirilah sejajar dalam memandang diri sendiri sesuai porsinya dan memandang orang lain.

Tuesday, November 18, 2014

Peran Seorang Ayah (1)

Asal ibu nya baik, anaknya pasti baik. Pemahaman saya itu ternyata salah. Dari hasil diskusi dengan oknum B seorang psikolog yg punya empati besar, semalem, ternyata peran seorang ayah sangat besar dalam membentuk anak, bahkan hingga 80%. Pembentukan anak bukan hanya pada masa golden age saja, melainkan dimulai dari fase pembuahan, kualitas sperma (baik/kurang, tua/bagus, dll) yang mempengaruhi kecerdasan, fisik, mental, dan kalau laki2nya pengguna zat apa gt (lupa), itu mempengaruhi emosional anaknya kelak. Terus dalam masa kehamilan, kurangnya kasih sayang, perhatian, dan adanya kesedihan istrinya, menghasilkan anak yang sangat sensitif. Belum lagi saat masa kanak2, ada 4 fase menurut Freud seorang pakar psikoanalisis, Jika fase phallic (ttg genital) terlewat, anak bisa mengalami oedipus complex. Belum lagi pertengakaran rumah tangga, perilaku kasar fisik yang diterima seorang anak, kata-kata yang bisa jatuh sangat dalam di dalam diri anak yang mempengaruhi keadaan psikis nya hingga entah kapan. Kalau yg ini contohnya sudah banyak. Seperti remaja yang tega membunuh sekeluarga.

Oknum B pernah melakukan penelitian tentang seorang remaja 15 tahun yang tega membunuh tanpa rasa bersalah. Ia dihamili pacarnya, lalu disuruh aborsi. Ia merampok dan membunuh pemilik uang tersebut dengan membunuh menggunakan gunting. Lalu uangnya belum cukup, alhasil ke dukun beranak, sang jabang bayi dikeluarkan paksa menggunakan batang daun singkong, entah seberapa besar rasa sakitnya, hingga pendarahan dan rahimnya harus di angkat. dan ia tidak merasa bersalah dan sedih sama sekali, biasa aja. Setelah ditelusuri, ternyata hal tersbut merupakan hasil dari perilaku di keluarganya yang sering berantem dan ini itu.

Dari hasil diskusi kami semalam, saya belajar dan menyadari betapa pentingnya peran seorang ayah dan betapa besarnya dampak keluarga terhadap seorang anak. Bukan hanya masalah agama, finansial, pendidikan, ada hal2 psikis yang terlewat untuk di perhatikan. buat si X dipukul itu hal yg besok akan lupa, namun hatinya yg sensitif membut ia gampang tersakiti dan bisa berbekas bertahun2 mempengaruhi perilakunya jadi rendah diri. Beda lagi dengan si Y buat dia kata2 hanya sebuah kata-kata yang lewat, namun saat dia mengalami kekerasan fisik, dampaknya hingga 20 tahun kemudian masih terasa. Saya baru sadar ternyata seorang ayah lah yang memiliki peran sangat besar dalam pembentukan seorang anak.

Thursday, November 6, 2014

JAGA

Dalam sebuah perjalanan, terpikirkan sesuatu:

Kita cukup menjaga diri kita sendiri, 
maka Tuhan akan menjaga diri Jodoh kita. 
.selesai.

Sebagai seseorang yang pernah jadian namun tak pernah pacaran, gak kontak fisik dan berduaan  bersama pacar. Gak pernah dan gak mau aja. Tapi pernah kontak fisik sama teman lawan jenis saat naik gunung, pernah tidur sebelahan rame-rame tanpa melihat jenis kelamin dalam satu tenda, pernah pergi berdua bareng lawan jenis untuk survey material dan ke proyek. Lho kok gitu? Kenapa? Ya, karena kalau sama seseorang lawan jenis yang kita punya perasaan pasti rasanya bakal beda sama lawan jenis, teman, yang gak punya perasaan apa2. Saya menghindari hal-hal kontak fisik, berduaan bareng pacar, dan sejenisnya untuk menjaga diri dari hal-hal yang mungkin bisa berkembang menjadi hal yang kurang baik, kalo sama temen yang sama-sama gak punya "rasa" mah ya bodo amat, lagian kalo bareng ma temen lawan jenis itu karena ada suatu tujuan atau urusan. kelar.

Berdasarkan hal tersebut, saya punya prinsip dalam setiap melakukan perjalanan.
1. gak akan mau pergi sama orang yang saya punya rasa.
2. gak akan mau pergi sama orang yang punya rasa ke saya.
3. gak akan mau pergi sama orang, dimana saya dan dia berpotensi untuk timbul "rasa".
Jadi, orang-orang yang saya (pilih) melakukan perjalanan bareng, tandanya bukan orang yang disuka dan tidak berpotensi saling suka.

