Monday, March 27, 2023

Dimulai Dari Diri Sendiri

Semua dimulai dari diri sendiri.

Saat diri sudah memutuskan dan belajar mencintai diri, maka kehidupan dan lingkungan sekitar pun berubah. Orang-orang yang biasa harming berangsur hilang pergi dengan sendirinya, stop untuk harming, bahkan berubah jadi baik. Begitupun tiba-tiba hadir orang-orang baru atau orang lama yang sempat hilang kontak, dimana mereka sayang, nurturing, dan mendukung. 

Dulu, yang hadir dalam hidup ku isinya orang-orang yang abusif, gak kind, gak menghargai, melecehkan, harming, abandonment me and rejected me, emotionally unavailable, gak nurturning, hurting me, gak sehat lah hidup ku malah semakin jatuh ke pusaran kegelapan, untung gak gilak atau bunuh diri. Samapi sadar dan menggali ke dalam diri, apa yang bikin ketemu dengan orang-orang seperti itu, lingkungan seperti itu, dan nyangkut sama yang kaya gt. Hingga sadar relasi diri dengan diri sendiri yang secara perlahan mulai ku perbaiki. Seiiring membaiknya relasi dengan diri, membaik pula relasi dengan sekitar dan orang-orang yang hadir dalam hidup pun semakin baik. Dan itu semua dimulai dari diri sendiri. 

Hadir

Seberapa banyak orang yang senang menasehati tanpa ada aksi?
Seberapa banyak orang yang hobi kasih solusi tanpa mau menjadi bagian dari solusinya?
Seberapa banyak orang yang rajin komentar 'harusnya' tanpa mau menemani prosesnya?

"Jangan sedih, harus begini begitu" tapi menemani pun tidak mau
"kamu tuh kesepian, makanya begini begitu" tapi menemani pun tak mau
"kamu harusnya ini itu blabla" tapi hadir dalam prosesnya pun enggan.

Selama masih hidup, rasanya otak manusia masih bisa berfikir jernih dan menemukan solusinya. 
Bisa jadi yang dibutuhkan adalah keterhubungan antar manusia lain, dukungan, kehadiran, dan tau dirinya tidak sendiri, ada yang menemani, mendukung, percaya, dan sesekali bisa merebahkan dirinya dikala ambruk atau sesederhana mengurai benang kusut pikirannya untuk kembali jernih.

Tuesday, March 21, 2023

Jangan main di pinggir, Sakit!

Source: Beach | Top 3 GC
Jangan main di pinggir, sakit! 
Tadi pagi, aku pergi ke pantai dekat tempat tinggalku, I just follow my body. 
Karena sendirian dan agak was-was sama barang bawaan, berujung "yaudalah rendem2 di pinggir2 aja, jangan jauh2". Dan apa yg terjadi? SAKIT! udah telapak kaki sakit injekin batu karang kecil-kecil, badan sakit kehempas ombak dan pas ombaknya mundur, badan ikutan kebawa sampe jatoh. Abis itu berdiri lg, begitu lg kejadiannya, terus menerus. Sampe akhirnya berdiri menuju tas, ganti kacamata sama kacamata renang, jalan dan berenang sampe agak tengah dikit melewati area ombak terhempas. Dan semua berubah. Obak-obak tersebut menjadi lebih menyenangkan seperti di ayun, kaki menapak pasir lembut dan seringnya tidak menapak karena kebawa naik ombak atau diri yang terlalu jauh ke tengah. Ya tidak apa-apa, santai aja, tinggal berenang mendekati darat. Disitu baru sadar, mungkin nontonin pantai dr pinggir ya enak, tapi kalau mau main-main ya jangan di pinggir kalau mau enak langsung masuk aja kedalam. 

This Feeling!

