Tuesday, June 27, 2023

Libur

Ada momen gak suka hari libur, apalagi cuti bersama, libur panjang.
Karena hidup sendirian, gak ada siapa2, gak punya siapa2, gak ketemu siapa2, jadi kesepian dan sedih bgt. Apalagi kalau liat postingan orang2. Mungkin anak rantau yang merantau sendirian jauh ke tempat yang tidak ada sanak saudara maupun teman, dimana sulit sekali menemukan teman bermain, bercerita, beraktivitas bersama, termasuk tidak ada komunitas2 di daerah itu, bisa memahami perasaan ini... Even uang berlimpah, rasanya tetap saja kesepian dan sedih. 

Memang beda rasanya jika kita punya orang terdekat dan circle, kalau libur justru bahagia. Bisa pulang ke rumah disambut hangat dan beraktivitas bersama maupun membangun bonding hanya dengan saling bercerita mendengarkan, bisa liburan bareng pasangan/ teman-teman, ikutan kegiatan komunitas (nge gym bareng, party bareng, tracking, diving, volunteering, create something together for community). 

Meski diri secure, anteng, dan nyaman sendiri, ada momen badan kita butuh badan lain sesederhana ketemu, interaksi, maupun beraktivitas bersama. Ke coffee shop sendirian kerja disitu, sangat memenuhi tangki sosial meski interaksi cuma sama barista, tapi body happy ketemu banyak body lain di tempat itu dan selama perjalanan pergi dan pulangnya. 

Humor

Humor bertujuan untuk mencairkan suasana, bersenang-senang, membuat koneksi atau kedekatan, menghibur, dan apa lagi?

Setiap orang atau kelompok memiliki selera humornya masing-masing. Ada yang sefrekuensi, ada yang tidak, ada pula yang sleg. Mungkin banyak faktor yang mempengaruhi selera dan frekuensi orang dalam berhumor.

Ada satu lingkungan, yang aku amati sedari kecil dan I never get it their sense of humor is fun. Buatku humornya sarkas, offensive, menyakitkan, ada unsur shamming, bullying, dan somehow abusing. Lingkungan yang pola komunikasinya pasif agresif, yang tidak berani asertif, yang sangat menjaga image ketakutan diomongin orang, yang inferior, yang lack of confidence, lack of attention, lack of communication, lack of love and emptahty. Alhasil semua sampah, uneg2, kebusukan, dan lainnya keluar bebas lewat humor yang direspons dengan sangat beresonansi baik oleh orang-orang sejenis yang sefrekuensi. Sungguh sangat tidak menyenangkan berada di lingkungan tersebut dengan selera humornya. 

Semua dibalut humor, agar saat orang sakit hati/ kesinggung/ gak enak, mereka bisa kabur dengan dalil becanda, atau bahkan malah gaslighting "gitu aja begitu". 

Ya, ada lingkungan dan orang-orang seperti itu. 

Lain halnya dengan lingkungan yang lebih well educate, more empathy, yang orang2nya comfort with their skin, kind to others, humor yang digunakannya pun lebih cerdas dan menyenangkan. Tidak ada unsur sarkas, bullying, gaslighting, shaming apalagi irresponsible. Biasanya humor seperti ini ya akan beresonansi dengan orang sejenis, yang sama-sama cerdas, yang sama2 memiliki empati, yang sama2 secure and comfort in own skin. Humor for fun, for connect, create relaxation, and idea. 

Monday, June 26, 2023

Truth

Sebulan ini, lagi banyak diliatin:
- Orang2 di dunia awareness yang kalo ngomong untuk kontribusi planet, receiving gifting, realitanya apa-apa di duitin, cuma mau hal2 yg menguntungkan dirinya, cm peduli sama org2 yg dekat, dll.
- Orang2 yang bahas no pov, no judge, allowance, realitanya banyak sampah, jadiin tools buat defend diri, semua bolak balik pakai teori, dan ya gt lah.
- Orang2 yang cm peduli sama dirinya sendiri
Banyak deh, susah di deskripsikan. 