Singkatnya, saya melakukan perjalana sekian hari bersama teman dan ternyata cuma berdua (krn tmn sy gak jd ikut, sodaranya dia jg gak jd pergi), beda jenis kelamin. Karena teman ini udah masuk ke 3 point prinsip saya diatas, maka biasa aja, cuma dia nya aja yang lebay berjarak, sangat kaku dan berhasil membuat saya sangat tidak nyaman secara psikis. Di perjalanan itu, saya banyak belajar bagaimana beradaptasi dengan model orang kaya gitu, menjaga emosi, dan meng-enjoy-kan diri sendiri. Dari banyak kejadian yang saya anggap aneh bahkan "tai bgt sih nih orang", ada hal yang disadari, saya, seperti dijelaskan pada paragraf pertama, termasuk orang yang berusaha menjaga diri, ternyata ma Tuhan dikasih partner nge-trip yang menjaga diri juga, jadi saling menjaga diri sendiri. makanya munculah pemikiran, gak usah takut, santai aja sama siapa jodoh kita, saat kita menjaga diri sendiri, maka di tempat lain, jodoh kita lagi di jaga sama Tuhan. Dengan ia berada di lingkungan yang baik, dipertemukan dengan orang-orang baik, dsb. Intinya sih itu, ya mungkin terlalu abstrak kalau dijelaskan dalam sebuah tulisan singkat. 

Thursday, October 23, 2014

Nikah

Parade pernikahan pun dimulai, sebisa mungkin saya menghadiri pernikahan-pernikahan jika diundang, meskipun datang sendirian. Satu persatu teman yang terlihat single tiba-tiba bertemu jodohnya dan menikah. Ada rasa haru disetiap acara akad dan resepsi, apalagi kalau tau sejarah cinta mempelainya, bener-bener bikin merinding deh sama kuasa Tuhan yang bisa tiba-tiba mempertemukan jodoh, memberikan rasa dan keyakinan diantara keduanya, dan banyak lagi keajaiban yang bikin air di mata ini jatuh. Okey, mungkin ini terdengar lebay, namun itu yang bener-bener saya rasakan :p

Karena sering ke nikahan sendirian dan orang-orang seumuran saya sudah banyak yang menikah, sering juga ditanyai kapan nikah ma keluarga, bahkan lebay nya bokap agak drama pas saya pulang ke rumah (luar kota) sendirian,  bokap: "sama siapa teh?" dengan mata berbinar, padahal jelas-jelas saya keluar dari bangku sopir sendirian -___-". Terus om yang menanyakan sesuatu yang berujung pada obrolan "jadi teteh kapan?", dan banyak lagi moment-moment serta obrolan-obrolan kaya gitu yang bikin ngakak hahaha.... ya, memang untuk sebagian orang obrolan pernikahan adalah hal sensitif, tapi untuk saya its not a big deal.

Hal-hal diatas bikin saya pengen nikah, sering banget bilang nikah-nikah, sampe gatau kenapa banyak orang yang jadi sering memperkenalkan saya dengan temannya, sampe adik saya pun ikut-ikutan, huft. Sejujurnya, di hati terdalam, jangankan untuk nikah, untuk membangun sebuah hubungan yang dalam pun, saya mempunyai ketakutan yang luar biasa besarnya. Entah kapan waktunya, karena sekarang pun gaka da yang deket dan gak ada yang ditaksir, yang pasti saya bakal nikah sama orang yang tepat yang bisa menghilangkan segala ketakutan saya dan yakin, di waktu yang tepat :D

Monday, October 20, 2014

Kamu

ada rasa yang kita pendam dalam-dalam,
kita simpan rapat-rapat,
kita panjatkan doa diam-diam.
Sebuah rahasia dengan sang pencipta,
yaitu tentang kamu.

Sunday, October 12, 2014

TIPS PACKING



KACAMATA
- Kacamata cadangan
- kacamata renang minus

SKINCARE
- Susu pembersih, buat bersihin sunblock/ kalo lagi ga nemu air
- pelembab muka
- sunblcok
- lipbalm
- body butter
- sisir
- parfume
- bedak badan, kalo ga sempet mandi, abis pake tissue basah, taburin bedak deh.
- Kapas

ALAT ELETRONIK
- chargeran hp
- power bank + charge nya
- kamera + charge nya
- earphone
- hairdryer mini,
  kalo abis keramas keringin dulu sebelum pake jilbab biar gak pusing

ALAT MANDI
- Sabun
- Odol dan Sikat gigi
- Shampoo sachet
- Sabun cuci muka
- Deodorant

OBAT-OBATAN
- Tolak Angin
- Kayu Putih
- Footspray buat kaki pegel
- Conterpain
- Obat tetes mata
- Cotton bud
- Hansaplast
- Vitamin (ester C dan Enervon C), Antimo, Obat Tidur, Sangobion, Procold, Parasetamol, FG Troches, Obat batuk sachet.

Friday, October 3, 2014

Tertangkap dan Ditangkap

Ada hal yang orang lain tangkap dari kita tanpa sadar. Ada hal yang kita tangkap dari orang lain tanpa disadarinya. dan hal-hal itu menjadi cermin agar kita lebih berhati-hati, karena tidak tahu akan menjadi hal baik atau buruk, hal ringan atau dalam.

Suatu hari di atas kapal di tengah laut.
u: kykny enak bgt celana nya (celana ringan, waterproof, anti bacterial, mahal pasti)
s: lha bukannya lo pny? gw kan beli ini terinspirasi ma lo.
u: yg mana? gw ga pernah pny celana ky gt...
s: itu loh yg suka lo pake kalo trip, yg warna coklat
u: ooooh.... itu mah celana biasa.

Sepulang trip bersama teman lama.
r: jalan sama lo bikin gw pgn sekolah lg. jd nabung buat itu. fix.
u: (dalem hati: lha kok bs, pdhl slama trip kita ga pernah ngobrol), knp?
r: buat investasi diri, ngerti ga?
u: ya, paham.

