Thursday, December 31, 2020

Catatan 2020

2016 - 2018 
Ke Abuse, depresi.

Tengah 2018 
Mulai healing yang malah nambah2 masalah dan trauma.

Awal 2019 
Syaraf kejepit. Hampir tiap hari ke rumah sakit, depresi malah membaik.

Tengah 2019 
Holistic healing. 

Akhir 2019 - 2020 
Capek bgt struggle. Banyak pergejolakan. 

Akhir 2020 
Mulai ada titik cerah. 
Ketemu orang-orang yang beneran ngebantu. Jin-jin santet dibuang, akar trauma di beresin, depresi membaik, get my real me back, beresin apa yang perlu dibereskan, busy on my goal, dan semoga detox energy segera selesai, sabar ya badan, i love you. Mulai menerima hidup bersama syaraf kejepit.

Mengantar Tuan Putri pulang (2)

Desember 2020

Setelah sebuan intensif healing di jogja di tengah2 ujian ini itu. Dikenalkan dengan terapis2 baru dengan cara2 baru yang ternyata cocok. Samapi di sebuah pemecahan teka-teki mengapa aku seperti tuan putri di flores dan orang2 lokal disana melayani, menjaga, dan merasa bertanggung jawab dengan keselamatan dan kebahagianku selama di flores. Ternyata.....

Ternyata memang ada tuan putri di diriku yang minta tolong dianterin pulang ke rumahnya. Setelah melakukan penerawangan (ternyata aku bs nerawang, selama ini mikirnya itu cuma visual2 biasa), rumahnya di kanawa, dibelakang tenda2, di hutan dekat bukit. Dan ternyata benar.

Akhirnya setelah urusan di jogja, pulang ke jkt dan lanjut ke flores. mendarat di labuan bajo dan sudah banyak berubah, menyedihkan. Tidak ada lagi pemandangan saat jalan kaki, tidak ada lagi kemudahan cari open trip, banyak tokok-toko tutup karena corona, banyak pembangunan sampai pasar, pelelangan ikan, dan night market seafood hilang terganti mall dan tempat parkir. Sedih sekali rasanya hingga tak ingin kembali ke tempat ini. Kalau alam bisa berbicara, mereka akan menangis. Pelabuhan pun berubah, air tak sejernih dahulu, kapal lokal berpindah tempat, speed biat dan phinisi semakin banyak. ok ini aku share di postingan lain (kalao mood dan inget).

Setelah cari-cari kapal untuk ke kanawa, akhirnya dapat PP labuan bajo-kanawa. Sehari sebelum ke kanawa, ikutan open trip dulu biar rada happy dikit mengobati kekecewaan dengan pembangunan dan keadaan labuan bajo saat ini. 

pulau padar, desember 2020

Samapi di pulau, banyak yang berubah. Perahu kuning yang tahun 2013, 2018 diam dekat dermaga, sekarang entah bergeser kemana. Pulau nya sepi, resort nya tutup. Tenda dan bale sudah tidak ada, bungalow pun kumuh rusak tak terurus, wc umum sudah hilang. Aku berjalan mengikuti intuisi, samapi di sebuah pohon, ku merasakan disini rumahnya. Lalu ku duduk bermeditasi. Tiba-tiba mual, muntah, lalu nangis. Di akhir proses, tiba-tiba ada sosok serem banget diikuti satu mahluk lg kurus serem, mereka marah2 dan menakuti. Spontan segera menyelsaikan kepulangan tuan putri, semoga happy di tempatnya, dan sama-sama hidup tenang. Aku segera beranjak pengen pulang, takut. Di tengah jalan, jadi ragu antara pengen cuek pulau atau nganterin 2 perompak serem ini yang minta dianterin ke tengah hutan di dalam bukit. Sempet jadi sebel marah-marah pengen ngamuk. Lalu aku telepon salah satu tim psikolog di jogja yang membantu nge healing traumaku. Dia menyuruhku untuk berdialog dengan 2 perompak itu dan bilang kalau kita sudah beda dimensi, aku tidak mampu membantu, aku hanya bisa mendoakan. Setelah berdialog dan berdoa, aku pun pergi. Sempat kesal-kesal yang entah rasa kesalku atau rasa kesal mereka yang masih ikutin aku atau kesedot olehku. Perahu pun meninggalkan pulau kanawa, dan tidak ada perasaan sedih sama sekali seperti yang dulu2 kalau ninggalin pulau itu sampe nanggis2 mendalam parah bgt sedihnya. Tandanya kami (saya dan tuan putri bersama pengawal2nya sudah berpisah). Bye kanawa, aku gak akan foto kamu, gak akan kembali lg ke sini, ini jadi pertemuan kita terakhir. 