Ini lagu mengambarkan perasaan gw setahun lalu dan beberapa bulan kedepannya, di Surabaya. Saat itu pertamakalinya gw merasakan joy yang super joy sampe euphoria. Ya, gw sempet suka sama orang yang energy nya persis lagu ini: intense, lembut, affectionate, energetic, joy, lovely, ya se enak itu. Super happy, joy, space, euphoria lapang. Saking super joy dan need expression, saat itu, nih lagu diputer tiap hari di kantor maupun kosan. Dan skrg, its been one year ago, pas bulan puasa jg. Kadang kangen, I miss his energy, the connection, the moment, and the state of emotion and feeling at the time. Dan saat sudah tdk mutual, ya beda jg rasanya dan malah pgn nangis.

Monday, March 20, 2023

Budak Sistem

Budak sistem yang bekerja berdasarkan jobdesk, sebatas mengerjakan tugas, tanpa menggunakan awareness (kapan perlu hubungi orang, bagaimana keadaan orang, kapan momen yg pas, dll). Bahkan kadang logika dna hatinya pun tidak digunakan dalam mengerjakan pekerjaannya. Hanya sebatas logika teknis dan pikiran-pikiran dangkal picik. 

Manut pada aturan dan hirarki diatasnya tanpa pernah mempertanyakan kebenaran, efisiensi, dan tujuan jelasnya.

Budak sistem hanya peduli pada dirinya sendiri untuk berada di posisi aman. Tanpa peduli yang dikerjakan merugikan orang lain atau tidak, tanpa peduli apakah generate greater untuk semua dan kind atau tidak. Yang dipedulikan hanya teknis sesuai sop, arogansi ego posisi, aturan yang menurutnya benar karena sudah berjalan lama tanpa pernah ada yang kritisi meskipun sudah sangat tidak relevan dan efisien. 

Budak sistem menjalankan berdasarkan logika teknis tanpa awareness. 
Semacam kirim info rabu, follow up senin pagi. Tanpa cek apakah itu waktu dan momen yang tepat.
Sadar ga ya seberapa penting awareness daripada logika?
misal: 
- Logika mikir hrs di follow up, pas dilakuin malah bikin org males. Ilang deh tuh kesempatan/ malah bikin masalah dan suffering buat org lain yg br aja "nafas" after byk kejadian ini itu.
- Awareness bs tau aja waktu yang tepat meski weekend malem. Ternyata orangnya lagi happy, tenang, damai. Malah jadi goal dan sama2 enak di kedua belah pihak. 

Budak sistem bergerak berdasarkan aturan macem robot. Padahal semua hal dinamis berubah-ubah, tidak ada yang bisa menebak, dan bisa berbeda dari waktu ke waktu. 

Menarik.
Menariknya lagi banyak budak sistem yang merasa benar, tidak salah, sensitifitasnya konslet rusak, dan merasa orang lain yang salah dan gak bener. Ya, kasarnya kalau mereka sadar ya gak akan memilih sebagai budak sistem plus budak tanpa kesadaran pula. 

Ok, Selamat pagi, selamat beraktivitas wahai budak sistem dengan segala template di otak yang tak pernah di kritisi cek ulang, menjalani rutinitas layaknya kucing yang hidup sebatas hidup, dan tanpa kesadaran.

Saturday, March 18, 2023

Moved

I just moved to other island, that island I didn't like it before.
Rented an expensive place that I turned out to like (full furnished, spacious room, big mattress, 
bathroom with heater, sunlight, proper air circulation, nice design). Thanks to follow the intuition. 

I go and stay alone, without friend, without vehicle, without amount money, without a steady job

I feel secure and excited.

What will be created?
What it will be created?
Keep it all secret, just play!

Monday, March 13, 2023

Alone

Ada momen gak tau apa yang dimau, gak sadar juga dengan kebutuhan diri. Jatohnya self neglected, self abused, energy muncrat kemana-mana gak jelas arahnya, sering kejebak toxic relationship and one sided relationship baik secara pertemanan, romance, maupun pekerjaan. Berakhir dimanfaatin, taken for granted, and my needs never meet. Lalu suffering dan 'gilak' sendiri.