Dan hal yg disyukuri, saat aware dan liat kenyataan itu semua, diri bisa see is what it is.

Friday, June 23, 2023

Giver

Giver
Being good is nature and choice
Doing good is a choice and habit.

When a giver is able to love themself first, being kind to themself, they can give (love, healing, energy, everything) to others without killing themself. If people (taker/ someone who has been given) unaware, grateful, taken for granted and even harm the giver, the giver still being kind and grateful. No need for a reason to be being kind, no need reason to be being caring, no need reason to love. Although they will/ not receive back, give is give :)

Sunday, June 18, 2023

Rejeki

Tiba2 keingetan omongan teman 13 tahun lalu, pasca kami baru lulus S1. Ia bekerja di salah satu perusahaan gas and oil, nyeletuk yang intinya jabatan tergantung kedekatan bukan performa kerja semata. Semacam lo anak siapa, punya kedekatan seberapa intense sama petinggi2 atas, dalam 5 tahun udah bisa naik jabatan ke posisi tertentu. Kalau lo pinter, performa okey, tapi bukan siapa2, gak punya ke dekatan dengan siapa2, ya naik ke posisi itunya bisa makan waktu 10 tahun, lebih, atau mungkin gak naik wkwk.

Tiba2 keingetan sesuatu tentang rejeki (semua hal yang masuk rejeki. aku bahas ttg materi aja deh). Mau kerja gila-gilaan, kalau saat itu rejekinya lagi kosong, ya kosong. Mau santai2, gak mikirin apa2, kalau rejekinya lagi banyak ya banyak aja. Aku pernah kerjanya hedon2, gak ada niat umroh apalagi nabung untuk itu. Tiba2 ada yg ajak umroh plus udah dibayarin. Deg2an doongs, takut kena adzab dan sepanjang perjalanan pesawat nangis2, wkwk. Disana ketemu orang seumuran, cuma beda cerita. Dia niat umroh dan pergi pake uang sendiri yang disishkan dari gajinya. Dia ada usaha, aku nggak keluar uang sama sekali. Tapi kita sama2 berada disana, sama2 menikmati fasilitas hotel dan tour, sama2 makan enak, sama2 ibadan disana. 

Ya pernah juga lagi kurang hoki, seret. Uang yg masuk tiba2 keluar lg yang gatau keluar kemana. Usaha ini itu kok gak ada "hasil", kok gak dapet2, sampe pusing sendiri. Sampe di momen, mempertanyakan "apa iya ya rejeki orang beda2?", "apa iya ya kita pny takaran rejeki masing2 dan waktu datangnya?", "apa iya ya urusan ini kita gak bs ikut campur merubah keadaan?", "apa iya ya ada hal2 yg udah usaha abis2an, bisa gak di dapat krn jalannya lg gt?". Sampe di momen, belajar legowo, mungkin ada hal-hal diluar kendali diri, dimana cukup diterima, disyukuri, dilepaskan, sebagai salah satu ajang pengembangan spiritualitas?

Tentang hoki, so far so good, dalam konteks apa yang dibutuhin dan di mau, ya terpenuhi2 aja, dapet2 aja, semua datang dari arah yang tak disangka2. Cuma ada area kehidupan yang "kok gini ya" dmn polanya belum berubah2. what else is possible?

Meet in Real Life

Gw pribadi, lebih suka kenal, ketemu dan interaksi sama orang secara langsung di dunia nyata. Apalagi kalau ketemunya di large party, tendesi orang bohong/nipu rendah, karena untuk join acara (misal) kita perlu bayar yg di transfer (data diri kebuka), saat interaksi jg gak ada yg aneh2. Kalau online, ada org2 yg bs sangat seenaknya, harming, karena gak bs di reach out dan di lacak, krn semua identitas aslinya di keep, kecuali ada mutual friends di dunia nyata. Pandangan gw saat ini sih gitu...


Tak lupa olahraga. Ya, kemudahan online bisa akses olahraga dari layar, cuma gw pribadi lebih suka offline. Ya so far yoga, dance2 cardio masih suka di lakuin offline. Begitupun dengan tennis dan renang. 