Di sebuah pulau, sekasur sama temen yg super terawat. pulang2 dr trip, gw langsung mulai peduli untuk merawat diri dan memang memerlukan biaya ekstra ternyata.

Dalam 3 kejadian di atas (sebagai subjek dan objek), hal-hal yang tertangkap/ menjadi inspirasi buat orang lain masih dalam koridor "ringan" dan positif. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk hal negatif yang ditangkap tanpa kita sadari dampak jangka panjangnya, jadi perlu hati-hati dalam segala hal, karena kita gak pernah tau apa yang kita perbuat/ omongan/ kebiasaan/ barang2/ pola pikir / dsb  menjadi stimuli bagi orang lain untuk berbuat sesuatu atau tertanam dalam pikiran hatinya.  Karena kita tidak pernah tau apa yang ada di pikiran dan hati orang lain. 

Monday, September 22, 2014

relationship's observation

Banyak cerita relationship yang di dengar, tentang si A diselingkuhi, si B yang terlalu mendominasi, si C yang sangat egois, si E yang super brengsek, si G yang ditipu, si H yang dimanfaatkan, si J melakukan kekerasan fisik, dan cerita lainnya dari yang "sepele" sampe yang naudzubillah minzalik. Hal-hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh kaum pria, melainkan kaum wanita juga. Mungkin karena selama ini, saya dikelilingi orang-orang baik, cerita kaya gitu suka bikin kaget, ga abis pikir.

Dari cerita-cerita relationship mereka tersebut yang berujung putus/cerai. Saya jadi berfikir, kalau kita bakal dapet pasangan dengan kualitas yang sama, yang sebanding, dan pantas. Jadi kalo masih dapet yang "aneh2", ada dua kemungkinan, pertama tanda kalau kita belum sampe tujuan (pasangan sebenarnya), masih diperjalanan, kedua tanda kalau kualitas diri kita secara keseluruhan masih sama aja kaya pasangan kita saat itu, jadi perlu perbaikan diri.

Wednesday, September 17, 2014

Hardrock Fm Bandung :D



Jadi ceritanya H+3 lebaran idul fitri 2014, saya melakukan trip random Bandung - Bangkok - Siem Reap, Cambodia - Ho Chi Minh City, Vietnam - Phomn Penh - Bangkok - Jakarta. Perjalanan ke Indochina tersebut sebenernya rada nyiksa, karena gak ada temen sharing. hahaha.... Alhamdulillahnya, Selepas pulang, ada temen nawarin wawancara di hardrock fm untuk 4 minggu, dan ta daaaa.... jd tercurah juga deh hasrat sharing dan cerita yang terbendung selama 9 hari, lewat radio pula, terimakasih atas kesempatannya :D

Cerita lengkapnya, per- negara, kalo mood bakal saya tulis di blog ini hehe, mulai dari persiapan yang random, segala ke-implusif-an, tempat2 okey, tips n trick, segala rasa yang muncul, dan banyak lagiiii, see ya!


Si tosca teman seperjalanan :p

Wednesday, September 3, 2014

Lucky.

Barusan sepulang wawancara dari radio, saya masuk kamar teman kosan, ternyata dia lagi beres2.
dia: "duh tiii, gw pengen deh buang2 make up gw yang gak ada label halal nya”
sy : "knp emang?”
dia: "soalnya gw mikir, kita gak makan babi, kita gak minum alkohol, tapi pake make up non halal, apa bedanya ti?
sy : "knp emang?
dia: "gw pernah baca tentang kandungan make up, suka ada turunan-turunan dr babi gt, lipstik merah aja itu ada kandungan turunan dari serangga, nah itu aja kan gak boleh”.
sy : ......... (jreng2 jadi mikir).


Kemarin janjian ketemu ma temen,
kita kenal di stasiun pas mau ke acara waisak 2013, temenan deh ampe sekarang.
Ketemu, makan bareng, ngobrol, nonton. ternyata jadwal nontonnya bentrok sama shalat magrib, alhasil kita shalat dulu dan membiarkan film mulai duluan. Pas shalat, saya menyadari sesuatu, saya shalat masih pake mukena, sedangkan dia sudah bisa langsung shalat dengan pakaiannya, rok dengan jilbab menjuntai menutupi dada hingga pinggang. dalem hati "setahun yg lalu nih orang masih sama aja kayak saya, masih pake celana jeans, masih pake jilbab segi empat ataupun pashmina biasa, sekarang?? dia bener2 make hijab dgn benar." dan saya pun jd tersadarkan.


Pernah suatu malam ketika di sleeping bus lintas negara, dimana kegiatan di bus adalah tidur dan bus penuh. alhasil sebangku ma temen muslim lawan jenis.
dia: "aneh ga sih?”
sy : "sebangku? nggak. klo ngetrip jg biasa begini kan”
dia: "tapi sebelah lo cewek kan?
sy :"ya tergantung, kadang cewek kadang cowok, gw sih gak mikir apa2, tidur ya tidur aja.
dia: "kalo sebelah lo bule?
sy : "siapapun, selama gak ganggu dengan bau, ngorok dan melewati batas teritori, ya gw sih bodo amat."
seketika saya ngerasa orang sebelah saya super freak, nanya dan ngerasa kaya gitu di public transportation, apalagi selama perjalan belasan jam gak ada ngobrol2nya itu super nyiksa. Pas dipikir-pikir, justru dia tipe yang menghargai, menghormati perempuan, apalagi perempuan berjilbab. Soalnya dari pengalaman, biasanya travelers itu seru, terbuka, suka sharing dan open minded. Saking open minded nya, (seringnya) tingkat toleransi ma cewek berjilbabnya kurang.