Lambat laun, banyak kejadian yang memicu refleksi kedalam diri dan mendapati kesadaran. Disitu mulai lah bebenah. Untuk saat ini, what I really want? Loving (being kind to) myself. Yang ternyata selaras dengan my needs: Taking care of myself.

Kemarin, ada kejadian almost dying. Dan gak ada satupun yang bisa diandalkan, hadir, dan mau bantu di moment urgent itu. Disitu aku mulai taking care diri, reach out people, asking for help. Dan hal ini achievement terbesar ku sepanjang hidup sampai kmrn. 

Biasanya I neglected my need, denial keadaan diri, suffering sendiri, ngurus semuanya sendiri. Tidak jarang pas nge drop, gak ada siapa2, gak ada yg mau nolong, dan aku biasanya minta tolong kalau sudah lampu merah almost dying, dimana alasan orang 'gak bisa dadakan". Lo pikir orang mati kasih aba-aba dulu. Sering bgt ke IGD sendirian, langsung opname, langsung operasi. Merantau ke kota asing lintas pulau provinsi sendirian, beberes sendiri, gak ada siapa2, suffering struggle fisik, psikis, semuanya dan diurus sendiri sendirian sampe udh gak bs nangis dan ngerasain emosi. Mungkin orang-orang terdekat liat gw mandiri, mampu sendiri, kuat, selalu bs diandalkan (selfless), sampai gak sadar gw struggle dan manusia biasa. Dikala mrk kalau hal kecil yang masih bs di handle sendiri aja udh heboh bahkan semua org hrs peduli. Dan orang luar pun mungkin ngeliat gw "ya pasti ada org terdekatnya lah", "ya org terdekatnya kan sama org lain aja baik, apalagi sama dia", "ya pasti ada yg bantu nolong lah". "gak mungkin sendirian, pasti temennya", dll. Mrk pikir semua org kaya mrk yg ada orang lain. 

Gw mulai hidup sendiri dan urus diri sendiri sejak umur 6 tahun. Semua gw lakuin sendiri. 

2019, Cidera, dan itu pertamakalinya gw belajar bergantung sama orang (naik grab), pertamakalinya jg asking for help saat angkat2 koper (gak boleh angkat berat).

2021, Pertamakalinya asking for help untuk urusan nonfisik. Yg mudah bgt buat org lain, tp gak semua org mau ngasih, dmn impact nya gede bgt untuk mati hidup gw. "boleh tanyain kabarku?". Kebayang gak kenapa ada org mati sendirian di kamar dan mayatnya baru ketauan bbrp hari kemudian? 

2022, Ada kejadian besar Allahuakbar bgt. Dan ini pertamakalinya jg memasukan org dlm hidup. Sadar saat ada mentor "kamu terlalu independent, terlalu mandiri". Dan dia bukan sekedar omongan, tp hadir jg dlm prosesnya dan accompany me. Gak kaya orang-orang yg cuma ngomong trs tinggal.

2023, Pertamakalinya jg belajar untuk sayang sama diri sendiri. 

I learn all of things in the hardest way and taken years.
Before it, I learned to unlearn all conditioning, belief that made me small and suffer; everything irrelevant, discouraging, debilitating for decades. Include get out from unhealthy (all) relationship. 

Friday, March 10, 2023

10/3/23

 Sebuah email masuk di tengah jam kerja
"ini gw ngetik email sambil meeting, lg dengerin orang hongkong ngomong." 

Lagi panik ini itu, chat seseorang tengah malem panjang
"drtd banyak yg nelpon dan chat, blm gw bales2. udh ya, gw mau tidur"

Gw bs se gak peka itu sama kalimat-kalimat diatas, sampe orang bersangkutan jelasin berkali2,
"Gw kalo gak sayang2 bgt sama lo, gak akan blabla. Kan dr krmn gw blg, org2 kontak gw aja, blm gw respon2".