2 jam kemudian, perahu sampai di sebuah pulau tempat meningginap, saat menutup mata, 2 perompak itu pun sudah tidak ada. Hari berganti, dan bener aja, hidupku lebih enteng setelah menghantarkan pulang tuan putri yang entah dari kapan ada di aku dan minta tolong cuma akunya gak ngeh. 

Ya Tuhan, jika memang banyak trauma leluhur yang minta di release lewatku, maka tolonglah aku untuk mampu memisahkan mana yang menjadi urusan tanggungjawabku dan mana yang bukan.
Ya Tuhan, jika ada mahluk yang minta tolong padaku, tolong mereka dan bentengi aku dari mahluk-mahluk yang berbeda dimensi.
Ya Tuhan, jika ada orang yang jahat dan dzolim, tolong lindungiku, keluargaku, dan keturnanku kelak.
Ya Tuhan, jika ada hal-hal yang perlu aku selesaikan, tolong berikan petunjukMu dan pertolonganMu.

Thursday, December 24, 2020

Mengantar Tuan Putri Pulang (1)

Akhir desember 2013
Kapal sampai di labuan bajo, tiket pulang belum dibeli, berakhir overland flores bersama beberapa teman satu kapal sailing lombok-labuan bajo. Saat itu bareng sinta, biko, aul, dewi, dan abi yang datang dari bali. Selesai overland selama seminggu, kami kembali ke labuan bajo, berniat naik fery ke lombok, malas, berakhir pergi dan menginap di sebuah resort di pulau kanawa. Bertemu kembali dengan aul dan dewi, sedangkan biko sudah pulang duluan ke jkt. Karena tiket pesawat esok pagi jam 8 maka kami bertiga (aku, sinta, abi) menyewa perahu untuk kembali ke labuan bajo dan lanjut ke bandara. Aku pulang ke jakarta, abi dan sinta ke bali. 

Saat di perahu meninggalkan flores, ada perasaan sedih mendalam. Sebuah perasaan seperti meninggalkan rumah "home", sedih sekali rasanya hingga air mata jatuh tak tertahan. Aku berusaha menyembunyikan sedih dan tanggis dari yang lain. 

Juli 2018
Aku kembali ke tanah flores, mendarat langsung di labuan bajo. Sendirian pergi sendiri. Di saat itu habis ada kejadian yang cukup menguncang jiwa dan butuh rehat, flores menjadi tempat terdamai dengan segala memory nya. Ternyata pergi sendirian sama bahagianya saat pergi bersama teman-teman. Bahkan banyak sekali kemudahan dan keberuntungan yang di dapat. Dari mulai dapat penginapan yg orang lain perlu booking bbrp bulan sebelumnya, aku dpt on the spot. Menginap di boatel la pirates tengah laut. Dan keberuntungan terus terjadi, entah mengapa semua orang lokal yang ditemui disana sangat melayani dan menjagaku. Mulai dari tukang ojeg yang ngejagain, bawain barang, fotoin, menuntun, mengikuti sampai ke dalam hutan 10km jalan kaki pulang pergi. Aku membayar lebih/ dia minta bayaran diluar transport? Tidak. Lalu pergi ke sebuat tempat 4 jam dari kota naik motor, melewati hutan, ternyta kmrn ada kejadian bule perancis diperkosa tukang ojegnya lalu di rampok, orang2 waswas melihat ku, puji Tuhan aku sampai dengan selamat. Ikut one day trip, dapat harga diskon, dibeliin makan sama ABK gratis, dan gatau knp guide berubah jd asisten pribadi cuma ngurusin aku dr satu tempat ke tempat lain. Sampe akhirnya di pulau kanawa, hanya sebentar, pas pulang, seiring senja diatas speed boat, air mata turun tak tertahan. Menangis dalam isakan penuh kesakitan dalam dada, kesedihan tak terbendung meninggalkan pulau kanawa, rasanya sama seperti 5 tahun lalu, seperti meninggalkan rumah dalam kesendirian. 