Pernah nge-trip ke negara tetangga, saya sebagai outsider dari sebuah kelompok (blm saling kenal). Kita berprinsip "pergi sepagi mungkin, pulang semalam mungkin", alhasil kita pergi pagi, pulang subuh, tidur hanya sekian jam. Tapi selama perjalanan tersebut, semua orang di kelompok ini sangat inget shalat banget2. Lagi diatas, bela2in turun kebawah buat shalat dzuhur by foot (effort bgt ini). jam 3 subuh berenti di rest area (kita lintas negara sebelahnya lagi pake mobil), krn blm sempet shalat isya sebelumnya. Nyampe apartment langsung shalat subuh, sblm tumbang tidur kecapean. 


-----------------------------------------------------

Berasa beruntung deh ketemu mereka- mereka yang bikin mikir untuk jadi lebih baik dan bikin inget ma Tuhan. Thank’s. 

Friday, August 22, 2014

Selamat

Ada seorang teman, laki-laki, saya ketemu teman ini pertama kali pas naik gunung, baru sekali ketemu (dan blm pernah ketemu lg sampe skrg). Orangnya satu frekuensi dan tipe single happy yg belum mikir nikah, masih main sana sini. 

2.5 bulan kemudian dia mengabari akan menikah. sontak saya kaget, "hah?? nikah ma siapa? kok bisa? ketemu dmn? gimana ceritanya? bukannya kmrn2 lo masih hahahihi gt2 ya?" segala pertanyaan gak percaya nan kepo berlontaran.

Ceritanya, suatu hari ada seorang perempuan (yg sblmnya pernah ketemu) datang ke bali dalam rangka tugas kantor, teman saya yang sudah 2 tahun tinggal di bali dan bekerja sbg wiraswasta ini blm pernah ke pantai kuta, tiba2 main ke pantai tersebut. Lalu bertemu lah mereka, ngobrol.

tmn: "gw ga nyari pacar, gw nyari istri"
ce: "gw jg ga nyari pacar"
tmn: "nikah yuk"
ce: "yuk"
selesai.

saya sempat bertanya "yakin lo?", dia jawab: "gw jg gatau ti". 2 bulan kemudian si tmn ngasih undangan pernikahannya. dalem hati bergumam "kaya ftv tp nyata. mau lah kaya gini jg haha... jodoh emang jorok, gak disangka2 datengnya, gak disangka2 sama siapanya".

Selamat nikah, Yo.
----------------------------------

* ketemu orang2 random tanpa sengaja yang ternyata satu frekuensi, lalu mendapati berbagai cerita dari mereka yg bikin inget betapa besarnya kuasa tuhan mempertemukan orang satu dengan lainnya, menumbuhkan rasa (pertemanan/ kekeluargaan/ dll), buat saya itu salah satu yg sangat disyukuri. 

Happy Jumat Mubarak!

Saturday, August 9, 2014

Naluri Aurat

Aurat perempuan dalam salah satu agama menjadi sebuah aturan yang perlu dipatuhi, bukan untuk membatasi, justru melindungi perempuan tersebut.

Pengalaman saya yang sangat belum bener dalam menutup aurat, menutup aurat disaat traveling benar-benar memberikan rasa aman, orang lain tidak akan melirik karena tertarik fisik, gak menarik soalnya; kita akan diperlakukan sebagaimana kita memperlakukan diri sendiri maksudnya tidak akan dipegang maupun didekati sembarangan. thats why i love to be muslim :p

Dalam sebuah perjalanan bis malam dengan tipe "sleeping bus", bersama bule-bule dengan beberapa orang asia yang kulit paha dan dada bertebaran terlihat jelas. Ada bule pake tanktop belahan rendah pada saat tidur menghadap samping ke arah sirkulasi jalan, dimana belahan dadanya terlihat sekali, tiba-tiba ia menutup nya dengan selimut.

Lalu ada sepasang pasangan asia (kursi didepan saya) saat perempuannya tidur dengan posisi ngangkang, laki-laki disebelahnya dengan spontan langsung menutupi daerah pangkal paha temannya dengan selimut (maaf kalau bahasanya vulgar). Ada pula 2 org disebelah, saat tmn perempuannya tidur dengan paha terbuka sebatas pangkal, orang sebelahnya langsung menutupi paha temannya dengan selimut. 

Hal- hal tersebut membuat saya berfikir, apakah ternyata aurat itu sudah tertanam secara naluriah dalam diri setiap manusia, baik dari rasa malu, sudut pandang bilogis, maupun budaya ya?

Bahkan dalam keadaan bis yang super panas dimana 2 pria bule di kurai belakang melepas baju, sebagian perempuan bule melepas celana panjangnya dan beralih ke hot pants, tetapi gak ada satupun yang benar-benar membuka sampai batas pakaian dalam. 

secara tidak langsung, hal tersebut membuktikan bahwa naluri aurat berada dalam alam bawah sadar sebagai rasa malu, dan hasil sbuah norma budaya.

5 august 2014. perjalan bus malam ho chi min city - phonm penh. 