Gw seneng sama diri sendiri yang anteng dan nyaman sendirian maupun di lingkungan asing yang belum kenal siapa2. Dulu jaman addict traveling, ya traveling sendirian aja kemana2, happy2 aja. Kadang ikutan open trip yg ajaib juga ketemu orang2nya, hoki hehe. weip?

Date App (2)

Mau bahas ini mager cm kok kaya require sharing wkwk. yaudah deh...
Well, jd awal instal dating app itu 2017 gara2 temen2 cerita temen date app nya ini tu, blabla bahkan ada yang sampe nikah. Jadi penasaran, isinya kaya apa sih orang2 di dalamnya. Instal lah tuh saat itu tinder. Match sama 2 orang dan temenan2 aja sampe skrg. Nah gw tipe yg klo udh nemu yg sreg langsung delete akun dan kasih kontak. Males. Dan temenan2 aja sama orang itu sampe skrg, dan ku mengikuti perjalanannya jg sampe mrk nikah, balik ke Indo, dll. Dan open2 aja saat diajakin podcast bareng atau diskusi. Beruntunglah gw gak ketemu yg aneh2.

2022 pas lagi sibuk penelitian di kota lain, iseng lah download dating app, bumble. Intentionnya cari temen ngobrol. Macth sama 1 orang, kok rasanya aneh, aku deg2an. Gw yg cuek bodo amat dan gak pedulian, tiba2 kok deg2an sama orang padahal br kenal. Krn ngerasa sreg, gw langsung kasih kontak dan delete app krn males buka2 lg. Gw gak doyan ngoleksi manusia yg dipake sesuai kebutuhan dan cm buat ngisi kegabutan termasuk biar diri aman ada option dmn2, Not me. 

Dan org yg sreg itu sampe detik ini, anehnya, gw gak inget pernah nge swipe dia. Kayaknya sih gak sengaja ke swipe pas megang hp (blm ke lock). Singkat cerita byk kejadian energetically yg terjadi termasuk ke harming, ke abuse, dan orang ini sangat2 gak kind, gak bagus lah buat mental psikis. Nah dari situ, malah memfasilitasiku untuk belajar mencintai diri, mengenali hal2 yang ada di dalam diri, beberes, kenal potensi diri dan dipake yg kind ke diri, no more healing2 org lg, jd babu beresin sampah org siapapun itu, apalagi sampe berkorban2 dgn mengabaikan diri sampe suffering. Org ini sih gak sadar, gw ngomong jujur aja ya dianggap sampah lewat aja kali. Sampe sadar, nih orang gak ada percaya sama sekali, gak buka identitasnya, dll. Ya karena dia memproyeksikan dirinya, dirinya yg cm main2, profesional asshole (nama palsu, kita gak tau apa2 tentang diri dan backgroundnya, no hp berbeda yg khusus cm buat main2 yg on saat jam2 kerja doang sisanya off ditinggal di kantor). Dikala gw jujur, tulus, beneran open, baik, and trust him. Pelajaran yg gw dpt: ya ada jenis manusia kaya gt yg bs jd banyak.