"Aku lg nyetir, di tol, nanti aku telp lg". 

"gw dr kmrn lg males ketemu org, cm lo aja yg gw bukain pintu".

Meanwhile....
Ada org yg chat gw gak dibales2, gak dibuka2, diabaikan berminggu2. 
Ada org yg anggap gw gak ada eksistensinya di dunia, kaya tissue ketemu di jalan trs dibuang dilupain.
Ada org yg kasih jutaan harapan lalu di hempaskan ke tanah hingga diri hancur berkeping dan di cut.
Ada org yg boro2 sayang, jaga perasaan as human aja nggak, malah harming trs.
Dan org2 kaya gt malah yg gw kejar2, gw jaga, gw stay, gw bela, dll.

Monday, March 6, 2023

Question

Bagaimana jika pertanyaan bukanlah sebuah kebodohan akan ketidaktahuan?

Bagaimana jika pertanyaan adalah salah satu cara mengakses kesadaraan?

Bagaimana jika pertanyaan justru membuka possibilities?

Bagaimaka jika pertanyaan merupakan langkah awal eksplorasi? 
termasuk perenungan untuk mengeksplorasi kedalam diri sendiri?

Saturday, March 4, 2023

Its Over

When over is over. 
Semuanya sudah selesai dari lama,
Tak ada lagi cek-cek, tak ada cord apapun, tak ada lagi hasrat apapun.
Tak ada emosi, perasaan, dan pikiran papun lagi. Sekalipun hadir, didiamkan lewat hingga pergi dengan sendirinya dan kembali pada keadaan netral. Tak ada komunikasi apapun lagi atau hanya sekedar ucapan selamat tinggal. 

Mungkin dalam hidup memang ada orang-orang yang hanya singgah, numpang lewat, atau sekedar hadir memuaskan rasa penasarannya lalu pergi tanpa peduli dengan keadaan orang lain. Mungkin tidak semua orang ingin berelasi baik, berelasi lama, berteman baik, atau hanya sekedar menjadi kenalan secara sosial. Mungkin ada orang-orang yang sangat tegas dan mampu meningalkan hal-hal yang sudah tidak dibutuhkan lagi, tidak relevan, dan dianggap sudah tak menguntungkan lagi, karena hidupnya sudah lengkap dan semua kebutuhannya sudah terpenuhi tanpa perlu adanya orang itu lagi. Mungkin memang kebanyakan atau 99,9% populasi manusia, adalah orang-orang yang berpusat apda dirinya sendiri. Orang-orang yang mementingkah kebahagian dirinya diatas segalanya. Sekalipun Ia memiliki pasangan dan membahagiankannya, semata-mata agar dirinya merasa bahagia. Ataua berbuat baik agar dapat pahala, karma baik, ya untuk dirinya sendiri. Ataua sesedehana berkorban dan berdarma karena dirinya senang melakukannya dan itu pun untuk dirinya sendiri.Apakah memang seperti itu manusia berfungsi?

Kembali pada "semua sudah selesai",
Terimakasih atas segala pain dan semuanya,
Terimakasih atas segala awareness yang hadir,
Terimakasih telah menjadi guru untuk diri yang lebih baik. 
Menjadi diri yang lebih baik terhadap diri sendiri.

Friday, March 3, 2023

Work

Saat apply kerja,
Bukan perusahaan saja yang menilai calon kandidat pegawainya,
Calon kandidat pun menilai perusahaan (attitude, value, sistem, efisiensi, dll).
Sesederhana bagaimana attitude, cara komunikasi HRD nya, sistem perusahan yang terlihat 
dalam aplikasi prose perekrutan, sistem kerja, komunikasi, interaksi, dan behaviour.

Perusahana memiliki hak lanjut atau tidak, begitupun calon pegawainya.
Dan tidak semua hanya melihat nominal angka gaji atau "keamanan", "kenyamanan".
Ada juga hal lain yang dilihat seperti efisiensi, sistem, attitude, budaya, potensi berkembang, dll.

