Monday, July 4, 2016

Ramadhan #28: Membangun Peradaban

Pernah kenal satu orang dengan mimpi segudang. Saat lulus dia bekerja demi membantu orang tuanya. Keluarga sederhana. Lalu bapaknya bilang "kalau kamu masih ingin menjadi (cita2nya) kejar mimpi kamu, urusan biaya adik-adik biar bapak yang urus". Mengharukan. Banyak di dunia nyata menemui orang tua yang menginginkan anaknya cepat-cepat bekerja agar bebanya cepat-cepat berkurang dan bisa memberi ini itu thdpnya dikala orangtuanya masih produktif. Sedih. Padahal hidup orang tak selalu linear, tak selalu memiliki pola yang sama, tak selalu punya tujuan dan goal hidup yang sama. Banyak sekali orang-orang dengan visi jauh kedepan, dengan mimpi yang jauh lebih holistik, yg memikirkan banyak orang diluar keluarganya.

Kalau ada pola dlm keluarga yang turun temurun sama. Sekolah-kerja-nikah orientasinya hanya sebatas untuk diri sendiri dan innercircle tanpa mimpi holistik bayg luas dan terintegrasi. Maka harus menjadi pemberontak untuk merubah semua sistem dan pola. Ada satu generasi yang akan sangat berkorban dan sangat bekerja keras demi membentuk pola baru yang akan merubah masa depan generasi-generasi dibawahnya. 

Hal terkecil yang harus diubah adalah diri sendiri. Dengan menjadi lebih baik, lebih lapang, lebih luas jiwanya, lebih kaya pengalaman dan wawasanya, lebih dan lebih terus haus akan hal baru dan berkembang dengan hati yang sensitif untuk merasakan sekitar dengan jiwa sosial yang tinggi atau purpose lainnya. Setelah itu, cari pasangan dengan vision dan purpose yang sama. Barulah mulai membangun peradaban lewat berumahtangga dan anak-anak yang nanti akan Tuhan titipkan. Ini alasan mengapa mengembangkan diri dan mencari pasangan bukan hal sederhana dan sedijalani. Butuh persiapan matang, waktu yang tak dikit, kesabaran yang tak terbaras. Karena tujuannya bukan hanya untuk diri sendiri dan untuk orang2 saat ini. Tapi untu masa depan yang lebih holistik, untuk calon anak cucu, dan generasi - generasi selanjutnya.

Ramadhan #28

No comments:

Post a Comment