Tengah 2023, dalam keadaan diri super okey (udh ngerti aja gmn2 nya dan ok), aku instal bumble lg dan more observant. Sampe di momen sadar:
- Berisi banyak orang, banyak yg akhirnya gak pedulian ma orang dan self cemtre cuma fokus ke dirinya. Ibarat "gw butuhnya X, kalo dia gak bs menuhi ya cari yg lain. kalo gw gak suka ya buang. Kalo ribet ya tinggal ghosting, dll". Jadi respect antar individu, kompromi tuh gak ada. Kompromi dan menghargai tuh sesederhana janjian ya deal2 an dua belah pihak, sama2 saling menepati, dan ada komunikasi. Bukannya kalo lg gabut, ajak2 orang, trs tiba2 mager/ada urusan batal last minute bahkan ditinggal gt aja gak jd dtg tanpa dikomunikasikan dlu. Jatohnya malah jahat. Even relasinya casual, ya commitment kan bentuk integrasi jg. Kita berurusan sama manusia loh, orang, beneran mahluk hidup yg eksistennya ada di dunia (baik secara fisik, psikis, mental). Bukan barang supermartket.
- Banyak yg gak jujur. Dari mulai nama, kuliah dmn, kerja sebagai apa. Padahal itu informasi dasar standard (menurut gw ya) toh privasi masih terjaga (gak sebut kerja dmn/perusahannya, gak sebut tinggal dmn/alamat rmh, gak sebut penghasilan, dll). Nah disini jg banyak intention orang macem2, ada yg emang sengaja boong untuk jaga privasinya krn niatnya jg gak bener (buat main2/ pny double life); ada yang emang cuma having fun seru2an tanpa ada niat saling kenal; ada yang gabut buat seenaknya tanpa mau diketahui siapanya; ada yang jaga dirinya (takut ketemu org2 matre/ gak bener). 
- Hal lain yg gw amati, banyak yg in deep down kesepian, little bit depressed, dan banyak masalah (sampah2 nya banyak). Energy nya lack of (lack of money, lack of love, lack of acceptance, lack of attention, lack of sex, lack of joy, dll). 

Dari 3x instal yang cm bertahan kurang dari 2 minggu, kecuali yg terakhir lets see deh, gw masih open2 aja dan netral (mksdnya berada dlm keadaan zen; see is what it is; gak ada projection, expectation, separation, rejection, and judgement). Belajar to more receive (misal: ada yg energy nya nurturing tp gak ganteng, ya tetep open nan netral, ga langsung di reject dan bikin separasi); trust my awareness; dan cek2 diri sendiri for personal growth. Maksudnya personal growth tuh kaya: kalau katemu yg asshole trs tiba2 kesel, jd lbh kenal boundaries diri, tau apa yg bs diterima/nggak; trs kalo ke trigger, jadi inget msh pny "sampah"/ trauma yg blm beres; kalo tiba2 push people yg kind/ insting tau ini org ok buat diri, ya beresin deh kebiasaan self sabotage nya; apa lagi ya? Intinya for greater life and joyful life deh wkwk. Dan ini baru bs terjadi saat diri sudah mulai bisa sayang sama diri sendiri....

We are the Source

Semua terjadi karena kita sendiri yang mengizinkan. Dan kita mencari orang-orang yang "bertugas" sesuai belife dan kesukaan kita. Misal:
  • Kita memiliki belief "aku tidak berharga" maka di alam bawah sadar, kita akan mencari orang-orang, kejadian, perusahaan, dan semua hal apapun siapapun yang semakin memvalidasi "I am unworthy". Dari berteman dengan orang-orang one sided dan taken for granted, memilih pasangan yang abusif emotionally/physically/spiritually. Memilih perusahaan/ kantor yang gak kind, seenaknya, unrespected, less salary dengan beban kerja yang berlipat2, keluarga yang membuat diri tidak berharga (emotionally unvailable, gaslighting, invalidasi, diabaikan, dll). Begitupun saat dimanfaatkan, di abuse, di gaslight, kita tanpa sadar mengizinkan orang untuk harming termasuk stealing our energy until dying. If you know what I mean. 
  • Kita seneng menyelesaikan masalah, memperbaiki sesuatu, maka kita akan memilih hal-hal yang memang perlu diperbaiki. Contoh: memilih pasangan yang hobby bikin masalah ketimbang pasangan yg nurturing dan "beres"; memilih tempat2 bermasalah; bergaul dengan orang2 bermasalah; berada dalam lingkungan yang berantakan.
  • Kita terbiasa dengan suffering, tanpa sadar kita akan mencari suffering terus karena familiar. 
Dan semua itu terjadi, karena diri sendiri yang mengizinkannya (pahit memang menerima kenyaatn ini). Jika desire perubahan atau kehidupan yang jauh lebih sejahtera dan bahagia, maka yang diberesin itu adalah core belief, program2 yang tak memberdayakan, itu berubah, semua akan berubah total secara otomatis. I have experienced it hehe. I can facilitate you who really really desire change and joyfull life (if you willing to let it go and pay me). Contact.