In my opinion, 
when we have same value with company and our attitude that align with their culture,
is two important point beside background and experience. Because skill can be learned.

The funny fact,
There are HRD that not have ability to "see" potential worker that benefit company 
for the short and long term. Or just their "level" (IQ, awareness, maturity, etc) is not 
as high as the applicants. 

Wednesday, March 1, 2023

The Place

Siang sendu ke kota tempat dahulu tinggal, tiba-tiba air mata bercucuran sedih tak tertahan. Semua memori akan segala hal di kota itu muncul membludak. Tentang masa-masa sekolah, tentang tempat sang tuan dan nyonya mencari nafkah menghidupi keluarganya, tentang rumah yang dibangun belasan tahun dari peluh lelah sang tuan rumah, tentang segala duka dan bahagia, tentang renovasi berkali-kali, tentang segala kesulitan dan pencapaian penuh kerja keras yang hadir, tentang semua yang terjadi di dalam dan sekitarnya.

Ada hasrat ingin ke tempat itu, sekedar berkunjung, menyentuh, dan menginap semalam. Namun siapa aku? Aku sudah bukan pemilik tempat itu lagi, Ia telah menjadi milik orang lain sudah setahun lebih. Rasa rindu yang mendalam serta kesedihan tak tertahan mengerakanku datang ke tempat itu, apalagi Ia terlepas saat aku sedang tidak ada di kota itu dan belum sempat berpamitan. 

Sampailah di sebuah jalan yang tak asing, air mata semakin membanjiri wajah dengan rasa sesak di dada yang berangsur reda seiring lepasnya isak tangis bersuara berat. Lalu terlihat sebuah tempat dengan rasa rindu luar biasa, serasa memanggilku untuk masuk berkunjung bercengkrama dan menyentuhnya. 

Sang penghuni baru sedang di luar pagar. Aku parkirkan si hitam di depan, lalu meminta izin untuk melihat kedalam sebentar. Ternyata di diizinkan, bahkan sang penghuni memberiku "space" dengan Ia diam di teras luar. Aku masuk ke dalam dengan air mata kembali menetes, memasuki ruang demi ruang, ada rasa terimakasih yang muncul. Ku ungkapkan di setiap sudut sambil sesekali menyentuh dinding dan yang bisa kusentuh. Lalu aku tak kuat dan meminta izin masuk ke toilet, ya menangis dengan lepas tanpa suara. "Terimakasih telat jadi tempat singgal selama 20 tahun lebih, telah memberikan kenyamanan, keamanan, berbagi energy, dan menerima segalanya tanpa penghakiman. Terimakasih telah menemani kami sekeluarga dalam bertumbuh, bekerja, sekolah, dan di masa-masa sulit. Terimakasih. Tolong jaga diri baik-baik ya. Terimakasih".

Aku pun segera menyapu air mata dengan kemeja yang dipakai dan kembali ke teras rumah, berterimakasih telah mengizinkan masuk. Mungkin sang penghuni baru tau bahwa aku rindu dan ia mau membantu melepaskan rinduku dengan mengizinkanku memasuki rumahnya. Tiba-tiba ada tetangga keluar rumah dan menyapa ku dan bertanya tentang keadaan anggota keluarga lainnya, rasa haru semakin menyelimuti tak kuat untuk tidak menangis, lalu aku izin oamit dan segera pulang. 

Terimakasih telah menemani selama 24 tahun. Meski aku tinggal pergi merantau belasan tahun, namun aku selalu pulang kesana. Terimakasih telah menjadi space dan sabar dengan segala kesedihan, ketakutan, dan harapan tak terungkap yang mungkin dirasakan. 

Terimakasih untuk sang tuan dan nyonya yang rela melepaskannya.
Terimakasih atas keikhlasan untuk menciptakan kehidupan yang berbeda.
Entah apa yang akan terjadi di depan. Terimakasih.