Sampai pelabuhan, makan bakso sambil duduk liat laut. Mengobrol dengan nelayan dan tukang perahu. Terbesit dalam hati ingin kembali ke kanawa. Berakhir sewa kapal dapat 1/7 harga. Esok pagi sebelum ke bandara, aku ke kanwa kembali sendirian ditemani kapten kapal dan anak laki-lakinya. Rasanya bahagia seperti mau pulang ke rumah setelah lama merantau. Sampai lokasi, duduk pinggir pantai, tiduran santai. Lalu berjalan ke arah hutan, ada sesuatu yang menggerakanku ke arah sana. Lalu langkah terhenti saat kapten kapal berteriak memanggil mengigatkan waktu agar aku tak tertinggal pesawat. Aku pun pergi meningalkan kanawa dengan berat hati. Dan lagi-lagi air mata berlinang sedih saat perahu mulai menjauh dari pulau kanawa. Perasaan sedih teramat dalam. Rasanya ingin kembali dan tinggal disana. 

Sampai pelabuhan, bingung ke bandara pakai apa. Ketemu mobil, tawar menawar dari harga 70rb, aku hanya bayar 20rb (1/3 harga normal). Sesampai bandara, aku menjadi orang terakhir dalam antrian, was-was tertinggal pesawat. Tiba-tiba counter di closed tepat 2 orang terakhir. Lalu kami (aku dan satu bapak2) dikasih tiket bisnis. Kami menunggu di louge khusus yang dilengkapi makanan prasmanan. Pesawat delay 4 jam karena cuaca, orang-orang mulai marah karena pada kelaparan (tempat makan di bandara saat itu sangat minim bahkan hampir tidak ada). Aku merasa beruntung sekali saat itu, apat kelas bisnis tanpa keluar uang sepeserpun, menunggu di lounge dengan makanan berlimpah dan sofa nyaman. Akhirnya pesawat datang, kami naik ke pesawat. Bapak-bapak yang bersamaku ternyata nomer kursi pesawatnya sebelahan. Dia orang lokal flores, dan anehnya, ia seperti orang-orang flores yang ku temui sebelumnya, ia melayani dan seolah2 merasa bertanggung jawab dengan ku. Aku gerak dikit, dia langsung sigap. Minuman datang, dia ambil minumanku dari pramugari dan menaruhnya. Saat sampai, ia pun menurunkan barangku dan mempersilahkanku turun duluan. 

12 malam sampai di bandara soekarno hatta. Sendirian, gak ada yang bantuin bawa barang, di tolak taxi-taxi, sudah capai sekali rasanya ingin pulang tp gak bisa pulang, kesal. Telepon ortu, mereka tidur. Akhirnya 2 jam kemudian dijemput. Hidupku berubah 180 derajat sampai Jakarta. di Flores ku merasa seperti tuan putri, semua melayani, baik, semua yg dimau di dapat, orang2 menjaga. Sampai rumah berubah ajdi "gelandangan" dan terabaikan. 