Wednesday, June 14, 2023

Do people really care others?

Dari kecil memperhatikan sesuatu, sampe di momen:
"orang tuh cuma peduli dengan dirinya sendiri dan circle nya ya?"

Berbuat baik ya untuk dirinya sendiri. Entah agar dapat pahala, feeling good, merasa berguna, naikin self esteem nya, biar dapet karma baik, investasi sosial, yang intinya untuk dirinya sendiri, bukan bener-bener for others. Begitupun dengan siapa yang akan dibantu, dipedulikan, diperhatikan, diprioritaskan, kalau ada orang struggle suffering dateng dan gak ada hubungan apa-apa atau sesederhana gak deket, ya gak dibantu atau se alakadar sopan santun aja. Karena gak deket, bukan circle nya. Apakah cinta kasih itu bersyarat? harus ajdi siapa nya orang itu, punya kedekatan seperti apa untuk bisa memberi dan mendapatkan kasih? Sesusah itu kan membuka hati untuk melihat sesuatu yang objektif aja, sesederhana ada yg perlu bantuan, diri bisa bantu dengan effortles, orangnya asking ya kasih-kasih aja meski gak kenal/ gak deket. Sesederhana kaya doa... Saat berdoa, fokus untuk diri sendiri dan orang2 terdekat saja? atau peduli dengan mendoakan seluruh umat manusia dalam kebaikan kebahagian? peduli dengan bumi dan segenap yang ada di alam semesta? Doa yang effortless (gak perlu keluar uang, tenaga, waktu banyak) mungkin orang cuma peduli dengan diri dan circle nya. I dont know. I dont know bisa begitu.

14/6/23

Ada pola yang sama yang baru gw sadari.

1. Tiap dateng ke sebuah tempat, kosong sepi cuma sendirian, gak lama kemudian dalam sejam tiba-tiba penuh rame banyak orang sampe panas. Tra nanya ke waiternya "ini kalo sore emang rame gini ya?", direspon "nggak sih, biasanya sepi, gatau hari ini". Dan itu terjadi berkali-kali.

2. Cowok-cowok yang pernah "nyangkut" ma gw, gak lama kemudian ketemu jodohnya/ dapet pasangan dan happy go joy. Trs gw nya? bye2. Dulu gak sadar, sampe ada temen yang sadar dan komen "ini temen2 gw yg lg cari pasangan/ pgn ketemu jodohnya, gw suruh ke lo aja ya, deketin lo, atau suka sama lo, biar cepet hidup percintaannya".

3. Kantor-kantor/ tempat2 bersistem yang ku tinggalkan (resign), gak lama kemudian berubah jadi jauh lebih baik sistemnya, dan yang menikmati itu ya orang-orang baru. Dan gw kebagian masuk ke tempat berantakan, aware sama sistem2nya, pusing stress sendiri. Dulu berusaha memperbaiki tapi ya siapa gw? dan biasanya orang belum bs nerima krn blm get it apa yg gw "liat". Giliran cabut karena udh gak kind buat diri, lha tuh tmpt mendadak beberes berubah, dan ide2 gw di aplikasikan, gw nya? pusing cari2 tempat baru. Tau deh kok ke attract sama tempat2 bermasalah. Dan ini berlaku sama org jg, pernah sampe babak belur bgt urusan ma org, org nya gak sadar2, gw tinggalin aja krn diri udh abis2an. Abis itu, hidup org ini berubah melesat bersinar dan 5 tahun kemudian reach me out say sorry and say thankyou. Dan gw udah yaudah aja, gak direspon, lebih ke arah legowo di harming, di abuse, di salah pahami, di reject saat ngasih banyak, dll. Ya yaudah aja.