Wednesday, July 23, 2014

Malam 25 Ramadhan

"Tuhan aja bisa ngasih mukjizat ke Nabi, apalagi cuma ngasih kelulusan ke kamu."

kalimat salah seorang tmn diskusi tesis saya kemarin malam. ok, it is so logic.

Tuesday, July 22, 2014

Mencintai

aku mencintai kebebasan
layaknya mereka mencintai keteraturan.

aku mencintai kejutan
layaknya mereka mencintai kepastian.

aku mencintai perjalanan
layaknya mereka mencintai pekerjaan.

aku mencintai pencarian
layaknya mereka mencintai penemuan.

aku mencintai makna
layaknya mereka mencintai materi.

aku mencintai keramaian
layaknya mereka mencintai kesendirian.

aku mencintai rasa
layaknya mereka mencintai rupiah.


Bandung, 01.01 am

Friday, July 18, 2014

"Buktikan"

"makanya buktiin"
"kita harus ngebuktiin"
"buktiin"

setiap denger kata itu, selalu muncul pertanyaan: "kenapa harus ngebuktiin hidup kita ke orang lain?". kadang sedih deh ma segala komentar orang ini itu, toh mereka pun gak akan mau tau dan peduli tentang apa yang kita alami, kesusahan, kesedihan, kesepian, segala proses, kerja keras, passion, kebahagian, tujuan, kekhawatiran, segala ketakutan, dan harapan.

"bukan tanggung jawab lo buat ngebuktiin ke orang. Idup idup lo sndiri, they just judge, you re the one who know the truth. Bagaimana lo menghargai kehidupan, itu tanggung jawab lo sama tuhan. Orang lain? Bukan urusan..

Yaa.. orang cuma bisa berpendapat ti.. kemakan stereotipe, gak penting di debat juga, itu dikepala mereka doang, dan kita gk perlu orang2 ky gituu" - respon seorang teman diskusi.

yup! thanks, Y!

Tuesday, July 15, 2014

23.35

sepasang mata yang lelah akan hidup
tubuh yang bekerja keras untuk hidup
sepasang mata penuh harap
tubuh yang semakin renta.

50 tahun sudah menjejaki terjalnya kehidupan dunia.
50 tahun sudah segala kerja keras berpeluh.
50 tahun sudah harapan akan hari esok tentang orang-orang tercinta terpendam dalam hati yang pelan-pelan diungkapkan dalam lirihnya suara, dalam sela-sela doa.

saya, 24+, seorang bocah yang masih sibuk berdamai dengan masa lalu dan berusaha berambisi mengejar segala cita.
ya, (masih) sibuk dengan diri sendiri.

segala doa untukmu, ibu
segala kasih untukmu, ibu
segala kebaikan untukmu, ibu
segala doa untukmu, ayah.

semoga segala yg kami lakukan menjadi amal baik yang tak putus-putus untuk kalian karena telah mendidik kami dengan baik.

Saturday, June 28, 2014

LAKI - LAKI


FISIK

Suatu hari mendengar obrolan teman tentang si A menikah dengan si B, dimana sebelumnya si A berpacaran dengan si C yang putus dikarenakan si C merasa ga nyambung ma si A secara pikiran.

Malamnya saya ngobrol dengan si D (cowok), tmn nge trip, via line.
saya: "kok bisa ya orang gak nyambung secara pikiran dikala mereka udah pacaran?"
si D: "ya berarti ketertarikan awal mereka dari fisik ti."

Setiap orang beda-beda ya, ada yg ketertarikan awalnya dari fisik, status sosial, harta, agamanya, perilakunya, pikirannya, dll. (sharing) Kalo saya pribadi lebih milih orang sefrekuensi yg bisa membangun ikatan pikiran (satu visi, pny perspektif yg luas dr banyak sisi, tektok pikirannya enak, cerdas). Karena apa? karena sikap, apa yg dilakukannya, apa yg diyakini, dan keputusan2 ke depan kan di pengaruhi oleh cara pandang dan pola pikir. Dan sefrekuensi krn menghasilkan kenyaman sehingga saling menjadi diri sendiri. Kalo itu udah dapet, yaudah, selesai pencarian.

------------------------------------------------
TERLALU PUTIH

Suatu ketika tmn (cowok) jaman sma dan sekampus yg merantau di kalimantan ke bandung dan bertemulah kita yang mengobrol tentang ini itu, sampai ke topik:
saya: kok si X blm pny pacar ya, pdhl cantik, pinter, agamanya jg bagus meski ga berjilbab (ya jilbab bukan ukuran memang) dan secara finansial kerjaannya okey.
teman: dia ga mau ma gw sih dulu hahaha... dia terlalu cantik, terlalu putih. dia pake pemutih ya perasaan dulu ga seputih itu?
saya: meeeh -______-" (dalem hati: lg2 yg dibahas masalah fisik, boys).

------------------------------------------------
IYA

Suatu waktu mendapati kabar si O (pria yg selalu minta dicariin cewek berjilbab yg ini itu) berpacaran dengan si P (perempuan masa kini dengan pakaian tanpa lengan, cantik, langsing).

saya bertanya dengan si Z (pria muda soleh yg menjaga diri dgn baik).
saya: cowok itu gampang tertarik fisik cewek ya?
si Z: se-shaleh2 nya pria, pasti iya...