Saturday, December 12, 2020

Wednesday, December 9, 2020

Berkoloni

Datang ke sebuah tempat baru, yang dicari pertama adalah teman.
Berteman untuk mengisi kekosongan, memenuhi kebutuhan memberi dan diberi, memenuhi kebutuhan dalam proses bertahan hidup. Urusan selesai, kedekatan di masa itu hanya sebuah kenangan. Lalu hidup berlanjut dari satu tempat ke tempat baru, dari satu fase ke fase selanjutnya, dengan pola cara bertahan hidup yang sama, mencari teman. Begitupun saat sulit, yang dicari adalah teman senasib. Dimana saat nasibnya berbeda, tidak ada hasrat untuk memulai bertemanan. Berteman atas dasar kesamaan issue.

Hidup dalam koloni.
Menutup diri asli untuk dapat diterima, mengikuti aturan kelompok agar tidak terbuang, mengikuti arus agar tak dimusuhi. Hidup bahagia dalam kelompok, tidak dengan saat sendirian. Kelompok menjadi sebuah identitas diri, sebuah tempat kembali pulang, sebuah tempat singgah berteduh. Sebuah simbiolis mutualisme antar manusia-manusia yang tak aman dalam kesendiriannya, yang takut menjadi dirinya, yang takut dibenci, yang takut ditolak.

Hidup dalam koloni.
Menghadirkan kenyamana, keamanan, dan kehangatan. Zona aman yang nyaman untuk ditinggalkan. 

Orang-orang berkoloni akan bingung dengan jalan hidup seorang loner. Bahkan dianggap abnormal, mengancam, dan tidak nyaman hanya karena berbeda. Loner always say what they mean directly without sugarcoat dan menjadi diri aslinya tanpa takut untuk ditolak. Begitupun bagi seorang loner, akan sulit memahami bagaimana manusia bisa sampai dititik "mengemis" hanya untuk diterima secara sosial, bagaimana seorang manusia bis asangat berani hanya saat ada temannya, bagaimana manusia saling berkelompok hanya sebatas hubungan transaksional untuk kepentingan pemenuhan kebutuhannya masing-masing. 
--------

Kadang orang-orang berkelompok menjijikan.
Seorang pemuka agama yang bersekolah kembali, setinggi apapun pangkat dalam tempat ibadahnya, ternyata tetap sama saja dengan manusia lain yang hidup dalam ketakutan. Tetap membuat kelompok sebagai cara bertahan hidupnya sekalipun dalam proses berkelompoknya menyakitkan orang lain yang dia anggap tidak penting dan tidak menguntungkan untuk hidupnya. Seorang pemuka agama yang katanya pegabdi Tuhan, mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan, pada akhirnya sama saja dengan manusia-manusia yang ketakutan akan ketidak mampuannya bertahan hidup sendiri dan cari aman meski tidak adil bagi orang lain. Culas. Menjijikan.


9/12/20

Di tempat ini 4,5 tahun lalu.
Bergelut dalam kesepian, gejolak, kesedihan, kehilangan.

Tempat yang tenang, sunyi, namun banyak orang.
Tempat yang menghadirkan password wifi ajaib,

Sekarang kembali lagi kesini dalam keadaan diri yang berbeda.


-BlancoCoffeeShop.Jogja-

8/12/20

Hari ini saya belajar tentang pentingnya kata-kata: 

Say hallo

Say Thank You

Say Goodbye 

Sapaan sederhana yang bisa membuat keadaan seseorang lebih baik. 
Meningkatkan perasaan dihargai, dianggap ada, di apresiasi, diterima. 

Sunday, December 6, 2020

03:00

Aku berlari dalam ketakutan
Menjauhi kekosongan hati
Berputar dalam putaran kelam
Melawan sepi tak berujung. 
———————

Seorang anak kecil menangis
Sendiri dalam sepi
Terbuang terlupakan
Meronta ingin di sayang. 

Pergi membawa luka
Hidup dalam kesedihan
Meratapi dirinya hadir
Hadir untuk akhirnya hilang. 

Cinta yang tak selesai

Sebuah jalan tak berujung
Gelap dalam kesunyian
Badan melangkah kosong
Berpijak pada kehampaan.

Rasa yang tak terungkap
Melebur dalam pahit
Menjelma ketakutan tak henti
Terkubur dalam tak tersentuh.