ya itu semua dulu, skrg no more hehe~

Celup Celup

Mungkin di dunia yang orang banyak celup (intercourse) sana sini tanpa perlu ada hubungan, ikatan, status, dan bisa melakukan dengan siapapun, celup sana sini, fokusnya adalah di kebutuhan sendiri, pleasure sendiri, kepentingan sendiri, just for dirinya sendiri. Kalau ketemu pasangan celup celup yang setipe (sama2 taker) ya tidak ada yang dirugikan. Kalau ketemunya orang yang caring, kind, nurturing, healer, dikala kamu tipe taker, ya hoki gede, udahannya super abundance energy, light, sampah2 diri kebuang, joy, abis itu nge cut bye2 karena cuma pengen nyobain, dan orang itu? energy nya nge drop (energetically ya bukan tenaga), merana, struggle, gak bahagia, jadi ngambilin sampah, trauma, dan beban emosi kamu, abis udah babak belur, abis celup celup rasanya kaya kelindes truck. 

Memilih partner celup celup require awareness jg, cek dulu energetically nya.
Apakah org ini kind? fun? nurturing? generate greater? dll. Misal, kalau orang ini kind dan nurturing, bukan hanya ke badan kita tapi ke being (soul) jiwa kita juga, maka secara gak langsung dia akan respect, honoring, gak cuma ngambil, ada empati, bisa saling mengakomodasi. Dari awal proses, selama proses, dan udahannya akan benar-benar kind to our body and being. Sopan nya pun tidak sebatas kata-kata atau sopan santun basa basi, tapi benar-benar yang menghargai, mengapresiasi, mengakomodasi, peduli, dan care. Meskipun pasangan celup celup ini cm sekali ketemu atau long term, ngasih after efek yg kind and generate greater juga buat diri. 

Dan satu lagi, saat engage secara fisik apalagi saat lingga (penis) masuk kedalam yoni (vagina), kita exchange energy (for good or bad), saling ambil stuff masing2 juga. Misal, pasangan celup celup nya suka harming orang, tanpa sadar lama kelamaan kita akan jadi mirip dengan suka harming orang. Atau dia suka pizza, yang awalnya kita gak suka jadi suka. Dan ini berlaku juga untuk sampah2 batin/ trauma antara bisa saling kecampur2, bertukar, atau ke ambil di salah satu pihak (yg satu ke healing, yg satu babak belur). Entahlah apakah orang-orang aware tentang pertukaran energy ini? 

Bukan sekedar tukar cairan, tukar penyakit fisik, released sexual tension, beyond dari itu semua. Bahkan untuk sexual healer, saat dia intercourse sama laki-laki dimana laki-laki ini pernah tidur sama 20 perempuan (misal), tidak hanya laki-laki ini saja yang di healing tapi semua perempuan2 yang pernah tidur bareng sama laki-laki ini, yg energy dan imprinting nya masih nempel di body cowok ini. Dan sekali kita intercourse, energy2 itu br bisa bersih dari badan after 7 tahun. That why kita perlu hati-hati memilih pasangan bobo bareng (mau di luar nikah maupun dalam pernikahan). Begitupun saat sexual healernya laki-laki, ya dia akan nge healing perempuan yang tidur bareng dengannya plus semua laki-laki yang pernah tidur bareng dengan perempuan itu sebelumnya.

Healing tuh misal cowok ini punya trauma diabaikan dan di abused semasa kecil sampai membuat dirinya tidak berharga (in the deep core) terus dia pernah celup celup sama cewek yang punya perasaan tidak dicintai karena ditinggal ortunya kawin lagi (misal), dan cewek ini sebelumnya intercourse sama 7 cowok yg bermasalah juga. Saat kita celup celup sama cowok ini, kita yang baik2 aja, bisa tiba jadi merasa diabaikan, gak berharga, gak dicintai, dan sampah cowok2 lainnya yang pernah tidur bareng sama cewek itu, keambil tuh semua sampah2 orang terus jadi repot sendiri. Itu kalo kasusnya dia begituan sama satu cewek sebelumnya, kalo sama banyak orang? seberapa banyak sampah yang diambil? Buat taker sih justru dia yg diuntungkan, meski ya ada juga energy2 pasangan tidurnya yang bertukar. Untuk healer, ya be aware aja, karena suka gak sadar juga lg nge healing.