------------------------------------------------
BERAT BADAN

tengah malem, tmn cowok nge wa:
H: tinggi lo brp ti? berat badan lo berapa?
U: jawab
H: itu di index masa tubuh, lo kelebihan dikit ti. bukan gw ngolok2 lo gendut tp klo kelebihan kan ga enak gerak.
U: -_____-" kelebihannya kan dikit dan gw msh nyaman2 aja ngapa2in meski badan ga kaya model catwalk~

------------------------------------------------
BUAH & LAPAR

Jam 2 pagi.

saya: laper bgt deh
dia: makan tii, ntr sakit
saya: delivery apa ya?
dia: buah! kan udh malem

saya: laper
adik: tahan aja, nanti jg ga laper.

*entah krn saya tidurnya emang malem jd laper atau laper krn stress byk kerjaan, tapi kedua laki-laki itu ngejawab seperti itu. yg satu nyuruh makan biar ga sakit tp ttp menjaga berat badan dgn nyuruh makan buah, kalo adik lbh ke arah mind power, meski alasan kedua org tersebut sama: biar ga gendut.

------------------------------------------------
BIKINI

saat liburan ke pantai
E: pada pake bikini doong~

------------------------------------------------

Inti dari bbrp obrolan dengan (teman, adik) laki- laki (dari yg rada brengsek ampe yg soleh), ternyata.... laki-laki emang makhluk visual ya. 

FYI, kerasa banget deh kalo traveling pake baju tak menarik, tidur pake mukena, tak ada yg tertarik justru malah bikin diri sendiri ngerasa secure - aman. Soalnya entah karena saya sensitif / suudzon, pernah bbrp kali menangkap pandangan laki-laki terhadap wanita yg menarik (badan bagus, modis, dandan, pakaian terbuka) seolah - olah sedang "menelanjangi". serem.

Wednesday, June 25, 2014

I think God Can Explain - Splender



I think God Can Explain - Splender

Gara-gara kemaren pas perjalanan pulang ke kosan, denger lagu ini di radio, suka! Jadi di puter terus dari semalem ampe seharian ini, ada kali pulhan kali atau ratusan. haha :))

Wednesday, June 18, 2014

Teman yang Shaleh

Suatu hari, saya melihat postingan adik di media sosial bahwa dia habis berziarah ke makan temannya yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Ada rasa "iri" meletup di dada, bergumam dalam hati "apakah selepas saya meninggal, adakah teman yg mendoakan bahkan berziarah ke kuburan saya setiap tahunnya?", lalu muncul pertanyaan lain: "apakah saat ini, semasa saya hidup, adakah temang yg mendoakan selepas ia solat ataupun dikala malam?"

Saya pun teringat seorang sahabat semasa sma, entahlah bagaimana ceritanya kami menjadi teman, dia tidak pernah mengajak, tapi dari dirinya saya terinspirasi dan terbiasa untuk shalat dhuha di jam istirahat pertama (jd saya sekolah dr jam 7pagi- 4sore, jd istirahatnya 2 kali), shalat dzuhur tepat waktu, shalat ashar selepas sekolah, saling mengingatkan untuk tahajud hampir tiap hari, puasa senin kamis, ya SMA, masa dimana jiwa tergenggam dalam damai, masa dimana ibadah menjadi sebuah kebutuhan layaknya air dikala haus. Dia pun sering mengingatkan saat saya sedang berbuat/ bersikap kurang baik dengan cara yang tak sedikit pun menyingung apalagi membuat kesal dan saling menutup aib (bagaimanapun manusia tidak luput dari dosa dan keburukan, hanya kadarnya saja yang berbeda). Meski sudah tak pernah bertemu dan komunikasi dikarenakan kesibukan dia sebagai ibu dan istri yang tinggal jauh, dan entah saya dianggap sahabat/ hanya sekedar teman biasa, dia tetap sahabat yang saya doakan, semoga kita bertemu di surga-Nya ya... aamiin.

Saya rindu, kesederhanaan dalam segala hal, percakapan yang dalam, kepedulian yang tulus, pertemanan yang terus dijaga meski jarak waktu yang jauh, rasa sayang satu sama lain karena Allah, dan sama2 berjalan mengharap surga-Nya. 

Jaman sekarang, saya tidak tahu bisa menemukan teman seperti itu dimana. kadang lelah dengan perubahan jaman yang semakin self-oriented dan individu, care dibilang kepo, baik malah dimanfaatin, orang2 dekat cuma krn butuh dan melihat potensi diri kita yang bisa menguntungkannya, mengingatkan dibilang sok bener, me-warning malah di suudzonin, berusaha menjalin hubungan yang dalam malah terus dibentengin, jujur malah dijauhi, kepekaan sosial dan empati yang semakin menurun. "gw ga peduli kalo ga ada urusannya ma gw", kalimat yang terlontar dr seorang teman kantor semasa kerja di ibu kota, dikala saya cerita ttg ada orang keserempet bajay sampe jatoh, kasian, dlm perjalanan saya ke kantor.

Ya, semakin tua, semakin banyak lingkungan sosial yang disingahi, semakin banyak orang yang ditemui, (anehnya) semakin sedikit teman yang kita miliki, atau justru tak ada satupun yang sebenar-benarnya teman? entanlah.

Malam ini, dikala hendak tidur, ada beberapa nama yang terbesit dalam doa, dan malah jadi teringat banyak hal. Saya rindu, rindu akan kehausan dalam menjalani ibadah, rindu menjalin hubungan yang dalam dengan hamba2-Nya yang shaleh.

