Saturday, June 28, 2014

LAKI - LAKI


FISIK

Suatu hari mendengar obrolan teman tentang si A menikah dengan si B, dimana sebelumnya si A berpacaran dengan si C yang putus dikarenakan si C merasa ga nyambung ma si A secara pikiran.

Malamnya saya ngobrol dengan si D (cowok), tmn nge trip, via line.
saya: "kok bisa ya orang gak nyambung secara pikiran dikala mereka udah pacaran?"
si D: "ya berarti ketertarikan awal mereka dari fisik ti."

Setiap orang beda-beda ya, ada yg ketertarikan awalnya dari fisik, status sosial, harta, agamanya, perilakunya, pikirannya, dll. (sharing) Kalo saya pribadi lebih milih orang sefrekuensi yg bisa membangun ikatan pikiran (satu visi, pny perspektif yg luas dr banyak sisi, tektok pikirannya enak, cerdas). Karena apa? karena sikap, apa yg dilakukannya, apa yg diyakini, dan keputusan2 ke depan kan di pengaruhi oleh cara pandang dan pola pikir. Dan sefrekuensi krn menghasilkan kenyaman sehingga saling menjadi diri sendiri. Kalo itu udah dapet, yaudah, selesai pencarian.

------------------------------------------------
TERLALU PUTIH

Suatu ketika tmn (cowok) jaman sma dan sekampus yg merantau di kalimantan ke bandung dan bertemulah kita yang mengobrol tentang ini itu, sampai ke topik:
saya: kok si X blm pny pacar ya, pdhl cantik, pinter, agamanya jg bagus meski ga berjilbab (ya jilbab bukan ukuran memang) dan secara finansial kerjaannya okey.
teman: dia ga mau ma gw sih dulu hahaha... dia terlalu cantik, terlalu putih. dia pake pemutih ya perasaan dulu ga seputih itu?
saya: meeeh -______-" (dalem hati: lg2 yg dibahas masalah fisik, boys).

------------------------------------------------
IYA

Suatu waktu mendapati kabar si O (pria yg selalu minta dicariin cewek berjilbab yg ini itu) berpacaran dengan si P (perempuan masa kini dengan pakaian tanpa lengan, cantik, langsing).

saya bertanya dengan si Z (pria muda soleh yg menjaga diri dgn baik).
saya: cowok itu gampang tertarik fisik cewek ya?
si Z: se-shaleh2 nya pria, pasti iya...

------------------------------------------------
BERAT BADAN

tengah malem, tmn cowok nge wa:
H: tinggi lo brp ti? berat badan lo berapa?
U: jawab
H: itu di index masa tubuh, lo kelebihan dikit ti. bukan gw ngolok2 lo gendut tp klo kelebihan kan ga enak gerak.
U: -_____-" kelebihannya kan dikit dan gw msh nyaman2 aja ngapa2in meski badan ga kaya model catwalk~

------------------------------------------------
BUAH & LAPAR

Jam 2 pagi.

saya: laper bgt deh
dia: makan tii, ntr sakit
saya: delivery apa ya?
dia: buah! kan udh malem

saya: laper
adik: tahan aja, nanti jg ga laper.

*entah krn saya tidurnya emang malem jd laper atau laper krn stress byk kerjaan, tapi kedua laki-laki itu ngejawab seperti itu. yg satu nyuruh makan biar ga sakit tp ttp menjaga berat badan dgn nyuruh makan buah, kalo adik lbh ke arah mind power, meski alasan kedua org tersebut sama: biar ga gendut.

------------------------------------------------
BIKINI

saat liburan ke pantai
E: pada pake bikini doong~

------------------------------------------------

Inti dari bbrp obrolan dengan (teman, adik) laki- laki (dari yg rada brengsek ampe yg soleh), ternyata.... laki-laki emang makhluk visual ya. 

FYI, kerasa banget deh kalo traveling pake baju tak menarik, tidur pake mukena, tak ada yg tertarik justru malah bikin diri sendiri ngerasa secure - aman. Soalnya entah karena saya sensitif / suudzon, pernah bbrp kali menangkap pandangan laki-laki terhadap wanita yg menarik (badan bagus, modis, dandan, pakaian terbuka) seolah - olah sedang "menelanjangi". serem.

Wednesday, June 25, 2014

I think God Can Explain - Splender



I think God Can Explain - Splender

Gara-gara kemaren pas perjalanan pulang ke kosan, denger lagu ini di radio, suka! Jadi di puter terus dari semalem ampe seharian ini, ada kali pulhan kali atau ratusan. haha :))

Wednesday, June 18, 2014

Teman yang Shaleh

Suatu hari, saya melihat postingan adik di media sosial bahwa dia habis berziarah ke makan temannya yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Ada rasa "iri" meletup di dada, bergumam dalam hati "apakah selepas saya meninggal, adakah teman yg mendoakan bahkan berziarah ke kuburan saya setiap tahunnya?", lalu muncul pertanyaan lain: "apakah saat ini, semasa saya hidup, adakah temang yg mendoakan selepas ia solat ataupun dikala malam?"

