Showing posts with label utie. Show all posts
Showing posts with label utie. Show all posts

Saturday, October 29, 2016

Catatan Kecil #3

Kemarin, pas datang ke acara teman, tiba-tiba ada spirit yang muncul. Oh meeeen... Ini dia rasa yang sempet hilang bertahun-tahun. Sebuah spirit menggebu-gebu nan ambisius yang hadir kembali. 

Rasanya senang sekali melihat teman-teman berjuang pada bidangnya masing-masing, perlahan namun dalam grafik yang terus meningkat. Berjuang menggapai mimpi dan tetap menjaga pertemanan yang saya rasakan semakin dewasa. Entah memang kami yang mulai tenang dan stabil karena menjelang akhir usia 20an. Atau, memang diri kami dan pola pertemanannya yang tumbuh dewasa bersama.

Kalau ditanya,  punya kenalan/ acquanintance berapa? banyak banget.
Kalau ditanya, punya teman berapa? tidak lebih dari dari 5, bahkan hanya 1-2 mungkin. Ada yang sudah teruji 12 tahun dari mulai seragam sekolah, sama-sama berjuang ngejar ambisi masuk PTN terbaik, berjuang untuk lulus, sibuk cari kerja, menemukan jalur masing-masing, hingga akhirnya ia sudah beristri dan memiliki anak. Tak ada yang berbeda, semua terasa sama. Ada pula teman yang dekat tak dekat dahulunya, namun tetap bertahan selama 10 tahun lebih dan menjadi salah satu teman terbaik. Kami memiliki value yang sama, salah satunya karena sama-sama loyal, jujur, dan mandiri. Ada pula beberapa teman yang bertemu tak sengaja beberapa tahun terakhir. Anehnya, seperti ketiban durian runtuh. Menemukan orang-orang yang bisa terkoneksi soul to soul, bisa menerima diri, deep thinking, deep conversation, deep feeling. 

Bagi saya, pertemanan ya seperti ini. Tak harus sering berjumpa, tak harus sering berkomunikasi, namun saling mendukung, saling memahami, saling menerima, saling menularkan ambisi, saling menjaga, saling berjuang mewujudkan mimpinya masing-masing, peduli namun tak ikut campur. Bisa ada dikala down dan senang. Sedikit cerita, pernah mengalami berhasil meraih suatu pencapaian, tapi sendirian, gak ada keluarga dan teman. Itu rasa yang harusnya senang berubah menjadi sedih sekali. Rasa sedihnya sama dengan saat lagi down sendirian. 

I really love my life today. Family, friends, spirit and ambition. 
Api dalam menjalani hidup. 

Sekian catatan kecil di penghujung Oktober tahun 2016 ini. Cheers! :D

Monday, August 22, 2016

Catatan Kecil #2

Setelah melakukan perenungan selama 1.5 tahun, akhirnya benerapa hari yang lalu cerita ke teman kalau sekarang saya memutuskan untuk hidup mengalir. Teman bilang kalau gap antara pikiran saya yang sangat logika nan penuh perencanaan bertolak belakang dengan hati saya yang sangat emosional dan perasa. Hal itu yang bikin suka susah mengambil keputusan karena hati dan pikiran gak satu suara. Akhirnya lebih condong ngikutin hati dengan hidup mengalir. Hidup mengalir bukan berarti doing nothing, hanya lebih menyederhanakan hidup. Sesederhana lapar ya makan, haus ya minum, ngantuk ya tidur. Berusaha membuat proses berfikir ke tindakan menjadi se-pendek mungkin dan se-present moment. Sebagai orang yang banyak mau, hal itu pun jadi masalah saat tak kesampean karena menyadari gak semua hal bisa dikerjain sendiri sekalipun mampu. Alhasil, sekarang hidup mengalir dengan mulai memilih satu keinginan yg difokuskan dan dilakukan step by step. Dimana sebelumnya saya membersihkan diri dari segala racun. Membuang orang-orang yang memberi dampak negatif/ toxic people, meninggalkan segala kebiasaan negatif, belajar cuek, belajar tega, dan belajar menyayangi diri sendiri.