Ya sederhananya, kalo ketemu orang, ngobrol doang 1menit, itu aja udah bisa beda kan energy nya? entah jadi tiba2 happy atau mendadak depresi? ya bisa jadi antara kita buang sampah (kalo happy) atau ngambilin sampah orang (ngehealing). 

Beruntungnya, body kita ini aware dan pinter. Asal diri mau denger dan percaya. Badan tuh bisa tau loh orang-orang yang kind buat diri dan yang nggak, just trust dan off in logika. Misal: janjian ketemu org, pas sampe lokasi kok tiba2 males, yaudah pulang jangan diterusin gak enak atau apa. Atau tiba2 batal karena ada hal-hal diluar dugaan, just say thankyou tandanya lagi diselamatkan. Aku pernah udah beli tiket kapal dr flores ke lombok, udah mau berangkat masih tidur2an, males2an, gak mau bangun dari kasur, males. Untungnya partner saat itu gak pd pake logika untung rugi dan ngikutin aku, berakhir kita iklaskan tuh tiket. Besoknya mendadak banyak yg kontak nanya kabar, ternyata mereka liat berita kapal itu tenggelam. How smart our body? Begitpun saat kita memilih pekerjaan, ketemu siapa, pergi kemana, memilih partner celup, apapun itu, our body know it before kejadian. 

Kembali ke bahasan celup celup, kalau sudah pernah ngapa-ngapin even cuma touching or kissing, body merekam itu semua di badan dan muncul rasa kangen dan mau lagi mau lagi, yang bahaya kalau waktu itu melakukannya sama orang yang gak kind buat diri, atau jadi kecanduan dimana history orangnya seperti dijabarkan diatas (exchange energy yg gak kind, celup2 ke yang lain yang energynya gak karuan karena pernah kesana sini dan gak ok, jatohnya jd cuma bebersih sampah orang). Dan itu semua jadi candu. Perhatiin deh, orang2 yang biasa pacaran dan punya pasangan aja, gak akan bisa sesendirian sendiri, pasti cari lagi cari lagi mau punya status/ teman jalan/ fwb, entah sama orang baru atau mantan. Semuanya candu karena sudah terekam di badan dan badan akan minta lagi dan lagi. 

Yang mau aku sampaikan dan share disini intinya tentang awareness dalam memilih pasangan, apa yang terjadi saat dan after celup celup. Termasuk saat nikah, cek pasangannya suka "jajan" gak, karena bahaya jg. jangankan jajan yang dipake sama banyak orang sebelumnya, kalau punya selingkuhan pun yang misal dia begituan sama 4 orang sebelumnya, ya bahaya juga. 

ok. see yaa

Tuesday, June 13, 2023

Light and Fun

Ternyata hidup tuh se light dan se fun ini ya....

Tau deh dulu, apa2 sendiri, dimasukin banyak limitasi, program2 tak memberdayakan, berada di lingkungan yang muter2 di masalah, berasa berat dan struggle amat hidup. Ternyata hidup se light dan se fun ini saat diri tidak punya attachment terhadap apapun dan siapapun, saat diri tidak ada expetasi apapun termasuk tidak berekspetasi untuk tidak memiliki ekspetasi, saat diri hanya bertanggung jawab terhadap diri sendiri, saat diri memilih untuk bahagia hehe...

Plus after runs the bars and or body process, auto joy~
Wohooo, what else is possible?

Monday, June 12, 2023

Kabur

Tanpa sadar, ternyata gw tipe yang kabur kalau lagi ada masalah/ gak nyaman/ struggle/ dan sejenisnya. Waktu kecil, kaburnya dengan sekolah. Pas udah kerja, punya uang sendiri, kaburnya dengan traveling. Saat lagi gak punya uang, kaburnya dengan kerja. Ada juga kabur dengan makan barbar dan olahraga yang menyiksa diri (muaythai 2 sesi 5 jam nonstop dan tiap hari tanpa ada jeda buat badan recovery). 