Saya pun teringat seorang sahabat semasa sma, entahlah bagaimana ceritanya kami menjadi teman, dia tidak pernah mengajak, tapi dari dirinya saya terinspirasi dan terbiasa untuk shalat dhuha di jam istirahat pertama (jd saya sekolah dr jam 7pagi- 4sore, jd istirahatnya 2 kali), shalat dzuhur tepat waktu, shalat ashar selepas sekolah, saling mengingatkan untuk tahajud hampir tiap hari, puasa senin kamis, ya SMA, masa dimana jiwa tergenggam dalam damai, masa dimana ibadah menjadi sebuah kebutuhan layaknya air dikala haus. Dia pun sering mengingatkan saat saya sedang berbuat/ bersikap kurang baik dengan cara yang tak sedikit pun menyingung apalagi membuat kesal dan saling menutup aib (bagaimanapun manusia tidak luput dari dosa dan keburukan, hanya kadarnya saja yang berbeda). Meski sudah tak pernah bertemu dan komunikasi dikarenakan kesibukan dia sebagai ibu dan istri yang tinggal jauh, dan entah saya dianggap sahabat/ hanya sekedar teman biasa, dia tetap sahabat yang saya doakan, semoga kita bertemu di surga-Nya ya... aamiin.

Saya rindu, kesederhanaan dalam segala hal, percakapan yang dalam, kepedulian yang tulus, pertemanan yang terus dijaga meski jarak waktu yang jauh, rasa sayang satu sama lain karena Allah, dan sama2 berjalan mengharap surga-Nya. 

Jaman sekarang, saya tidak tahu bisa menemukan teman seperti itu dimana. kadang lelah dengan perubahan jaman yang semakin self-oriented dan individu, care dibilang kepo, baik malah dimanfaatin, orang2 dekat cuma krn butuh dan melihat potensi diri kita yang bisa menguntungkannya, mengingatkan dibilang sok bener, me-warning malah di suudzonin, berusaha menjalin hubungan yang dalam malah terus dibentengin, jujur malah dijauhi, kepekaan sosial dan empati yang semakin menurun. "gw ga peduli kalo ga ada urusannya ma gw", kalimat yang terlontar dr seorang teman kantor semasa kerja di ibu kota, dikala saya cerita ttg ada orang keserempet bajay sampe jatoh, kasian, dlm perjalanan saya ke kantor.

Ya, semakin tua, semakin banyak lingkungan sosial yang disingahi, semakin banyak orang yang ditemui, (anehnya) semakin sedikit teman yang kita miliki, atau justru tak ada satupun yang sebenar-benarnya teman? entanlah.

Malam ini, dikala hendak tidur, ada beberapa nama yang terbesit dalam doa, dan malah jadi teringat banyak hal. Saya rindu, rindu akan kehausan dalam menjalani ibadah, rindu menjalin hubungan yang dalam dengan hamba2-Nya yang shaleh.

*wuallahualam bishawab

“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan:27-29)
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Sunday, June 15, 2014

Random Thought/ 00:20

00:20. 15 juni 2014. 
*yang awalnya udh siap2 tidur dari jam 21.00, tiba kepikiran random, malah blm tidur2.

Kadang gw bingung deh,
ibunya berhijab dgn baik tp knp anak2 perempuannya diperbolehkan berpakaian terbuka? (baju tanpa lengan/ rok pendek/ hot pants/ baju ketat, dsb). apakah tertutup itu hanya "diperuntukan" untuk perempuan yang tak lagi muda atau yg telah menikah? Padahal justru perempuan muda, tingkat "fitnah" nya lebih besar ya?

kadang gw juga mikir,
perempuan2 yang masa mudanya suka minum bir, clubbing, bahkan zina, itu nanti pas pny ank perempuannya gmn ya? ya antara bisa dibolehin/ ngga sih. cuma gw mikir aja, apa perasaan mrk pas tau anak perempuannya kaya doi waktu muda?

ya setiap orang pasti lah ada keinginan untuk menunjukan keindahannya, ya laki2 ya perempuan, yang bikin beda (yg jd rem) itu cm masalah kebiasaan dan rasa malu nya aja.

gw jg jd bingung ntr punya ank bakal gmn. ya sebaik/ "seburuk" apapun seorang tua/ kita mendidik anak, tetep ya campur tangan Tuhan paling gede, krn dia yg memberikan kecondongan u/ melakukan hal baik atau u/ maksiat. bisa aja kita didik bener, eh anaknya ga bener. kita cuek, eh anaknya justru bener dr dirinya sendiri.

tiba2 berdialog sendiri,
berarti gw doa aja deh ntr klo pny anak. serem bgt soalnya nih kalo dipikir2 kehidupan ini. gw aja makin gede, makin luas lebata range pertemanan, makin byk ketemu org, makin tau byk hal, malah makin serem.

dan tiba2 terbesit:
pengen deh ada orang yang bisa diajak sharing dan tuker pikiran dalam tektok yang se-frekuensi, yang meluaskan perspektif, yang menjawab tanpa judgment, yang wawasannya luas. banyak banget hal2 yang bikin penasaran, yang memunculkan pertanyaan.

sempet tanya ke ayah tentang pikiran2 random lainnya, dijawab: "mulai deh.."
sempet tanya ke adik, dijawab: "udah malem, jgn aneh2 deh."
senpet tanya ke tmn malem2, direspon: "lo visioner ti, terlalu visioner malahan."