Kalau ingat jaman dulu. Saya sudah merencanakan hidup dari umur 5 tahun dan disiplin menjalankannya sampai orang tua pusing punya anak ribet begini. Umur 9 tahun mulai menuliskannya dengan rapih dalam bagan rencana hidup dengan detail sampai umur 70 tahun. Semua terealisasikan dengan sempurna dan tepat waktu hingga umur 22 tahun tiba-tiba semua berubah. Berantakan. Jadwal yang molor, achievement yang sulit diraih entah karena apa, dan lika liku kehidupan lainnya yang datang tak terduga. Seperti tiba-tiba kecelakaan motor bedrest 4 bulan, tiba2 ada masalah keluarga, tiba tiba ini itu. 2010-2012 fase terendah saya. 2012-2014 saya hidup normal seperti biasanya, s2 yg akhirnya lulus, kerja, jadi dosen, dpt proyek, tp ada sedikit rasa hampa gatau kenapa. Di awal tahun 2015 - tengah tahun 2016 merenungi banyak hal. Tentang pola hidup, siklus, grafik perkembangan, goal, review purpose of life, mulai memikirkan orang-orang sekitar, dll. Sampai pada kesimpulan di postingan sebelum ini, catatan kecil (1). Hari ini melabuhkan pada kemantapan pilihan step hidup selanjutnya (paragraf pertama). Meskipun ada semangat yang terus mengebu-gebu di dasar hati yang perlu diredam, ada lompatan lompatan ide dan rencana jauh puluhan tahun kedepan yang sudah tergambar dalam pikiran yg perlu saya sederhanakan, dan ada perasaan campur aduk kasian sama keluarga ini itu yang perlu saya kendalikan. Ternyata untuk hidup sederhana dan mengalir bagi saya adalah suatu tantangan yang besar dan sulit untuk mengendalikan segala sifat alami yang mengebu-gebu dengan pikiran melangit dan perasaan yang dalam yg selalu berhasil membuat keputusan yg lama dan salah saking overthinkingnya.

Karena saya tukang cerita, jadi gatel kalo gak cerita ke orang. Alhasil cerita ke temen tentang keputusan dan pemikiran saya itu. Teman saya jawab merespon semi ceramah:


Bagi saya, semua yang teman omongin itu bener semua. Bukan karena sepemikiran dan sepemahaman, ya logis aja. Dia menjelaskan dalam kalimat sangat sederhana. Ceramah yang mengingatkan kembali pemahaman yang telah dipahami bbrp tahun yang lalu, untuk mulai dilakukan, dijalani. sekarang.

*udah bilang ke temen bakal di post di blog tp demi privasi jadi identitasnya dihilangkan.


Tangerang, 22 Agustus 2016

Saturday, August 20, 2016

Catatan Kecil #1

15 Agustus 2016

Putih: seorang teman.
Hijau: saya

Obrolan monolog (thdp tmn) ini disimpan di blog, sebagai pengingat untuk suatu saat nanti dikala mulai masuk fase dark dan galau saat logika terlalu melangit dan perasaan terlalu mendalam. Sehingga gap dan jarakn diantaranya keduanya terlalu jauh sehingga sulit mengambil keputusan bijak.
Semoga bisa menjadi rantai diri dalam menuju tujuan agar tak hilang arah. 

18 Agustus 2016


Baru ngeh, kenapa sering ngerasa gak punya temen, gak ada yg nyambung, sepi. Baru paham, ternyata karena secara alami punya sifat progresif dimana orang-orang sekitar saat itu bersifat stabil. Yg awalnya satu frekuensi, lama2 menjauh dengan sendirinya seiring perubahan frekuensi pada diri. Pantes kenapa traveling, tempat baru, lingkungan baru, ketemu orang-orang baru, diskusi-diskusi cerdas (ini bukan sombong/belagu, sejujurnya gw pusing sama obrolan receh, gosip, dangkal, basa basi, dan hal gak penting), film baru, buku-buku rasanya sebagai oksigen kehidupan bagi saya. Memiliki urgensi super tinggi sebagai kebutuhan yang gak habis habis untuk dikejar dan dikejar terus. Sekarang berusaha hidup dengan lebih sederhana dengan menurunkan rasa keingintahuan yg mengebu-gebu, menurunkan self priority, mengendalikan pikiran yg terlalu kedepan nan detail, mereduksi ego, berusaha hidup saat ini, dan mengendalikan perasaan agar lebih logis dan stabil terus logis.

20 Agustus 2016

Cuma orang-orang yg temenan di dunia nyata, chat, line, fb, ig, dan blog, yg setidaknya bs mengambarkan saya 50% mendekati tepat. Kalaupun ada yang temanan di semua hal itu dan mau cari tau, tetepa gak akan pernah bisa mencapai 50%nya karena yang di share hanya sebagian pemikiran, perasaan, observasi, renungan, pengalaman, secara acak  baik dr segi media, waktu, dan tempat. Kecuali orang-orang "cenayang" yg bisa tau tanpa mengumpulkan semua informasi dr panca indra suatu rentang waktu. Dia tepat. Sangat mengambarkan diri, keadaan, fakta, dan realitas yg dihadapi.

Ini tulisan dibuat hanya sebagai notes pribadi yg mungkin bisa bermanfaat bagi orang yg tiba2 nyasar ke blog ini dan bagi org nyasar yg ternyata kenal trs bisa ngingetin pas saya lg "chaos".

*wuallahualambishawab