Lama kelamaan saat sadar, beresin masalah-masalah diri termasuk underneath underneathnya, baru deh berubah. Dimulai dari kesadaran, masuk ke logika, lalu program ulang diri lewat habbit (membiasakan diri pada kebiasaan baru dengan perspektif dan mindset yang lebih sehat). 

Nah lucunya, karena sering menderita dari kecil, jadi terbiasa dengan penderitaan, pas diri happy joy tanpa amsalah, malah bingung dan tanpa sadar bikin masalah/suffering lagi wkwk. Saat menyadari itu, gw beresin lg sendiri sampe akhirnya pelan-pelan done. Ohya, btw, aku buka sesi ya buat yang mau konsultasi atau di fasilitasi atau sesederhana ask for bars/body process session. 

Comfort Food

Baru sadar, saat diri gak baik-baik aja dimana gak sadar saat itu sedang tidak baik-baik saja, aku mengisi ketidaknyamanan dan kekosongan diri dengan makanan. Kalau eating binge terjaadi saat stress, kalau ini terjadi disaat diri depressed (kosong, lonely, deep sadness, alone, suffering, empty). Dan ini terjadi di masa-masa kuliah di Bandung (2012an) dan saat kerja merantau sendirian gak ada siapa-siapa di Surabaya (awal 2022). 

Ada beberapa makanan yang dimakan dalam keadaan seperti itu:

Jaman di Bandung, hampir tiap hari makan steak dan calais di salah satu public space (yg jd personal space gw saat itu). Sampe senior gw komen "hah? lo kesana lg? tiap hari? semoga dapet suami yg bs kasih makan steak tiap hari ya", dan tmn ingetin "lo jgn sering2 minum gituan, nanti diabetes", berhasil bikin gw nge rem minum minuman manis.

Jaman di Surabaya, sama tuh craving for meat dan lbh spesifik, maunya waygu. Awal-awal makan di luar, lama2 sedih jg sekali makan 200rb. Akhirnya beli mentahnya di ecommerce 5kg dan masak sendiri di kosan. Satu lg mile crepes ezo yg cheese, asli enak banget sumpah.

Selesai deh masa2 tergelap terpuruk gelap dalam hidup. Next gak bakal depressed2 lg deh, kasian badan malah gembrot dan berantakan. Sudah cukup. Welcome to joyfull life~

Monday, June 5, 2023

Banyak cara menyaikiti diri sendiri

Banyak cara menyakiti diri sendiri baik sadar maupun tidak.

Saat upset/ ke trigger/ drop/sedih:
- Tidak bisa tidur semalaman
- Memendam emosi
- Menyayat-nyata tangan
- Berbicara negatif pada diri: aku gak berharga, aku gak layak, gak ada yang sayang denganku, tidak ada yang peduli denganku, aku cuma sampah, aku terbuang, aku sendirian, aku gak bisa apa-apa, tidak ada yang mau menerimaku, aku gak layak di prioritaskan, aku cm remehan debu yang dibuang orang sembarangan, dll.
- Eating binge, watching binge, impulsive shopping, impulsive hedon, nyetir kebut-kebutan

Relationship:
- Mengabaikan intuisi diri
- Betrayal self
- Lower standard and change value to please people
- Stay at toxic relationship
- Stay at one sided relationship/ friendship
- Abandonment own needs
- Sacrifice by killing self
- Slowing self just to fit with others
- Being used and abused
- Dont stand up for self
- Dant take care self
- Always give everything to others
- Dont make self as prioritize
- Make small goal
- Always ready for others without return back

Abilities:
- Healing others unconsciously until self suffering
- Being slave for others needs just because too aware
- Solve world problem just because too aware
- Want to fix and healp everyone and everything by making self dying
- Speak up people emotion/ feeling/ thought eventhough self would be punished and got problem that no one people that helped will help/ support. 

Banyak sekali cara untuk menyakiti diri sendiri, sesederhana menyimpan kesal lebih dari 2 detik, makan makanan yang body gak asking for and tidak di require, bergadang. Mua sampai kapan menyiksa diri?