Padahal menurut gw pertanyaan gw biasa aja. kaya yg diatas, trs pernah nanya binatang kalo mati masuk surga/ neraka? kalo mereka sebagai pelengkap kehidupan di dunia tp knp ada bbrp binantang yg dijanjikan masuk surga kaya anjing ashabul kahfi? pernah nanya ttg letak jiwa dmn? kalo punya anak perempuan boleh pake bikini ga? kalo nanti kertas udah gak ada, kita nulis pake apa ya, ya semua jadi dunia digital, nah nanti sistem ini titu blabla nya gmn ya? dll. Ya emang sih kadang ada pertanyaan2 mendalam yg gw tanyakan. dan semuanya blm nemuin jawaban krn yg ditanyanya gatau, malah bingung can kadang gatau siapa yg bisa diajak ngobrol (bukan menjawab layaknya "matematika"). Ya ada juga pertanyaan yg udh nemu jawabannya tp gw tanyain cuma pengen tau pandangan orang2/ perspektif jawaban lainnya. 

Wednesday, June 4, 2014

Interior Design



Kindly visit my online portofolio


Catatan Kecil

Semakin dewasanya waktu, semakin banyak orang-orang yang ditemui, semakin banyak hal-hal yang terjadi, semakin banyak konflik, semakin luasnya pandangan, semakin banyak pembelajaran yang didapat, semakin banyaknya yang datang dan pergi, Kadang ada orang-orang yang luput disyukuri kehadirannya.

Pertama, Tahun lalu diundang farewell party nya Indra, tmn kantor (pdhl saya udah resign sblm dia), ketemu tmn kantornya, si R, kenalan, dan melakukan sebuat trip, dari dia saya kenal dengan beberapa temannya, V perempuan soleh, F cowok enslikopedia berjalan, dan Abang T kerabat baru. Dan sampe sekarang masih sering interaksi dengan si V, dia pernah nyuruh saya olahraga, pake hijab yg lbh bener, dll. dan saya seneng pny tmn soleh ky gini. Saat berteman karena Allah tuh rasanya emang beda. 

Kedua, dalam sebuah obrolan dengan si B, saya meluncurkan pertanyaan kokologi, tiba-tiba dia ngomong: "ga usahlah ti, toh kita temenan jg udah lama". Iya jg, udh 10 tahun temenan dan masih suka ngobrol dan kadang ketemu meski beda pulau. Disini jadi sadar, buat apa memperjuangkan org-org yg gak peduli ma kita kalo ternyata ada orang-orang yg udh kenal lama, intens komunikasi meski ga tiap hari, dan lbh ngangep kita temen. Dalam sebuah perbincangan, dia pernah blg: "lo bisa punya kriteria apapun ti, tp ttp Allah yg nentuin", lagi2 saya seneng punya temen yang (cenderung) soleh. 

Ketiga, si H, kenal 6 tahun yang lalu dan sering ngobrol bbrp tahun terakhir, dia senior saya di kampus waktu s1 tp jd seangkatan. Jauh dari soleh, malah aneh kenapa bisa punya temen model kaya gini, tp dia sopan kalo ma saya dan yg lebih anehnya orang ini suka tiba-tiba muncul dan ada. Meski orangnya gak pedulian kadang suka dpt dukungan mental dr dia. Ya bersyukur jg punya temen dia.

Keempat, pertemuan dengan I dan E bbrp bulan yg lalu di sebuah komunitas, kita bukan orang yg temenan di dunia maya, bukan yg menghubungi tiap hari, tapi bbrp kali melakukan perjalanan random yg berakhir dgn kalimat: "kok kita mau2 aja sih diajak si utie tiba2 gini, random pula." hahaha... Mereka orang yang jujur, kalo ada yg salah mereka bilang, Pernah saat saya lg super emosian jd berkonflik ma org, mereka marahin saya. Meski gak dilahirkan dalam rahim yang sama, I love both of them. 

Urutannya ngacak, sesuai yang diiget aja. Tulisan ini ga ada maksud apa-apa sih cm ekspresi syukur aja, menyadari sesuatu lalu menuliskannya. Agar suatu ketika (kalo) berkonflik sampe sakit hati/ kesal/ apalah (ya namanya hidup kan gak akan selalu sama, who knows what will happen in the future), saya bisa cepat menteralkan hati dan menjaga  silahturahmi dgn baca tulisan ini kembali :p

Moralnya: "Bukan selama apa kita mengenal seseorang, tapi seberapa dalam kita saling menoreh"