Wednesday, February 24, 2021

Aquarium



2 Tahun punya aquarium. Blackghost, koi, koki, sapu2, neon, yg merah kecil, tiger fish, guphy, 
yang kuning, ikan layar, ikan kaya ikan sepat biru, cupang. 


Tuesday, February 23, 2021

Lovebird

Ada 4 pasang lovebird.

Pasangan 1 (putih dan kuning hijau). 
Telurnya sudah menetas, sayangnya kaki anaknya cacat gak bs berdiri 
(gatau keinjek sama mak bapaknya, gatau glodok licin tanpa alas 
jd cidera dan patah kakinya). Sedih bgt.

Pasangan 2 (putih biru muda dan kuning hijau) 
Bertelur gak netas2, lagi bertengger eh bertelur lalu jatoh pecah. Sedih.

Pasangan 3 (Hitam dan biru tua)
Adem ayem, pas di cek, ada 2 telur.
Dan hari ini mereka berdua kabur, telurnya cuma 1, 1 lagi ancur.

Pasangan 4 (pale yellow dan tosca)
Yang kuning muda sakit, tidur terus. Trs dikasih vitamin, 
eh tumpah kena matanya trs jd buta sebelah. Huhuhu sedih banget ya ampun.


Thursday, February 18, 2021

Gratitude Birthday

Ulang tahun pada tahun ini cukup membahagiakan. 
Karena banyak improvement yang dilakukan diri.

1. Two of deep traumas healed
2. Reconnect to myself
3. More awareness
4. More consciousness
5. More self regulated
6. Take my autonomy back
7. More kindness to myself
8. More Mindfullness
9. More being.

Thank you Utie, I Love You.


Thursday, February 11, 2021

Melihat masalah

Ada anak tidak mau sekolah karena minder. 
Minder karena nilainya jelek. 
Nilainya jelek karena tidak mampu mengikuti KBM.
tidak mampu mengikuti, karena IQ nya rendah.
IQ nya rendah karena di kandungan pernah mengalami dampak KDRT.

Setiap pagi, sang ibu, berteriak:
"mau jadi apa kalo gak sekolah"
"bisanya nyusahin orang tua aja"
"kamu gak tau diri, orang tua susah kerja, kamu malah begini"
"coba liat si ini si itu blabla"

Saat anak meledak tak kuat menahan rasa frustasi, di hantam dengan omelan, pukulan, dan hukuman.

Apa yg terjadi?

Apakah sang anak akan mau masuk sekolah?
Apakah sang anak akan sadar bahwa orang tuanya susah payah dan dia harus membahagiakan orang tuanya dikala dirinya pun stress dan insecure dalam akademik?
Apakah sang anak akan menjadi pintar dengan masuk sekolah dikala akar masalahnya di kemampuan IQ yg kurang (yang tidak diterima oleh orang tuanya)?
Apakah sang anak akan menurut dan berakhir bahagia?

Jika mampu berjeda sedikit dari norma yang berlaku, menurunkan ego, amati masalah hingga ke akarnya, diterima, maka solusinya akan tepat.
Permasalahan:
Anak minder tidak mau sekolah karena tidak mampu secara IQ.
Solusi:
1. Terima anak apa adanya, hingga dia merasa aman secara emosional dan didukung.
2. Ajak bicara baik-baik dari hati ke hati, biarkan anak berbicara bebas tanpa sanggahan ataupun dikte.
3. Konsultasi ke ahlinya, cari metode pendidikan yang tepat.
4. Biarkan anak tumbuh sesuai jati diri dan kemampuannya secara maksimal.

Membandingkan hanya membuat seseorang yang sedang drop dan minder semakin drop dan kehilangan self esteem nya.
Memanipulasi dengan mengungkit perjuangan ortu, hanya membuat anak terkikis self worth nya.
Memarahi hanya membuat anak merasa tidak dipahami dan semakin drop.
Menghukum hanya membuat anak semakin berontak desktruktif atau tenggelam dalam kegelapan.

11/2/21

Its a long journey,
Walking alone in the darkness.
Ups and down, and keep going.

Sometimes feeling lonely, 
Sometimes feeling tired,
Sometimes crying all the night, hope to be home.

Its not my home, i dont feel belongs here.
I just want to be home.


