Sunday, April 10, 2011

Anak Jalanan di Ciroyom

17 agustus 2009 saya diajak teman datang ke ciroyom, 17an bersama anak jalanan. Tanpa pikir panjang saya pun meng Ayo kan karena memang suka dengan kegiatan-kegiatan seperti itu, inilah suasana disana:

lokasinya di pasar ciroyom, Bandung



Pas dateng, ada beberapa anak2 minta sabun dengan akrabnya, pdhl saya baru pertama kali kesini, lalu saya bilang minta ke kakak yg itu (ngasal gtw namanya) dan mengikuti mereka, oh ternyata ada kebiasaan mandi bareng dulu dan si kaka itu yang memandikannya. Saya meneruskan jalan kaki ke arah pemukimannya, dan bertemu 2 anak yang gelendotan di tangan manja dgn akrab dengan pakaian dan tangan kotor, saya senyum saja, mungkin mereka senang ada org asing yang mengunjunginya.



setelah sampai pemukiman, saya berkenalan dengan para relawan dan ikut membantu persiapan, seprti membukus hadiah lomba, menyiapkan segala sesuatunya untuk acara. setelah upacara, para relawan dan saya masuk ke pemukiman kembali menyiapkan makanan roti dan susu untuk mereka, hanya beberapa anak jalanan perempuan yang masuk dan membantu karena memang sempit, dan anak-anak laki-laki menungu diluar sambil mengintip persiapan kami.


dan lomba pun dimulai :) ada balap makan kerupuk, ambil koin di pinang, hahaha tapi kita bikinnya koin ditancep2in di pepaya muda dan dilicinkan oleh mentega.


Sedikit mengamati, hampir semuanya kalau saya bilang walaupun tidak 100persen anak jalanan disini ngelem aibon seharga seribu guna menghasilkan fantasi sehingga mengusir rasa sedih dan lapar mereka hingga akhirnya ketergantungan. walaupun besar dijalanan, menurut saya anak2 ini masih memiliki rasa hormat dan kesopanan, seperti dia memang teriak2 dan kasar berbicara dengan temannya, tetapi saat dia berbicara pada saya atu para relawan mereka sopan.

Sedikit berbincang, "hai, kamu tinggal sama siapa?"//"sama nenek"//'"orang tua kamu kemana?"//"ibu saya ninggalin saya, ayah dibunuh preman pasar, saya liat pasa ayah dibunuh"// saya cuma bisa diem dan senyu,. dengan kepolosan dan muka tenang si anak jalanan bercerita, kalau orang nangis, sedih, sih masih normal, ini mukanya tenang, saya takut ia sudah mati rasa saking banyak menahan rasa dan saya sangat bersyukur masih memiliki orang tua yang sangat menyayangi dan bertanggung jawab.

Sedikit berfikir, Anak merupakan buah cinta dari sepasang manusia dalam ikatan emosional hingga pernikahan yang dibesarkan penuh kasih sayang, pendidikan (moral, agama, pengetahuan) dan kecukupan materi minimal makan dan pakaian. Anak lahir seperti kertas putih, manusia-manusia disekitarnya, keadaan dan lingkunganlah yang membentuknya. Banyak anak-anak yang kurang beruntung, tidak memiliki orang tua yang bertanggung jawab, hasil dari perbuatan dua manusia tanpa pikir panjang, dan memang keadaannya (maktub). Jangan terlalu banyak menuntut orang atau menyadarkan orang akan tanggung jawabnya mengurusi anak jalanan, kenapa tidak memulai dari diri kita sendiri untuk merubah keadaan dan saling membantu?


No comments:

Post a Comment