*wuallahualam bishawab

“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan:27-29)
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Sunday, June 15, 2014

Random Thought/ 00:20

00:20. 15 juni 2014. 
*yang awalnya udh siap2 tidur dari jam 21.00, tiba kepikiran random, malah blm tidur2.

Kadang gw bingung deh,
ibunya berhijab dgn baik tp knp anak2 perempuannya diperbolehkan berpakaian terbuka? (baju tanpa lengan/ rok pendek/ hot pants/ baju ketat, dsb). apakah tertutup itu hanya "diperuntukan" untuk perempuan yang tak lagi muda atau yg telah menikah? Padahal justru perempuan muda, tingkat "fitnah" nya lebih besar ya?

kadang gw juga mikir,
perempuan2 yang masa mudanya suka minum bir, clubbing, bahkan zina, itu nanti pas pny ank perempuannya gmn ya? ya antara bisa dibolehin/ ngga sih. cuma gw mikir aja, apa perasaan mrk pas tau anak perempuannya kaya doi waktu muda?

ya setiap orang pasti lah ada keinginan untuk menunjukan keindahannya, ya laki2 ya perempuan, yang bikin beda (yg jd rem) itu cm masalah kebiasaan dan rasa malu nya aja.

gw jg jd bingung ntr punya ank bakal gmn. ya sebaik/ "seburuk" apapun seorang tua/ kita mendidik anak, tetep ya campur tangan Tuhan paling gede, krn dia yg memberikan kecondongan u/ melakukan hal baik atau u/ maksiat. bisa aja kita didik bener, eh anaknya ga bener. kita cuek, eh anaknya justru bener dr dirinya sendiri.

tiba2 berdialog sendiri,
berarti gw doa aja deh ntr klo pny anak. serem bgt soalnya nih kalo dipikir2 kehidupan ini. gw aja makin gede, makin luas lebata range pertemanan, makin byk ketemu org, makin tau byk hal, malah makin serem.

dan tiba2 terbesit:
pengen deh ada orang yang bisa diajak sharing dan tuker pikiran dalam tektok yang se-frekuensi, yang meluaskan perspektif, yang menjawab tanpa judgment, yang wawasannya luas. banyak banget hal2 yang bikin penasaran, yang memunculkan pertanyaan.

sempet tanya ke ayah tentang pikiran2 random lainnya, dijawab: "mulai deh.."
sempet tanya ke adik, dijawab: "udah malem, jgn aneh2 deh."
senpet tanya ke tmn malem2, direspon: "lo visioner ti, terlalu visioner malahan."

Padahal menurut gw pertanyaan gw biasa aja. kaya yg diatas, trs pernah nanya binatang kalo mati masuk surga/ neraka? kalo mereka sebagai pelengkap kehidupan di dunia tp knp ada bbrp binantang yg dijanjikan masuk surga kaya anjing ashabul kahfi? pernah nanya ttg letak jiwa dmn? kalo punya anak perempuan boleh pake bikini ga? kalo nanti kertas udah gak ada, kita nulis pake apa ya, ya semua jadi dunia digital, nah nanti sistem ini titu blabla nya gmn ya? dll. Ya emang sih kadang ada pertanyaan2 mendalam yg gw tanyakan. dan semuanya blm nemuin jawaban krn yg ditanyanya gatau, malah bingung can kadang gatau siapa yg bisa diajak ngobrol (bukan menjawab layaknya "matematika"). Ya ada juga pertanyaan yg udh nemu jawabannya tp gw tanyain cuma pengen tau pandangan orang2/ perspektif jawaban lainnya. 

Wednesday, June 4, 2014

Interior Design



Kindly visit my online portofolio


Catatan Kecil

Semakin dewasanya waktu, semakin banyak orang-orang yang ditemui, semakin banyak hal-hal yang terjadi, semakin banyak konflik, semakin luasnya pandangan, semakin banyak pembelajaran yang didapat, semakin banyaknya yang datang dan pergi, Kadang ada orang-orang yang luput disyukuri kehadirannya.

Pertama, Tahun lalu diundang farewell party nya Indra, tmn kantor (pdhl saya udah resign sblm dia), ketemu tmn kantornya, si R, kenalan, dan melakukan sebuat trip, dari dia saya kenal dengan beberapa temannya, V perempuan soleh, F cowok enslikopedia berjalan, dan Abang T kerabat baru. Dan sampe sekarang masih sering interaksi dengan si V, dia pernah nyuruh saya olahraga, pake hijab yg lbh bener, dll. dan saya seneng pny tmn soleh ky gini. Saat berteman karena Allah tuh rasanya emang beda. 

Kedua, dalam sebuah obrolan dengan si B, saya meluncurkan pertanyaan kokologi, tiba-tiba dia ngomong: "ga usahlah ti, toh kita temenan jg udah lama". Iya jg, udh 10 tahun temenan dan masih suka ngobrol dan kadang ketemu meski beda pulau. Disini jadi sadar, buat apa memperjuangkan org-org yg gak peduli ma kita kalo ternyata ada orang-orang yg udh kenal lama, intens komunikasi meski ga tiap hari, dan lbh ngangep kita temen. Dalam sebuah perbincangan, dia pernah blg: "lo bisa punya kriteria apapun ti, tp ttp Allah yg nentuin", lagi2 saya seneng punya temen yang (cenderung) soleh. 