Dear Universe, Please bring me to my soul family
Dear, Universe, Let my soul family found me.
Nobody can understand you deeply, until you meet your soul family.

Tuesday, February 9, 2021

9/2/21

Its time to heal yourself by yourself.
Listen to your intuition, follow your spirit guide to find answer and the best solution. 

You are higher than you think
You are bigger than you feel
You are powerfull than you reliaze.

Take a deep breath. See your body, your soul, your internal body, your energy, your spirit. 
Breating slowly, scan yourself by yourself.
Finding the problem, ask question 
what do you feel?why you like that?
Heal your body with divine love, 
Heal your soul
Heal your spirit.

All of my energy please comeback to me. Now!
All of my others energy, please go back to your place. 

Dear spirits, i cant help you. 
Please find your place by yourself.
Dear evil spirit, get out of my body and soul! Go away! Dont come back again! I dont need you and you cant stay at me. Get out!!!

Dear mother guard, please shield my energy.
Dear universe, please take care of my energy.
Dear myself, thank you. 

Monday, February 8, 2021

8/2/21

Bismillahirrahmanirrahim.
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.


Diam-diam diri menolong,

Diam-diam diri ditolong.

Saturday, February 6, 2021

Dogmatif Normatif (2)

Pernah berada dan hidup penuh dogma norma puluhan tahun.
Ibu menuntut anak harus ini itu, gw sebagai anak balik nuntut ortu harus blabla.
Hidup dalam utopian tak berani hadapi realita.

Ortu menentukan standard anak perempuan harus bisa beres-beres, anak perempuan harus ini itu, saat anak perempuannya gak suka beres-beres maka di generalisisr gagal dan gak bagus. Tanpa melihat kelebihan-kelebihan lainnya. Alhasil fokus pada kelemahan bukan mengembangkan potensi.

Anak kembali menentukan standard terhadap orang tua. Orang tua harus pinter, harus bijaksana, ayah harus menafkahi, ibu harus perhatian, keharusan keharusan lainnya. Hingga sulit menerima kalau mereka manusia biasa bahkan penuh unresolved issue. 

Hidup dalam aturan sosial yang belum tentu baik, cocok, dan tepat untuk diri dan keluarga. Sibuk mengejar standard luar dengan mengabaikan kebahagian diri dan keluarga. Hidup dalam norma penuh dogmatif. Entah apa yang dikejar.

Hingga suatu waktu, Tuhan kasih jalan untuk membereskannya. Diseimbangkanlah masalah tersebut dan mulai mampu mencintai diri secara murni. Keluarga pun ikut diseimbangkan. Setelah itu, kerasa, tidak saling menuntut, mampu menerima satu sama lain, menghargai autonomy masing-masing, sikap manipulatif atas obsesif kompulsif satu sama lain menghilang. Lebih tenang aja hidup. Lebih secure, lebih pede, lebih baik thdp diri sendiri. 

Friday, February 5, 2021

Dogmatif Normatif (1)

Jadi Anak harus patuh

Jadi Anak harus banggain ortu

Jadi Anak harus nurut

Jadi Anak harus berbakti

Jadi Anak harus bahagian ortu

Jadi Anak harus ini itu.

Jadi Anak gak boleh membangkang

Jadi Anak gak boleh berbeda pendapat

Jadi Anak gak boleh malu2in keluarga

Jadi Anak gak boleh ini itu.

Lalu kapan si anak ini mengurusi diri dan memenuhi kebahagian dirinya? Lalu kapan si anak ini mempersiapkan masa depan untuk “memperbaiki” keturunan? Lalu kapan si anak ini menemukan dirinya jika semua serba diatur tanpa ada ruang explorasi dam penerimaan?

Keluarga dogmatif, masyarakat normatif. Ikut campur tanpa tanggung jawab. Menasehati tanpa diminta. Berkomentar tak tahu situasi. Ngejejelin dogma terus menerus hingga merusak jiwa seseorang. 

Biarlah orang menjadi dirinya sendiri. Melakukan kesalahan, belajar, memperbaiki hingga menjadi orang yang terus baik atas gerak hatinya sendiri tanpa beban tekanan keharusan-keharusan sosial yang memperburuk keadaan seseorang lalu saat meledak, dengan mudah disalahkan, di judging, di jauhi, di cap. Apa itu manusia dewasa? Apa itu yg disebut masyarakat dewasa?

