Monday, September 18, 2023

Laki-Laki

Saat masih sekolah atau kuliah, biasa aja makan di pinggir jalan, warung, karena uang jajan kita juga terbatas. Apalagi kalau cuma dikasih untuk kos, tugas, kuliah, tanpa uang hiburan dan sosialisasi. 10 tahun yang lalu, saat kita masih baru lulus, mungkin hal biasa makan di mall, pergi ke tempat-tempat yang lebih proper ddari warung tenda. 

Saat kehidupan berubah, hal-hal itu menjadi sebuah pilihan. Kalau dulu makan dipinggir jalan dan warteg karena uangnya cukup segitu, tidak ada pilihan lain. Sekarang meakan disana karena pilihan, entah karena lagi pengen makan nasi uduk, sop kambing, dan makanan-makanan enak di tempat tertentu yang lokasinya tenda pinggir jalan. Bukan karena arogan, mau yang mahal-mahal, lebih ke arah mulai bisa menghargai diri sendiri dan memperlakukan diri dengan baik. Dimulai mencari tempat makan yang lebih proper, lebih bersih, makananya lebih sehat, ambience nya lebih menyenangkan, dsb. 

Begitupun saat berkencan, kencan umur belasan, 20an, dan 30an mungkin berbeda. 
Saat ada laki-laki di usia 30an janjian ketemu, tapi kita yang nyemperin ke deket kantornya, diajak ketemu di mall kumuh jelek, di tempat makan yang gitu aja, abis itu pulang sendiri, dll. Dikala orang itu terbiasa hedon, pergi ke mall2 bagus, dan baik care ke orang lain, ya tandanya semurah itu dia menghargai kita. Dan ini bukan tentang matre atau tidak, bisa diajak susah atau tidak, high maintanance atau low, tapi bagaimana kita mampu menghargai diri sendiri. Apalagi jika janjiannya sudah dari lama menentukan tanggalnya dan seperti itu. Bukan karena ia ngetes kita, emang ga menghargai aja.

Untuk usia 30an, rasanya normal makan di tempat proper, fine dining, dress up (bukan untuk mengaet laki2, tapi untuk diri sendiri, bentuk kita happy dan menghargai diri), diperlakukan baik, itu hal normal. Jangankan dengan lawan jenis, dengan teman sesama jenis pun saat hang out yang bayar masing-masing, ya perginya ke tempat-tempat proper. Dan saat makan di pinggir jalan, camping di tenda, backpakeran, ya kita pun bisa-bisa aja. Lebih ke arah sebagai sebuah pilihan yang memang diri happy. Ya seperti ke pantai, pengen experience hal baru tidur di tenda karena pengen dan happy bukan karena ga ada biaya sewa hotel nyaman; atau pengen makan sop kambing enak yang cuma ada di warung tenda pinggir jalan; jalan kaki jauh saat traveling karena memang ga ada transport lain atau diri pengen karena happy banyak jalan. 

Mungkin ada yang lupa, kalau dirinya sudah umur 30an dengan level kemampanan dan kedewasaan berbeda dengan umur 20an. Kalau ada laki-laki ngajak ke tempat kurang proper ya tolak ajalah. Dari urusan ketemu dan makan aja udah sepelit itu,  apalagi untuk urusan lain? Beda kalau ketemuan dengan teman-teman lama (teman sekolah/ kuliah) ya kadang bertemu di tempat yang ada kenangannya, makan di warung X karena jaman sekolah sering kesana. 

Seiirng jalan, seiring mulai menghargai diri, tau kualitas diri, tau keberhargaan diri, kita juga akan tau mana hal-hal yang dapat kita terima dan tidak. Begitupun sata dating/ berkencan, kita tau laki-laki seperti apa dan bagaimana yang bisa kita terima. Dari mulai pola komunikasi, konsistensi, memperlakukan diri, dan banyak hal lainnya. Dan materi juga hal penting, ada laki-laki yang ngajak ke tempat murah karena saat itu uangnya cuma segitu dan dia sudah super effort banget pake acara puasa 2 hari dulu ga makan. Ya ini keliatan kan cara dia menghargai dan akan memperjuangkan perempuannya seperti apa. Kalau diajak ke tempat murah karena dia pelit, anggap perempuannya murahan yang cukup dikasih remeh temeh, karena males, ya tinggalin aja deh secinta apapun. 

No comments:

Post a Comment