Ketiga, si H, kenal 6 tahun yang lalu dan sering ngobrol bbrp tahun terakhir, dia senior saya di kampus waktu s1 tp jd seangkatan. Jauh dari soleh, malah aneh kenapa bisa punya temen model kaya gini, tp dia sopan kalo ma saya dan yg lebih anehnya orang ini suka tiba-tiba muncul dan ada. Meski orangnya gak pedulian kadang suka dpt dukungan mental dr dia. Ya bersyukur jg punya temen dia.

Keempat, pertemuan dengan I dan E bbrp bulan yg lalu di sebuah komunitas, kita bukan orang yg temenan di dunia maya, bukan yg menghubungi tiap hari, tapi bbrp kali melakukan perjalanan random yg berakhir dgn kalimat: "kok kita mau2 aja sih diajak si utie tiba2 gini, random pula." hahaha... Mereka orang yang jujur, kalo ada yg salah mereka bilang, Pernah saat saya lg super emosian jd berkonflik ma org, mereka marahin saya. Meski gak dilahirkan dalam rahim yang sama, I love both of them. 

Urutannya ngacak, sesuai yang diiget aja. Tulisan ini ga ada maksud apa-apa sih cm ekspresi syukur aja, menyadari sesuatu lalu menuliskannya. Agar suatu ketika (kalo) berkonflik sampe sakit hati/ kesal/ apalah (ya namanya hidup kan gak akan selalu sama, who knows what will happen in the future), saya bisa cepat menteralkan hati dan menjaga  silahturahmi dgn baca tulisan ini kembali :p

Moralnya: "Bukan selama apa kita mengenal seseorang, tapi seberapa dalam kita saling menoreh"

Monday, May 26, 2014

Emansipasi Perempun?


Barusan, siang, saya ke SD dekat kosan untuk jajan, jatuhlah pilihan pada seblak, diantara para pedagang laki-laki, penjual seblak ini seorang perempuan, seorang ibu. Tiba-tiba hati tersentuh kesal, “Kemana sih para lelaki nya?? ngebiarin perempuannya jualan panas-panas dengan satu porsi seblak yang banyak itu seharga 2000-3000, yang tandanya keuntungannya sangatlah minim.”

Saya yakin, para perempuan yang bekerja dibawah teriknya matahri, menggunakan tenaganya untuk menopang benda-benda berat, di tengah kota, di tengah mesin-mesin, di tengah pengeboran tambang, ditengah sungai sambil mengendong anaknya, mereka perempuan yang bekerja mencari nafkah, untuk makan, bayar kontrakan dan berusaha menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah negeri yang masih ramah biaya dan subsidi terhadap mereka. Mereka bukan perempuan yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan sekunder, tersier, bahkan bukan pengejar harta tahta karir. 

Dear para lelaki, memang masa sekarang emansipasi wanita berkoar-koar dimana-mana. Bukan berarti kerja keras kalian bisa kendor, bukan berarti kalian bisa menaruh harapan pada perempuan kalian untuk bisa membantu kalian, dan bukan berarti kalian bisa mengantungkan diri pada mereka. Lakukan yang terbaik, bekerja cerdas dan keras, jangan kasih kendor semangatmu, berusaha semaksimal mungkin agar para perempuanmu tidak ikut terjun mencari nafkah, meski dalam sikon tertentu hal itu bisa terjadi, anggaplah mereka membantu bukan untuk membagi tugas nafkah, dan yang namanya membantu tidak selamanya bukan?

Untuk anak yang memiliki ibu yang bekerja, lihatlah ibu kalian yang sudah susah payah mengandung, melahirkan, menyusui, mengurus, menjaga bahkan mencari nafkah untuk kalian. 

Sebagai seorang anak perempuan yang tumbuh dari orang tua yang dua-duanya bekerja, kadang saya kasihan lihat ibu yang sudah bangun dari jam 3 pagi, tahajud, beberes, masak, jam 6 pagi sudah berangkat kerja, pulang ke rumah malam, weekend istirahat membuat saya dan adik laki-laki tidak pernah sembarangan pake uang orang tua, dan bertanggung jawab terhadap hidup masing- masing. Sebagai seseorang dengan keluarga besar yang hampir semua perempuannya bekerja, entah untuk kemandirian, membantu nafkah keluarganya, atau bahkan mengeluarkan potensi diri untuk karir, dan motivasi-motivasi lainnya. Ada kalanya disuatu masa, saya melihat kesenjangan. Para perempuan single yang mandiri kadang enggan ikut suaminya keluar kota karena tidak ingin melepas pekerjaannya. Para perempuan yang berbagi tugas nafkah dalam keluarga, kadang terlalu cape hingga timbul percecokan. Para perempuan yang bekerja mengejar ambisi, kadang harus merelakan hal-hal lain dalam hidupnya hilang. Hal-hal ini yang bikin saya lebih memilih untuk jadi ibu yang mengurus anak dan bekerja fleksible dalam usaha sendiri untuk mengembangkan diri dan biar punya tabungan sendiri untuk digunakan dalam beberapa sikon tertentu. Perempuan mandiri itu wajib, tapi jangan mau "dijajah" laki-laki atas nama emansipasi dan “alasan” desakan hidup, apalagi kalau cuma mengejar karir, tahta, harta :p

Ya sebenernya ini sih tergantung deal-deal an suami istri dan situasu kondisinya.