Monday, February 1, 2021

Aib dan Kebohongan

Seseorang mengalami depresi karena tekanan keluarga dan keluarga bsar. Berantam heboh dengan orang tua hingga menciderai fisik. Dibawa ke UGD ditanya runtutan kejadian, lalu bingung, berbohong untuk menutupi kisah asli karena dianggap aib. Sang petugas medis kebingungan, analisa kasus pun tak lengkap, pengobatan pun tak tepat dan maksimal.

Jika jujur, maka orang ini selain dapar pengobatan medis seperti laser, operasi, fisioterapi, ia pun akan di rujuk ke psikiater dan psikolog. Jikapun dokternya jeli meraba masalah dan akhirnya di rujuk ke psikolog dan psikiater, dianggap aib karena malu dianggap gilak, hingga akhirnya menggurungkan diri, terjembab dalam penyakit yang terus bergerak kedalam putaran gelap. 

Jika akhirnya mau ke psikolog dan psikiater, bercerita pun dianggap aib karena menceritakan masalah keluarga, sifat buruk orang tua, kelakuan ana yang dianggap buruk dalam norma sosial. Berbohong hingga diagnosa tak tepat, pengobatan tak tepat sasaran, bahkan bisa menghasilkan trauma baru ataupun pengobatan terhenti dan meledak menjadi penyakit jiwa lainnya yang bercabang hingga di kemudian hari semakin kompleks, sulit dikenali akarnya dan dibereskan.

Demi menutup kisah yang dianggap aib, kebohongan dilakukan, yang berakhir mendzolimi diri sendiri ataupun anggota keluarga lainnya.

Contoh, 
  • Seorang istri dianiaya suami hingga babak belur, ke dokter bilang kepentok, luka fisik diobati, tapi depresi dan trauma batinnya tidak, lama kelamaan di suatu ketika saat kejadian penyiksaan terus berulang, sang istri meledak menjadi gilak atau bunuh diri atau membuniuh suaminya yang berakhir masuk penjara. 
  • Seorang anak menderita tekanan batin atas orang tua yang memiliki gangguan kepribadian, dimana suka meledak secara emosional dan berkata kasar maupun memukul. Si anak mengalami tekanan yang luar biasa hingga akhirnya tenggelam dalam narkoba. Dibawa ke terapis, di acam untuk tidak cerita, akhirnya hanya diobati ketrgantungan terhadap narkobanya tanpa membereskan akar permasalahannya (trauma abused ortu). Dimana saat akar tidak dibereskan, maka akan terus kembali ke narkoba atau pelarian addiction lainnya. 

*Wuallahualam bishawab

Aib dan Ketidakadilan

Sepasang manusia melakukan zina, membuahi indung telur dengan sperma, lalu jadilah janin. 
Menikah dalam keadaan sedang hamil.
Melahirkan dan menutup kisah karena dianggap aib.

Sang anak tumbuh besar, 
Jika perempuan, maka ia pun menjadi bukan muhrim dengan ayah biologisnya.
Jika menikah pun perlu ke pengadilan, karena statusnya sebagai anak di luar nikah. Hal ini berlaku juga terhadap anak laki-laki.
Secara waris, tidak ada tanggung jawab penyumbang sperma untuk menafkahi.
Nasab nya tidak jelas.

Realitanya dalam masyarakat kita saat ini,
Anak hamil, segera dinikahi, sekalipun dalam sudut pandang agama, nikah dalam keadaan hamil itu tidaklah sah. Setelah anaknya lahir dan melewati masa idah, tidak ada pernikahan sah yang dilakukan. Lalu hubungan suami istri yang dilakukan hanya bermodalkan buku nikah catatan sipil menjadi zina. Kisah bablas orang tua yang tidak diceritakan karena dianggap aib, menjadi ketidakadilan bagi anaknya karena anak tak mendapati waris yang jelas, hak wali nikah dari bapak dan keluarga bapak biologisnya. Sekalipun tinggal bersama bapak biologisnya dalam pernikahan sah secara negara, jika anaknya perempuan, maka menjadi bukan muhrim dengan bapak biologisnya. 

*wuallahualam bishawab.